Korea Selatan Darurat Kebakaran Kendaraan Listrik

Kebakaran kendaraan listrik menjadi sebuah ancaman nyata di depan mata. Terlebih, penggunaan kendaraan roda empat bertenaga baterai ini semakin masif di berbagai negara

oleh Arief Aszhari diperbarui 12 Agu 2024, 14:04 WIB
Mobil listrik Volkswagen ID.3 terbakar pasca pengisian baterai

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran kendaraan listrik menjadi sebuah ancaman nyata di depan mata. Terlebih, penggunaan kendaraan roda empat bertenaga baterai ini semakin masif di berbagai negara, termasuk juga di Korea Selatan.

Bahkan, baru-baru ini sebuah mobil listrik Mercedes EQE terbakar di parkiran basement apartemen Incheon, Korea Selatan.

Japan Times mengatakan, kebakaran tersebut merusak 140 unit kendaraan, dan menyebabkan 23 orang harus dilarikan ke rumah sakit, dan sekitar 700 warga dievakuasi.

Akibat kasus tersebut, seperti disitat dari Carscoops, Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan, dilaporkan akan mengadakan pertemuan darurat untuk membahas serangkaian kebakaran kendaraan listrik yang terjadi di negara tersebut.

Sementara itu, Reuters juga melaporkan, bahwa pemerintah Negeri ginseng, segera mengumumkan langkah-langkah komprehensif terkait kebakaran kendaraan listrik.

Hal ini, dapat dilakukan paling cepat bulan depan, dan laporan terbaru menunjukan bahwa akan ada peraturan yang mengharuskan produsen mobil untuk mengungkapkan siapa yang menyediakan baterai untuk kendaraan listrik buatannya.

Jika benar, tampaknya ini merupakan bagian dari upaya untuk menyalahkan perusahaan-perusahaan China, seperti Farasis Energy, yang dilaporkan membuat baterai untuk Mercedes EQE yang terbakar tersebut.


Mercedes-Benz Dapat Izin Uji Coba Mobil Otonom di Beijing

Mercedes-Benz Dapat Izin Uji Coba Mobil Otonom di Beijing (ArenaEV)

Mercedes-Benz resmi mengumumkan sebagai merek mobil pertama yang mendapat izin untuk menguji kendaraan otonom canggih di Beijing. Sementara, para pesainnya, masih mencoba untuk menyempurnakan sistem tanpa pengemudi tersebut.

Disitat dari Automotive News, jenama asal Jerman ini akan melakukan uji coba advanced driving assistance systems (ADAS) level 4 di jalan raya, maupun perkotaan Beijing.

Hal tersebut, berarti kendaraan yang memiliki sistem ini dapat melaksanakan semua tugas mengemudi dalam kondisi tertentu.

Pengujian ini termasuk ketika mobil terparkir, mundur, dan belok kiri saat lalu lintas padat tanpa bantuan pengemudi.

Dengan ketatnya persaingan di industri otomotif China, tentu sejumlah produsen mobil berlomba-lomba menghadirkan kendaraan dengan sistem otonom terbaik, sehingga dapat memiliki keunggulan dibanding pesaing.

Salah satu pesainnya, Tesla sedang berusaha untuk menghadirkan teknologi bantuan pengemudi canggih, yang disebut full self driving di Tiongkok, dan mendapat izin untuk mengujinya di beberapa area Shanghai.

Pesaing lain, General Motors juga telah menerima persetujuan untuk menguji Cadillac dengan teknologi self-driving di Shanghai, China pada tahun lalu.

 

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya