Peringatan Buya Yahya untuk Pasangan yang Suka Rekam Hubungan Intim

Memotret dan merekam momen intim hubungan suami istri adalah dosa besar, begini penjelasan Buya Yahya.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Agu 2024, 10:30 WIB
Ulama kharismatik sekaligus Pengasuh LPD Al Bahjah, Buya Yahya. (YouTube Al Bahjah TV)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, publik dihebohkan dengan viralnya kasus video syur yang melibatkan anak seorang artis ternama.

Video tersebut dengan cepat menyebar di media sosial, menimbulkan keprihatinan luas dan perdebatan mengenai privasi, etika, serta dampak buruk teknologi yang semakin tak terkontrol.

Kasus ini kembali menyoroti risiko besar dari penyalahgunaan teknologi, terutama bagi kalangan muda yang terpapar dengan tekanan sosial dan ketenaran sejak usia dini.

KH Yahya Zainul Ma'arif (Buya Yahya) sosok ulama yang sering memberikan nasihat yang relevan dengan kehidupan modern, termasuk dalam menjaga kehormatan dan privasi dalam hubungan suami istri.

Ia menekankan pentingnya menjaga batasan-batasan dalam menggunakan teknologi, khususnya ponsel, untuk memastikan bahwa privasi hubungan suami istri tetap terjaga.

Dalam ceramahnya, yang dikutip tayangan Youtube@SahabatBuyaYahyaOfficial, Buya Yahya memperingatkan bahwa tindakan merekam atau memotret momen-momen pribadi dalam hubungan suami istri adalah sesuatu yang sangat berisiko.

Simak Video Pilihan Ini:


Risikonya Besar Banget

Ilustrasi video porno (cnnmoney.com)

Ponsel bukanlah bagian dari tubuh yang aman seperti telinga yang selalu melekat pada kita. Ponsel bisa dengan mudah jatuh, tertinggal, atau hilang, sehingga memungkinkan orang lain untuk mengakses konten pribadi yang seharusnya hanya diketahui oleh pasangan.

Ia juga menekankan bahwa dalam Islam, membicarakan hubungan suami istri kepada orang lain adalah dosa besar. Maka dari itu, apalagi jika hubungan tersebut direkam atau difilmkan, dampaknya jauh lebih berbahaya.

Tindakan ini tidak hanya melanggar privasi tetapi juga membuka pintu bagi potensi penyalahgunaan konten oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Buya Yahya menegaskan bahwa setiap pasangan perlu memiliki kesadaran penuh akan risiko teknologi. Gambar-gambar atau video yang bersifat pribadi seharusnya tidak disimpan dalam bentuk digital yang mudah diakses oleh orang lain.

Ia menyarankan agar kenangan tersebut cukup disimpan dalam ingatan dan hati masing-masing, karena ini adalah cara yang lebih aman dan lebih sesuai dengan ajaran agama.

Lebih lanjut, Buya Yahya menjelaskan bahwa menjaga privasi bukan hanya tentang menjaga diri dari bahaya fisik, tetapi juga dari bahaya spiritual.

Ketika seseorang dengan sengaja membiarkan konten pribadinya tersebar, ia telah membuka ruang bagi dosa yang lebih besar. Hal ini tidak hanya berdampak pada hubungan suami istri tetapi juga pada keluarga dan anak-anak mereka.

Buya Yahya juga menegur para pasangan yang mungkin meremehkan hal ini dengan berpikir bahwa hal tersebut hanya akan disimpan untuk diri sendiri.


Pentingnya Pendidikan dalam Keluarga

Ilustrasi video porno

Dalam pandangannya, meskipun niatnya baik, tetap saja ada risiko besar yang tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, beliau mengingatkan bahwa mengabadikan momen tersebut dalam bentuk digital bukanlah tindakan yang bijak.

Dalam Islam, setiap tindakan yang melibatkan orang lain, apalagi yang sifatnya sangat pribadi, harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian.

Buya Yahya menekankan bahwa tindakan merekam atau menyimpan gambar-gambar tersebut adalah sebuah tindakan yang lebih dari sekadar berbagi cerita. Ini adalah tindakan yang bisa membawa malapetaka jika sampai jatuh ke tangan yang salah.

Buya Yahya juga menyoroti pentingnya pendidikan (tarbiyah) dalam keluarga, khususnya tentang penggunaan teknologi dan media sosial.

Orang tua harus memberikan contoh yang baik kepada anak-anak mereka dengan tidak mengabadikan momen-momen pribadi yang seharusnya tetap menjadi rahasia keluarga.

Pendidikan ini penting untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan teknologi di kemudian hari.

Ia mengingatkan bahwa meskipun seseorang merasa memiliki kendali penuh atas ponselnya, tetap saja ada kemungkinan hal-hal tak terduga terjadi.

Oleh karena itu, Buya Yahya mengajak setiap pasangan untuk berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk merekam atau memotret momen-momen intim dalam hubungan mereka.

Menurutnya, daripada menyimpan gambar atau video, lebih baik jika kenangan tersebut disimpan dalam hati dan pikiran.

Hal ini tidak hanya lebih aman tetapi juga lebih mendekatkan pasangan secara emosional tanpa perlu melibatkan teknologi.

Buya Yahya mengajak setiap pasangan untuk lebih mengutamakan kedekatan hati daripada teknologi dalam menjaga kehangatan hubungan.

Dalam ceramahnya, Buya Yahya menegaskan bahwa Islam sangat melarang tindakan yang dapat menimbulkan fitnah atau membuka pintu bagi dosa.

Tindakan merekam atau menyimpan gambar-gambar pribadi tidak hanya melanggar privasi tetapi juga bertentangan dengan ajaran agama yang mengajarkan kehati-hatian dan menjaga kehormatan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya