Hacker Serang Akun Bisnis Sejumlah Hotel di Jatim, PHRI Lapor Polisi

Sejumlah hotel di Jawa Timur mengalami peretasan dari pihak yang tidak bertanggung jawab dengan melakukan peretasan di akun Google Bisnis masing-masing hotel.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 12 Agu 2024, 14:44 WIB
Ilustrasi hacker alias peretas.

 

 

Liputan6.com, Surabaya - Perkumpulan General Manager Hotel, Casa Grande Jawa Timur mengimbau kepada seluruh pengelola hotel mewaspadai aksi peretasan akun yang dapat merugikan pelanggan hingga bisnis perusahaan.

"Kami imbau untuk seluruh hotel di Jawa Timur terus waspada jangan sampai kejadian ini menimbulkan kerugian yang sangat besar. Saat ini yang bisa kami lakukan adalah dengan menginformasikan kepada tamu terkait nomor resmi di sosial media maupun di setiap sosial media staf," ujar Ketua Casa Grande Jawa Timur S Wardoyo, di Surabaya, Senin (12/8/2024).

Sejumlah hotel di Jawa Timur mengalami peretasan dari pihak yang tidak bertanggung jawab dengan melakukan peretasan di akun Google Bisnis masing-masing hotel.

"Sejak Minggu, 11 Agustus 2024 pukul 07.00 WIB hingga Senin pagi hacker masih meretas Google Business dengan menambahkan nomor kontak yang bukan milik hotel di bagian nama hotel dan alamat hotel. Selain itu, peretas juga merubah titik Google Maps di tempat lain," ujarnya.

Hotel yang dia kelola, lanjutnya, juga mengalami peretasan pada akun Google Bisnisnya.

"Google Business milik KHAS juga mengalami hal yang sama. Ini menjadi perhatian khusus buat kami. Karena akan merugikan kami sebagai perusahaan dan tentunya tamu kami,” ucap pria yang juga  General Manager Cluster KHAS Surabaya dan Gresik itu.

Yoyok sapaan akrabnya, menjelaskan modus yang digunakan oleh peretas tersebut dengan menawarkan harga jauh lebih murah dari normalnya.

"Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat tidak langsung tergiur dengan penawaran yang dirasa tidak masuk akal," ucapnya.

Saat ini, kata Yoyok, semua hotel telah mengupayakan untuk memulihkan Google Business yang dipergunakan agar kembali normal dan menghapus nomor kontak milik peretas.

“Saat ini, untuk menghubungi hotel dan bisnis lainnya, jangan menggunakan info yang tercantum di Google Maps. Akan tetapi hubungi langsung dari alamat dan nomer telepon yang di website. Akan lebih baik apabila menghubungi salah satu contact person yang telah dikenal di hotel dan bisnis-bisnis lainnya untuk akurasi,” ujar Yoyok.

Yoyok menambahkan, hingga saat ini belum ada laporan kerugian akibat peretasan yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab itu.

Selain hotel yang dia kelola, hal senada juga dialami oleh beberapa hotel lain, seperti Java Paragon, Deka Hotel, Fave Rungkut, bahkan hotel di luar Surabaya seperti Java Lotus Hotel Jember.

Sementara itu, GM Java Lotus Hotel Jember Jeffrey Wibisono V mengatakan peretas telah menambahkan Nomor WhatsApp yang tidak bertanggung jawab di Google Business milik hotelnya.

“Mereka masuk ke edit address dengan menambahkan nomer WA yang bukan milik hotel dan business entity lainnya. Sehingga apabila ada tamu hotel yang menelepon seolah-olah mereka adalah petugas reservasi hotel. Langsung transaksi minta DP, padahal pihak hotel tidak ada ketentuan untuk hal ini. Ini sangat merugikan pihak hotel dan tamu,” ucap Jeffrey.


Laporkan ke Bareskrim

Ilustrasi hacker atau peretas. (Unsplash)

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) membenarkan kejadian peretasan akun Google Bisnis yang menimpa beberapa hotel di Indonesia pada Minggu (11/8) dan segera melaporkan hal tersebut ke Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.

"Peretasan ini tidak hanya terjadi di Surabaya, beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Semarang, Denpasar, Makassar itu juga terkena peretasan," kata Ketua Harian Kordinator Wilayah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (Korwil PHRI) Surabaya Puguh Sugeng Sutrisno, Senin (12/8/2024).

Sebagai tindak lanjut atas kasus tersebut, lanjutnya, Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani segera melapor ke pihak berwajib dalam hal ini ke Polri.

"Jadi selanjutnya, hari ini Ketua Umum kami, yaitu Bapak Hariyadi Sukamdani akan ke Siber Bareskrim Polri untuk melaporkan terkait hal ini," katanya.

Pihaknya menduga, peretasan tersebut dilakukan oleh warga lokal karena nomor WhatsApp dari beberapa hotel yang tertera di akun google bisnis diganti dengan nomor telepon lokal juga.

"Kami masih belum mengecek kepastiannya, namun diduga ini dilakukan oleh orang lokal karena nomor yang diubah itu diarahkan ke nomor lokal juga, bahkan akun rekening bank juga di ganti di salah satu jaringan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara)," ujarnya.

Menurut laporan, kata Puguh, yang sudah teretas dengan mengganti nomor rekening bank hotel ke pribadi yakni di Indonesia Timur.

"Kami dapat info dari salah satu bank BUMN. Ternyata itu ada transaksi dari Indonesia Timur ke nomor rekening pribadi," tuturnya.

Pihaknya berharap agar masalah tersebut tidak berlarut-larut karena dapat mengganggu bisnis dari masing-masing hotel terlebih dilakukan secara masif.

"Di Bandung kurang lebih 35 hotel, di Surabaya cukup banyak juga termasuk hotel-hotel besar, untuk jumlahnya saya segera update," kata Puguh.

Selain itu, pihaknya juga berencana akan melaporkan ke Kepolisian Daerah (Polda) Jatim sebagai penguat atas laporan yang dilakukan di pusat.

Infografis Geger Peretasan 204 Juta Data Pemilih di Situs KPU. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya