Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara akan mengevakuasi lebih dari 15.000 korban banjir ke ibu kota, kata media pemerintah Korut pada Sabtu (10/8).
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bersikeras upaya pemulihan harus dilakukan secara mandiri, meskipun ada tawaran bantuan dari luar negeri.
Advertisement
Pyongyang minggu lalu mengatakan, hujan lebat membanjiri tempat tinggal, dan merendam sebagian besar lahan pertanian milik warga di wilayah utara dekat China.
Dalam kunjungan ke Uiju, Kim mengatakan bahwa pemerintah berencana untuk mengevakuasi sekitar 15.400 korban banjir dari wilayah utara di fasilitas-fasilitas di ibu kota sampai rumah mereka yang hancur dibangun kembali.
Rencana tersebut akan mencakup bantuan makanan dan medis serta dukungan pendidikan bagi ribuan siswa dan akan menjadi "prioritas utama negara," kata Kim.
Tawaran dukungan internasional telah mengalir sejak berita tentang bencana banjir pertama kali muncul, termasuk dari Korea Selatan, yang menawarkan bantuan kemanusiaan melalui Palang Merah Korea meskipun hubungan kedua negara tegang.
Tawaran dari Negara Asing
Moskow telah mengajukan tawaran serupa, menurut Pyongyang, sementara kantor berita Yonhap di Seoul melaporkan bahwa Tiongkok dan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengisyaratkan kesediaan mereka untuk membantu.
Namun, Kim mengatakan bahwa upaya pemulihan negara itu akan sepenuhnya didasarkan pada kemandirian, menurut KCNA.
Namun, ia menyampaikan "terima kasih kepada berbagai negara asing dan organisasi internasional atas tawaran dukungan kemanusiaan mereka," kata laporan itu.
Di sisi lain, media Korea Selatan melaporkan bahwa jumlah korban tewas dan hilang di Korea Utara bisa mencapai 1.500 orang.
Tetapi Kim menepis laporan tersebut dan menyebutnya sebagai aksi provokasi dan penghinaan terhadap orang-orang yang dilanda banjir.
Advertisement