Survei: Kamala Harris Unggul dari Donald Trump di Michigan, Pennsylvania dan Wisconsin

Keunggulan Kamala Harris di Michigan, Pennsylvania dan Wisconsin dinilai mampu mengikis keunggulan Donald Trump dalam setahun terakhir di tiga wilayah tersebut.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 11 Agu 2024, 15:04 WIB
Wakil Presiden AS terpilih Kamala Harris saat dilantik oleh Hakim Agung Sonia Sotomayor di US Capitol di Washington, Rabu (20/1/2021). Kamala Harris datang menghadiri pelantikan didampingi sang suami Doug Emhoff. (AP Photo/Andrew Harnik)

Liputan6.com, Washington D.C - Kamala Harris kini mengungguli Donald Trump di tiga negara bagian yang terbilang penting. Hal ini berdasarkan jajak pendapat yang baru diterbitkan pada Sabtu (10/8/2024).

Keunggulan ini dinilai mampu mengikis keunggulan Donald Trump dalam setahun terakhir di tiga wilayah tersebut.

Jajak pendapat calon pemilih oleh The New York Times dan Siena College menunjukkan kandidat presiden Demokrat Harris mengungguli pesaingnya dari Partai Republik Trump dengan margin yang sama 50 persen berbanding 46 persen di Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin.

Di bawah sistem pemungutan suara electoral college AS, ketiga negara bagian Midwest yang padat penduduk itu dianggap sebagai kunci kemenangan bagi kedua partai, dikutip dari Japan Today, Minggu (11/8/2024).

Keunggulan Harris yang tampak berada dalam margin kesalahan rata-rata jajak pendapat sebesar 4,5 poin.

Meskipun demikian, jajak pendapat menunjukkan pergeseran dibandingkan dengan survei sebelumnya di negara-negara bagian tersebut yang selama hampir setahun menunjukkan Donald Trump imbang atau sedikit mengungguli Presiden Demokrat Joe Biden.

Biden mundur dari pemilihan bulan lalu dan mendukung Harris sebagai gantinya, dikutip dari Japan Today, Minggu (11/8).

Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan bahwa para pemilih masih lebih menyukai Trump dalam isu-isu utama ekonomi dan imigrasi, meskipun Harris memiliki keunggulan 24 poin ketika para pemilih ditanya siapa yang mereka percayai dalam masalah aborsi.

 


Respons Tim Kampanye Donald Trump

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat tiba dalam acara National Prayer Breakfast di Washington, 7 Februari 2019. Presiden AS ke-45 yang kontroversial ini menjabat pada 2017 hingga 2020, sebelum akhirnya kini digantikan oleh Joe Biden. (Photo by Brendan Smialowski/AFP)

Tim kampanye Trump menolak jajak pendapat baru tersebut, mempertanyakan metodologinya dan menyatakan bahwa jajak pendapat tersebut dirilis "dengan maksud dan tujuan yang jelas untuk menekan dukungan bagi Presiden Trump."

Terlebih, menurut tim Trump akan ada banyak hal dapat berubah dalam hampir tiga bulan menjelang pemilihan umum 5 November.

Bagaimanapun, Partai Demokrat menyambut antusiasme pendukung yang menyambut pencalonan Harris.

Banyak pula yang menyatakan lega setelah Joe Biden (81) mengundurkan dari pencalonan.

Pengumumannya tentang Gubernur Minnesota Tim Walz sebagai calon wakil presidennya juga tampaknya telah memberi semangat bagi Partai Demokrat.

Lonjakan dukungan Harris-Walz membantu menghentikan peningkatan dukungan bagi Trump -- menyusul upaya pembunuhan terhadapnya pada tanggal 13 Juli lalu.

Infografis Kronologi Penembakan Donald Trump Saat Kampanye Pilpres AS. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya