Liputan6.com, Moskow - Langkah-langkah keamanan di semua fasilitas yang memiliki kepentingan strategis di Wilayah Zaporozhye, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporozhye telah ditingkatkan menyusul perintah dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Hal tersebut dikonfirmasi Gubernur Yevgeny Balitsky pada hari Senin (12/8/2024).
"Selama pertemuan saya dengan Vladimir Putin, presiden dengan jelas menunjukkan perlunya meningkatkan kesadaran dan memberikan perhatian yang cermat terhadap semua fasilitas regional yang memiliki kepentingan strategis, termasuk PLTN," tulis Balitsky di saluran Telegram-nya seperti dilansir TASS.
Advertisement
"Banyak keputusan telah dibuat yang memungkinkan kita hari ini untuk bekerja dengan aman di Wilayah Zaporozhye dan untuk segera menghilangkan semua kesulitan yang ditimbulkan oleh musuh kita."
Serangan ke PLTN Zaporozhye
Pada Minggu (11/8) malam, Rusia mengklaim tentara Ukraina melancarkan serangkaian serangan ke PLTN Zaporozhye, membakar salah satu menara pendingin PLTN.
Perusahaan nuklir Rusia, Rosatom, kemudian mengatakan bahwa menara pendingin di PLTN Zaporozhye mengalami kerusakan parah setelah serangan Ukraina.
"Dua serangan langsung oleh pesawat nirawak militer Ukraina dilakukan pada 11 Agustus pukul 20.00 dan 20.32 terhadap salah satu dari dua menara pendingin PLTN Zaporozhye yang menyebabkan kebakaran di dalam fasilitas tersebut," demikian bunyi pernyataan Rosatom.
"Unit darurat di lokasi kejadian berhasil memadamkan api pada pukul 23.30."
PLTN Zaporozhye, yang terletak di Kota Energodar, memiliki kapasitas sekitar 6 GW dan merupakan yang terbesar di Eropa. PLTN ini telah dikuasai oleh pasukan Rusia sejak akhir Februari 2022.
Sejak saat itu, unit tentara Ukraina disebut secara berkala menembaki daerah pemukiman di Energodar dan lokasi PLTN itu sendiri, menggunakan pesawat nirawak, artileri berat, dan sistem roket peluncur ganda (MLRS).
Advertisement