Asyik, Program Kartu Prakerja Bakal Lanjut di Era Prabowo-Gibran

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memastikan program Kartu Prakerja akan lanjut di era Prabowo-Gibran

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Agu 2024, 19:15 WIB
Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terpilih pada Pemilu 2024 dengan perolehan suara sebanyak 96.214.691 suara atau 58,59 persen dari total suara sah nasional dan memenuhi sedikitnya 20 persen suara di setiap provinsi yang tersebar di 38 provinsi di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memastikan bahwa Program Kartu Prakerja akan terus berlanjut di bawah pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

"Iya," ujar Airlangga singkat saat ditemui di Istana Kepresidenan dikutip dari Antara, Jumat (9/8/2024).

Menko Airlangga mengungkapkan bahwa kehadirannya di istana untuk melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang pencapaian Program Kartu Prakerja.

Menurutnya, Presiden Jokowi telah meminta agar program ini tetap dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

"Saya laporkan mengenai Prakerja, capaian-capaiannya baik, dan Presiden juga minta agar program ini masuk dalam APBN 2025," jelas Airlangga.

Kuota Kartu Prakerja 2024

Sebelumnya, pemerintah telah memutuskan untuk melanjutkan Program Kartu Prakerja pada tahun 2024 dengan kuota 1,1 juta peserta, yang dimulai dengan pembukaan gelombang penerimaan ke-63 sejak 23 Februari lalu.

Dalam skema normal saat ini, setiap peserta Prakerja akan menerima manfaat sebesar Rp4,2 juta per orang, yang terdiri dari Rp3,5 juta untuk pelatihan, Rp600 ribu insentif, dan Rp100 ribu setelah mengisi survei.

 


Kolaborasi Banyak Lembaga Pelatihan

Ilustrasi Kartu Prakerja.

Pada tahun 2024, Program Prakerja akan berkolaborasi dengan lebih banyak lembaga pelatihan untuk menyediakan pelatihan berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Program ini juga memperluas jangkauannya ke masyarakat di daerah terpencil dan tertinggal, serta mendorong partisipasi lembaga pelatihan dari berbagai daerah.

Selain itu, Program Prakerja akan menambahkan mode pelatihan asynchronous berupa pembelajaran mandiri. Metode ini memungkinkan peserta mengakses pelatihan sesuai alur yang telah ditentukan, tanpa dapat dilewati atau dipercepat.

Meskipun memberikan fleksibilitas lebih, mode ini menuntut komitmen personal yang lebih tinggi dari para peserta.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya