Liputan6.com, Jakarta - Kategori hotel bintang lima nyatanya tak menjamin bisa mendapatkan pengalaman yang sempurna. Sekitar 24 orang dari rombongan turis Inggris yang menghadiri pesta pernikahan keluarga mengatakan mereka mengalami muntah, diare, dan demam setelah menginap di sebuah resor bintang lima di Kouklia, Siprus
Dua di antaranya adalah Charlotte Warner dan pasangannya Paul Richard (40) yang menginap di TUI Blue Sensatori Atlantica Aphrodite Hills Hotel pada 11 Oktober 2023. Charlotte baik-baik saja sampai hari terakhir dari dua minggu masa tinggalnya, tiba-tiba terserang muntah, diare, sakit perut, demam, dan sakit kepala.
Advertisement
Dia pingsan saat melewati bandara. Ketika kembali ke Inggris, dokternya mendiagnosis dia menderita gastroenteritis. Charlotte mengaku, "Saya belum pernah sakit seperti ini, tapi kami tahu kami harus sampai ke bandara. Kami tidak tahu apa yang akan kami lakukan jika tidak melakukan hal tersebut, khususnya dengan putra kami yang masih kecil yang harus dirawat."
Mengutip laman NY Post, Minggu, 11 Agustus 2024, Charlotte mengatakan ia sakit selama beberapa hari kemudian. Ia mengikuti perintah dokter untuk menjaga diri tetap terhidrasi selama proses penyembuhan. "Saya benar-benar tidak bisa melakukan apa pun untuk diri saya sendiri, saya benar-benar berbaring."
Charlotte mengenang momen saat pesta pernikahan digelar. Ia melihat makanan dibiarkan terbuka di prasmanan dan hidangan yang sama disajikan lebih dari satu kali. Dia juga mengklaim makanan baru ditambahkan ke piring lama dan beberapa item di prasmanan tampak kurang matang atau berjamur.
Mengidap Gastroenteritis Bakterial
Charlotte dari Brighton, Sussex Timur, mengklaim sejumlah lalat dan burung di area restoran dan kucing liar dibiarkan berkeliaran di meja. Ibu satu anak ini berkata, "Seluruh keluarga telah menantikan untuk pergi ke pesta pernikahan dan syukurlah hari besar itu berlalu tanpa hambatan."
"Kami semua menyatakan keprihatinannya terhadap standar makanan dan kebersihan di hotel, terutama hotel bintang lima. Kami pernah mendengar ada orang lain yang sakit, tapi kami semua tampak baik-baik saja sampai hari kami dijadwalkan pulang.”
Kejadian serupa juga dialami undangan lain, yakni seorang wanita berusia 31 tahun dan seorang pria berusia 32 tahun, yang tidak ingin disebutkan namanya. Namun, kondisi kesehatan wanita itu lebih parah hingga ketinggalan pesawat dan dibawa ke rumah sakit dengan ambulans.
Dokter mendiagnosisnya menderita gastroenteritis bakterial. Perempuan berprofesi sebagai manajer pemasaran harus menghabiskan dua malam lagi di hotel lain sebelum diizinkan terbang pulang ke Bournemouth, Dorset.
Advertisement
Biaya Berobat Sampai Rp36 Juta
Perempuan itu berkata, "Kami sangat menantikan perjalanan ini, untuk pernikahan keluarga dan sebagai kesempatan untuk istirahat dua minggu di bawah sinar matahari bersama keluarga dan teman di hotel bintang lima."
"Kelihatannya kombinasi yang sempurna, tetapi beberapa hari terakhir ini berarti ini adalah hari libur yang akan saya ingat karena alasan yang salah," sambungnya.
Ia mengaku butuh waktu berminggu-minggu untuk bisa pulih sepenuhnya. Untuk itu, ia mengeluarkan sekitar 1.800 pound sterling (sekitar Rp36,6 juta) untuk berobat. Ia berharap dengan pengalamannya, orang lain bisa lebih berhati-hati.
"Saya ngeri memikirkan apa yang akan terjadi jika orang yang lebih tua atau anak-anak mengalami apa yang saya alami. Tidak ada yang bisa menggantikan apa yang terjadi, tapi yang paling tidak pantas saya dapatkan adalah jawaban," ucapnya.
Jatinder Paul, pengacara spesialis cedera serius internasional di Irwin Mitchell telah mendesak siapa pun yang menginap di hotel pada waktu yang sama untuk melapor. Dia berkata, "Klien kami semua menantikan pernikahan keluarga di sebuah hotel mewah yang hancur ketika beberapa dari mereka terserang gastroenteritis pada akhir masa tinggal mereka."
Reaksi Pihak Hotel Bintang 5
Paul menegaskan bahwa dampak dari penyakit-penyakit yang dialami kliennya tidak boleh dianggap remeh, karena dapat berdampak kesehatan yang serius dalam jangka panjang.
"Dapat dimengerti bahwa klien kami memiliki banyak pertanyaan tentang bagaimana mereka bisa jatuh sakit. Kami sekarang sedang menyelidiki kasus mereka untuk mendapatkan jawaban yang layak mereka dapatkan," ucapnya.
"Jika ada masalah yang teridentifikasi selama penyelidikan kami, penting untuk mengambil pelajaran untuk mencegah wisatawan lain mengalami pengalaman serupa di masa depan," sambungnya.
"Kami memahami bahwa beberapa orang lain di hotel tersebut jatuh sakit pada saat yang sama. Sebagai bagian dari penyelidikan kami, kami ingin mendengar pendapat siapa pun yang menginap di hotel ini pada waktu yang sama."
TUI telah dihubungi untuk memberikan komentar. Namun, belum ada tanggapan yang dirilis.
Mengutip kanal Health Liputan6.com, gastroenteritis dikenal pula dengan stomach flu atau flu perut. Di Indonesia, penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan muntaber, akronim dari muntah berak. Melansir Webmd, gastroenteritis membuat perut dan usus teriritasi dan meradang. Penyebabnya biasanya infeksi virus atau bakteri.
Gejala utama yang bisa timbul adalah diare encer dan muntah. Pasien juga bisa mengalami sakit perut, kram, demam, mual, dan sakit kepala.
Advertisement