Menteri ESDM: Pembangunan PSN RDMP Balikpapan Tinggal Finishing

Pembangunan proyek RDMP Balikpapan terdapat sejumlah tantangan. Antara lain, pandemi Covid-19 beberapa waktu yang lalu, serta terjadi gejolak geopolitik antara Rusia-Ukraina yang mempengaruhi rantai pasok sistem logistik.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 12 Agu 2024, 15:45 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif berkunjung ke Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan. (Dok Kementerian ESDM)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan salah satu proyek strategis nasional (PSN), yakni Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan ditargetkan selesai paling lambat September 2025 mendatang.

Pernyataan itu diberikan Arifin Tasrif pasca meninjau langsung progress pembangunan proyek tersebut di Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (11/8/2024) kemarin.

"Tahun 2022 waktu saya ke sini, dulu kan baru civil works banyak, yapi sekarang semuanya sudah terbangun. Jadi tinggal finishing saja. Progress-nya sekarang 91 persen lebih," jelasnya dalam siaran pers resmi Kementerian ESDM, Senin (12/8/2024).

Arifin membeberkan, untuk menuntaskan proyek RDMP terdapat sejumlah tantangan. Antara lain, pandemi Covid-19 beberapa waktu yang lalu, serta terjadi gejolak geopolitik antara Rusia-Ukraina yang mempengaruhi rantai pasok sistem logistik.

"Kemudian antara proyek owner dengan kontraktor. Nanti mudah-mudahan bisa diselesaikan secara tuntas. Kita minta manajemen Pertamina untuk bisa ambil langkah. Bagaimana bisa menyelesaikan sehingga selesai tepat waktu dan tepat kualitas," imbuhnya.

Proyek RDMP Balikpapan memiliki nilai investasi mencapai USD 7,4 miliar. Dari total tersebut, USD 4,3 miliar berasal dari ekuitas, sedangkan USD 3,1 miliar diperoleh melalui pinjaman yang didukung oleh Export Credit Agency (ECA).

Proyek ini diproyeksikan akan meningkatkan ketahanan energi nasional, lantaran akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang sebanyak 100 ribu barel per hari. Sehingga kapasitas pengolahan menjadi 360 ribu barel per hari.

 


Tak Mau Proyek Lerlambat

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif berkunjung ke Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan. (Dok Kementerian ESDM)

Lebih lanjut, Arifin memastikan bahwa September 2025 jadi tenggat waktu terakhir untuk penyelesaian proyek RDMP Balikpapan. Sebab apabila penyelesaiannya molor maka akan menimbulkan kerugian.

"Kita tidak mau proyek ini terlambat, sehingga output yang sudah kita targetkan jadi mundur. Kalau additional income, efisiensi bisa kita lakukan. Kalau terlambat kan kita loss," tegas Arifin.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman mengatakan, penyelesaian proyek RDMP Balikpapan masih on track untuk rampung pada September tahun depan. Karena progress sekarang sudah mencapai 91,6 persen, dan target hingga akhir tahun meningkat menjadi 96 persen.

"Masih ada 8,4 persen lagi sampai operational acceptance September 2025. Itu yang secara kontraktual, kita masih punya waktu sampai September 2025 untuk menyelesaikan sampai 100% persen," ujar Taufik.


Apa Kabar Proyek RDMP Balikpapan, Sesuai Targetkah?

Proyek RDMP Kilang Pertamina Balikpapan Jadi Kilang Modern Ramah Lingkungan/Istimewa.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Taufik Adityawarman membagikan proses terbaru dari proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.

Taufik mengungkapkan saat ini proyek tersebut telah memasuki tahap Mechanical Completion. Jika ini sudah selesai Crude Distillation Unit (CDU) yang sebelumnya sempat terbakar bisa dilakukan restart.

“Mudah-mudah dalam bulan ini bisa restart kembali,” katta Taufik kepada wartawan di GRAHA Pertamina, Rabu (17/7/2024).

Taufik menambahkan, RDMP Balikpapan akan mengolah minyak mentah sebanyak 360 ribu barel per hari untuk menjadi propylene yang diperkirakan dapat mencapai 240 ribu ton per tahun.

Adapun untuk produksi LPG diperkirakan mencapai 340 ribu ton per tahun, dan sisanya berupa produk bensin. Sedangkan untuk kapasitas di Kilang Balikpapan ini mencapai 360 ribu barel per hari dari dua CDU. 

“CDU 4 itu 300 ribu dari sebelumnya 200 ribu. Sedangkan untuk CDU 5 tetap 60 ribu. Jadi yang kemarin mengalami kebakaran itu adalah CDU 4. Kita harus perbaiki dulu sebelum startup,” jelasnya. 

Untuk target penyelesaian proyek ini, Taufik menjelaskan masih sama seperti rencana awal pada kuartal pertama 2025. 

Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya