Liputan6.com, Jakarta Kepala regulator keuangan Jepang, Hideki Ito mengatakan sedang lakukan pertimbangan dalam memutuskan apakah akan mengikuti langkah Hong Kong dan AS dengan menyetujui ETF kripto.
Pernyataannya muncul setelah sikap regulator secara global melunak terhadap ETF yang berinvestasi langsung dalam Bitcoin dan Ether. Baru-baru ini, Ito telah memainkan peran utama dalam upaya FSA untuk memobilisasi aset rumah tangga guna mendorong siklus pertumbuhan ekonomi yang mandiri.
Advertisement
Pada saat yang sama, FSA telah menerapkan pengawasan yang lebih ketat terhadap apakah produk dan layanan investasi cocok untuk investor berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka.
“Badan tersebut ingin mempertahankan "sikap pro-teknologi," dan tidak akan mengesampingkan kemungkinan ETF kripto sepenuhnya. Tetap saja, ada hal-hal yang perlu kita pertimbangkan terkait apakah masyarakat umum harus didorong untuk berinvestasi di dalamnya," kata Ito dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (13/8/2024).
Industri Kripto Jepang
Industri kripto Jepang memiliki sejarah yang tidak menentu. Pelanggan bursa kripto Mt. Gox yang berbasis di Tokyo, salah satu pelopor sektor ini, baru sekarang mulai mendapatkan kembali token yang hilang akibat peretasan besar lebih dari satu dekade lalu.
Pada Juni, DMM Bitcoin kehilangan USD 301 juta akibat peretasan kripto terbesar ketujuh yang pernah tercatat, menurut Chainalysis.
Terkait ETF, Komite Sekuritas dan Bursa AS (SEC) sebelumnya memberikan lampu hijau untuk ETF Bitcoin spot pertama pada Januari setelah pembatalan pengadilan pada 2023 dalam kasus yang diajukan oleh Grayscale Investments LLC.
Produk-produk tersebut telah menarik arus masuk bersih sebesar USD 19,2 miliar hingga saat ini. ETF terkait Ether pertama mulai berlaku di AS pada Juli.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.