Liputan6.com, Jakarta - Indoriset Political merilis hasil survei terbaru terkait Pilkada Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah periode 20 Juli hingga 3 Agustus 2024. Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan proporsi yang representatif, melibatkan 1.000 responden dari warga Kabupaten Lamandau yang memiliki hak pilih, yakni berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Survei ini memiliki margin of error sebesar 5,5 persen.
Survei Kepemimpinan Terkenal dalam survei pertama yang menilai nama-nama pemimpin yang paling dikenal di Kabupaten Lamandau.
Berdasarkan hasil survei, Lilis Suriani memimpin dengan perolehan suara sebesar 35,2 persen, diikuti oleh Hendra Lesmana dengan 23,8 persen. Rizky Aditya Putra berada di posisi ketiga dengan 12,3 persen, sementara Riko Poerwanto dan M. Irwansyah masing-masing memperoleh 4,7 persen dan 2,5 persen.
Baca Juga
Advertisement
Survei kedua menyoroti tingkat kepopuleran dan elektabilitas dari tiga kandidat utama dalam Pilkada Kabupaten Lamandau. Berdasarkan hasil survei, Lilis Suriani memperoleh dukungan tertinggi dengan 40,4 persen suara, diikuti oleh Rizky Aditya Putra dengan 25,6 persen. Sementara itu, Hendra Lesmana berada di posisi ketiga dengan 14,2 persen suara.
Dari hasil survei ini, terlihat jelas bahwa Lilis Suriani memiliki peluang yang sangat besar untuk memenangkan Pilkada Kabupaten Lamandau 2024. Tingkat pengenalan dan elektabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Lamandau memberikan kepercayaan besar pada kepemimpinan Lilis Suriani.
Direktur Eksekutif Indoriset Political, Tendi, menyatakan persaingan ini memang akan berfokus pada tiga kandidat kuat, yaitu Lilis Suriani, Rizky Aditya Putra, dan Hendra Lesmana. Namun, untuk saat ini, Lilis Suriani berada jauh di depan, dengan dukungan publik yang sangat kuat. Jika tren ini berlanjut, Lilis Suriani diprediksi akan menjadi kandidat yang paling berpeluang memenangkan Pilkada Lamandau 2024.
Sejauh ini kabarnya, beberapa partai politik besar di Kabupaten Lamandau menunjukkan sinyal kuat untuk memberikan dukungan penuh kepada Lilis Suriani. Dukungan ini tidak hanya memberikan akses terhadap mesin politik yang lebih terstruktur dan efektif, tetapi juga memungkinkan Lilis untuk menggalang dukungan dari berbagai elemen masyarakat yang sebelumnya mungkin terpecah.
Kehadiran partai besar di belakang Lilis juga akan memperkuat posisinya dalam negosiasi politik, terutama dalam menghadapi kandidat lain yang juga memiliki dukungan partai. Ini memberikan Lilis keuntungan signifikan dalam mengatur strategi kampanye dan mobilisasi massa.