Liputan6.com, Jakarta Perkembangan teknologi yang canggih juga merambah ke peralatan kedokteran termasuk alat yang digunakan untuk pembedahan lutut. Namun untuk bisa melakukan operasi dengan teknologi terbaru seperti robotik maka dokter harus memiliki kompetensi atau pelatihan terlebih dahlu.
"Alat boleh terbaru, teknologi (boleh) baru, yang paling penting dokternya pelatihan dulu,” kata dokter spesialis ortopedi dan traumatologi konsultan, Profesor Dr dr Nicolaas C Budhiparama SpOT(K) FICS.
Advertisement
Jika tidak ada pelatihan, kata Prof Nico, maka teknologi secanggih apapun tidak akan bisa digunakan dengan baik.
Teknologi robotik terbaru yang digunakan Prof Nico dalam operasi lutut bernama Velys Robotic. Alat tersebut lebih kecil tapi memiliki fitur-fitur yang lebih canggih.
Bagi operator dalam hal ini dokter, teknologi robotik membantu melihat virtual planning (perencanaan secara virtual) mulai dari memposisikan letak implannya serta menyeimbangkan ligamen. Hal ini dilakukan sebelum memulai pemotongan tulang pada saat operasi.
Aspek positif lain penggunaan teknologi robotik bagi pasien bisa mengurangi derajat kesakitan.
“Kita selalu ambil teknologi tercanggih dan terbaru, sekarang alat lebih kecil, fitur lebih bagus dan lebih simpel tapi fitur lebih baik, untuk pasien lebih nyaman, ada sakit tapi jauh lebih berkurang," kata Prof Nico dalam talk show tentang Lutut Sehat Tanpa Batas Usia bersama RS Medistra di Jakarta, Kamis, 8 Agustus 2024.
Keuntungan lain operasi lutut menggunakan teknologi robotik adalah mampu memotong tulang dengan presisi.
"Pemotongan tulang dengan presisi yang sangat baik dibantu AI untuk bisa melakukan itu," kata dokter spesialis ortopedi dan traumatologi konsultan Kiki Novito di kesempatan yang sama.
Permintaan Pemberian Pelatihan
Saat ini dokter-dokter Indonesia yang sudah berpengalaman dalam teknologi robotik diminta untuk memberikan pelatihan ke dokter bedah muda dari negara tetangga.
"Saat ini, kami juga mendapatkan beberapa permintaan fellowship dari beberapa dokter bedah muda dari beberapa negara tetangga. Kami berharap ini akan menjadi tonggak penting dalam kemajuan layanan medis berbasis robotik di Indonesia,” kata Prof Nico.
Advertisement
Kombinasi Alat Canggih dan Kemampuan Dokter Mengoperasi
Prof Nico mengingatkan bahwa yang terpenting dalam sebuah operasi adalah the man behind the gun alias dokter yang mengoperasikan alat. Jadi, jam terbang operator sangat dibutuhkan dalam penggunaan robot ini.
Hal senada juga diutarakan Kiki bahwa saat ketika seorang dokter berhadapan dengan alat dan teknologi itu harus dengan wisdom.
"The man behind the gun ini membawa ke wisdom yang benar. Teknologi ini kan berdasarkan data sementara saat melakukan operasi itu ada art, perlu sentuhan dari pengalaman seorang dokter sebelumnya untuk menentukan tindakan dan menghasilkan operasi yang baik," terang Kiki