Skrining Talasemia, Langkah Penting untuk Pasangan Belum Menikah Mengetahui Status Talasemia

Talasemia adalah kelainan darah bawaan yang menyebabkan tubuh tidak dapat memproduksi hemoglobin dengan baik. Kondisi ini diturunkan oleh ayah dan ibu pembawa sifat genetik Talasemia.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 12 Agu 2024, 16:00 WIB
Skrining Talasemia.

Liputan6.com, Jakarta Talasemia adalah sebuah kelainan darah genetik yang dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Untuk pasangan yang belum menikah, melakukan skrining Talasemia menjadi langkah krusial dalam perencanaan keluarga dan kesehatan jangka panjang.

Skrining Talasemia penting lantaran Indonesia berada dalam sabuk Talasemia yakni sebuah sebutan bagi negara dengan jumlah orang dengan gen pembawa talasemia yang tinggi. Di Indonesia pembawa sifat genetik untuk Talasemia β saja mencapai 3-10%. Ini artinya ada sekitar 8-22 juta penduduk Indonesia membawa sifat genetik Talasemia dan berpotensi menurunkannya kepada anak-anak mereka.

"Di sinilah pentingnya pemeriksaan skrining untuk mengetahui apakah seseorang merupakan pembawa sifat genetik Talasemia," kata dokter Meriana Virtin yang juga Project Manager Officer Laboratorium Medis Cordlife Persada.

Lebih lanjut, pemeriksaan ini dilakukan oleh semua orang sebelum mereka memutuskan untuk menikah dan memiliki anak.

"Sudah selayaknya semua orang di Indonesia mengetahui status Talasemia dirinya sendiri," kata Meri.

Kebanyakan Orangtua Tahu Ketika Anak yang Lahir dengan Talasemia

Kebanyakan ayah dan ibu tidak tahu bahwa dirinya pembawa sifat genetik Talasemia.

"Seringkali, orangtua yang merupakan pembawa sifat genetik baru mengetahui bahwa dirinya membawa kelainan genetik Talasemia setelah memiliki anak dengan Talasemia," kata Meri dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

Jika sudah tahu status pembawa talasemia atau tidak sebelum menikah, maka pasangan bisa merencanakan kehidupan keluarga tersebut.

 


Apa Itu Talasemia?

Talasemia adalah kelainan darah bawaan yang menyebabkan tubuh tidak dapat memproduksi hemoglobin dengan baik.

Padahal, hemoglobin bertugas untuk mengikat oksigen agar bisa dibawa ke seluruh tubuh oleh sel darah merah.

Salah satu gejala utama yang dialami oleh pasien dengan Talasemia adalah anemia, suatu kondisi di mana kadar hemoglobin di dalam tubuh lebih rendah daripada normal.

Pasien dengan Talasemia berat harus menjalani transfusi darah secara berkala untuk tetap menjaga kadar hemoglobin di dalam tubuhnya agar tetap dalam batas normal.

 

 


Tanda Anak dengan Talasemia

Berdasarkan data dari Yayasan thalasemia Indonesia, terjadi peningkatan kasus thalasemia yang terus menerus. Sejak tahun 2012 sebanyak 4.896 kasus hingga bulan Juni Tahun 2021 data penyandang talasemia di Indonesia sebanyak 10.973 kasus. (merdeka.com/Arie Basuki)

Meri menjelaskan bahwa anak dengan talasemia memiliki gejala lemas, mudah lelah, kulit pucat atau kekuningan, kelainan bentuk tulang wajah, pertumbuhan yang lambat, pembengkakan pada perut dan urine berwarna gelap.

Dalam perjalanan penyakitnya, pasien dengan Talasemia dapat mengalami kelainan bentuk tulang, pembesaran limpa, gangguan pertumbuhan, dan masalah jantung.

"Hal ini tentunya akan sangat menurunkan kualitas hidup seorang anak," kata Meri.

Maka dari itu,  sangat penting untuk meningkatkan kesadaran akan Talasemia.


Bagaimana Cara Skrining Talasemia?

Skrining Talasemia bisa dilakukan di fasilitas kesehatan juga di layanan laboratorium medis patologi klinik, salah satunya Laboratorium Medis Patologi Klinik PT Cordlife Persada.

Menurut Manajer Laboratorium Cordlife, Farid Sastra Nagara, labarotorium tersebut dilengkapi peralatan serta tenaga analis laboratorium yang berkualitas tinggi.

Paket skrining Talasemia di Cordlife sudah termasuk pemeriksaan analisa Hb dan gambaran darah tepi sehingga skrining Talasemia lengkap dapat dilakukan dalam satu kali pemeriksaan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya