Alasan Lo Kheng Hong Tambah Kepemilikan Saham ABMM

Investor yang juga dijuluki Warren Buffett Indonesia yakni Lo Kheng Hong menyebutkan alasan menambah kepemilikan saham PT ABM Investama Tbk (ABMM).

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Agu 2024, 13:52 WIB
Investor yang juga dijuluki Warren Buffett Indonesia yakni Lo Kheng Hong kini genggam 5,15 persen saham PT ABM Investama Tbk (ABMM). (Foto: Sinarmas Sekuritas)

Liputan6.com, Jakarta - Investor yang juga dijuluki Warren Buffett Indonesia yakni Lo Kheng Hong kini genggam 5,15 persen saham PT ABM Investama Tbk (ABMM) usai menambah kepemilikan saham ABMM pada awal Agustus 2024.

Lo Kheng Hong menuturkan, dirinya menambah kepemilikan saham ABMM karena kinerja keuangannya. Ia menilai, laba ABM Investamajauh lebih besar ketimbang PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN) yang mencatat kapitalisasi pasar Rp 1.080 triliun.

“Saya tambah beli saham ABMM kraena laba ABMM lebih besar dari laba BREN yang kapitalisasi pasarnya Rp 1.080 triliun. Laba ABMM kuartal I 2024 sebesar Rp 802 miliar. Laba BREN kuartal I 2024 sebesar Rp 457 miliar. Kapitalisasi pasar ABMM hanya Rp 10,2 triliun,” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Jumat (8/8/2024).

Sebelumnya, melansir pengumuman pemegang saham di atas 5 persen oleh KSEI, Selasa, 6 Agustus 2024, Lo Kheng Hong memiliki 141.171.100 saham ABBM atau setara 5,13 persen pada 1 Agustus 2024. Kepemilikan saham ABMM tersebut bertambah pada 2 Agustus 2024, Lo Kheng Hong mengenggam 141.675.500 saham ABBM atau setara 5,15 persen. Dengan demikian, ada tambahan saham ABMM sekitar 504.500. Namun, tidak disebutkan harga pembelian saham ABMM itu.

Mengutip data RTI per 31 Juli 2024, pemegang saham ABBM antara lain PT Tiara Marga Trakindo sebesar 53,55 persen, Valle Verde Pte Ltd sebesar 25,51 persen, Lo Kheng Hong sebesar 5,12 persen. Selanjutnya Rachmat Mulyana Hamami memiliki saham ABBM sebesar 0,22 persen, Achmad Ananda Djajanegara sebesar 0,04 persen, Mivida Hamami sebesar 0,004 persen. Kemudian masyarakat-non warkat-scripless sebesar 15,52 persen.

Pada perdagangan Selasa, 6 Agustus 2024, pukul 15.09 WIB, harga saham ABMM naik 1,37 persen ke posisi Rp 3.700 per saham. Harga saham ABMM dibuka stagnan di posisi Rp 3.650 per saham.

Harga saham ABMM berada di level tertinggi Rp 3.730 dan level terendah Rp 3.600 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.210 kali dengan volume perdagangan 34.507 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12,6 miliar. Secara year to date (ytd), harga saham ABMM menguat 8,82 persen.

 


Kinerja 2023

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Sebelumnya, PT ABM Investama Tbk (ABMM) melaporkan kinerja keuangan sepanjang 2023. Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan tetapi laba turun pada 2023.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (1/4/2024), PT ABM Investama Tbk mencatat pendapatan USD 1,49 miliar pada 2023. Pendapatan Perseroan naik 3,28 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,44 miliar.

Beban pokok pendapatan bertambah 19,19 persen menjadi USD 1,1 miliar pada 2023. Pada 2022, beban pokok pendapatan tercatat USD 923,62 juta. Perseroan pun mencatat laba bruto turun 24,88 persen dari USD 521,90 juta pada 2022 menjadi USD 392,04 juta pada 2023.

Beban penjualan, umum dan administrasi naik menjadi USD 110,37 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 105,06 juta. Pendapatan lainnya naik menjadi USD 47,75 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 15,28 juta. Perseroan membukukan laba usaha USD 305,62 juta pada 2023. Laba usaha tersebut turun 22,76 persen dari 2022 sebesar USD 395,73 juta.

PT ABM Investama Tbk meraup laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 7,07 persen menjadi USD 289 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 269,90 juta. Akan tetapi, total laba Perseroan turun 7,68 persen menjadi USD 315,62 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 341,90 juta. Dengan demikian, laba per saham dasar naik menjadi USD 0,10497 pada 2023 dari 2022 sebesar USD 0,09804.

Ekuitas Perseroan naik 22,89 persen menjadi USD 758,92 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 617,52 juta. Liabilitas naik 2,39 persen menjadi USD 1,39 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar USD 1,36 miliar. Aset Perseroan naik 8,9 persen menjadi USD 1,15 miliar pada 2023. Perseroan kantongi kas dan setara kas turun menjadi USD 188,57 juta pada 2023.

 


Raih Pendanaan dari Bank Mandiri

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Sebelumnya diberitakan, PT ABM Investama Tbk (ABMM) beserta anak usahanya PT Cipta Kridatama (CK) kembali menandatangani fasilitas Perjanjian Kredit (PK) bersama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) senilai Rp 1,6 triliun.

Melalui fasilitas kredit dengan tenor lima tahun ini, ABM Group akan menggunakannya untuk membiayai belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2024.

Selain penandatanganan PK, emiten yang fokus bergerak di sektor energi ini juga turut menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) penyusunan Environmental, Social, and Governance (ESG) Framework dan potensi pemberian pembiayaan hijau (green financing) berbasis Sustainability Linked Loan (SLL).

Bank Mandiri melihat upaya ABM Group dalam mengurangi emisi dari kegiatan operasional yang selaras dengan program pemerintah untuk pembangunan ekonomi rendah karbon. Bentuk dukungan yang diberikan Bank Mandiri menjadi perancangan skema pembiayaan, advisory dan investasi melalui pembiayaan berbasis ESG dan SLL.

Penandatanganan PK dan MoU dilakukan oleh Direktur Utama ABM Investama, Achmad Ananda Djajanegara bersama Senior Vice President Bank Mandiri, Helmy Afrisa Nugroho. Kegiatan tersebut berlangsung di Jakarta, Jumat (22/12/2023).

 


Perhatikan Aspek ESG

PT ABM Investama Tbk (IDX: ABMM) kembali dianugerahi predikat Leadership AAA dalam ESG Disclosure Transparency Awards 2023

Usai penandatanganan, Andi menyampaikan ABM Group bersama Bank Mandiri memiliki tujuan yang selaras, yakni membangun bisnis berkelanjutan dengan memperhatikan aspek-aspek ESG.

“ABM Group bersama Bank Mandiri memiliki tujuan yang selaras, yakni membangun bisnis berkelanjutan dengan memperhatikan aspek-aspek ESG. ABM sangat berkomitmen untuk mengimplementasikan ESG, termasuk mendapatkan pembiayaan hijau,” ujar Direktur PT ABM Investama Tbk, Andi Djajanegara dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (24/12/2023).

Sebagai Wholesale Banking terbesar di Indonesia dan Market Leader ESG di Indonesia, Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk berperan aktif dalam mendukung tercapainya target keberlanjutan nasional dengan visi Becoming Indonesia's Sustainability Champion for a Better Future.

Komitmen ini diwujudkan melalui penyaluran Sustainable Portfolio yang telah mencapai sekitar 25 persen dari total kredit bank wide per September 2023.

Dengan porsi Green Portfolio sebesar Rp 122 triliun, menjadikan bank pelat merah ini sebagai market leader pembiayaan proyek berbasis lingkungan di Indonesia sebesar >30 persen.

“Kami yakin peran institusi finansial sangat penting untuk mendorong dan mengakselerasi transisi nasabah menuju praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan. Maka, kami sangat mendukung ABM Group ke depannya, terutama dalam hal perancangan skema pembiayaan, advisory, dan investasi melalui pembiayaan berbasis ESG dan SLL,” ujar Senior Vice President Corporate Banking Bank Mandiri, Helmy Afrisa.

Sebagai informasi tambahan, Sustainability Linked Loan (SLL) adalah instrumen pembiayaan dari perbankan keuangan yang memberikan insentif kepada debitur untuk mencapai tujuan kinerja berkelanjutan yang telah ditetapkan.

Untuk itu, Bank Mandiri dan ABM Investama akan bekerja sama dan berkomitmen penuh agar SLL maupun pembiayaan hijau sejenis lainnya dapat segera terlaksana di antara kedua belah pihak.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya