Ilmuwan Temukan Fosil Larva yang Ungkap Evolusi Hewan

ara peneliti mengungkapkan bahwa fosil larva ini sebenarnya hampir tidak mungkin ditemukan karena bentuknya yang terlampau kecil dan rapuh. Oleh karena itu, begitu para ilmuwan menemukannya, hal ini menjadi sesuatu yang membingungkan sekaligus menakjubkan.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 15 Agu 2024, 03:00 WIB
Larva strongyloides stercoralis (Sumber: Wikipedia/CDC)

Liputan6.com, Jakarta - Ilmuwan menemukan fosil larva seukuran pasir ditemukan terbungkus batu di China. Fosil ini diketahui berasal dari periode Kambrium, yaitu sekitar 520 juta tahun lalu.

Melansir laman Science Alert pada Selasa (13/08/2024), larva yang ditemukan peneliti merupakan genus dan spesies euarthropoda baru, yang disebut dengan Youti yuanshi atau Y. yuanshi. Fosil yang terbungkus dengan batu ini terawetkan dengan baik, sehingga melindungi keutuhan anatomi internalnya.

Para peneliti mengungkapkan bahwa fosil larva ini sebenarnya hampir tidak mungkin ditemukan karena bentuknya yang terlampau kecil dan rapuh. Oleh karena itu, begitu para ilmuwan menemukannya, hal ini menjadi sesuatu yang membingungkan sekaligus menakjubkan.

Dikutip dari laman Live Science pada Selasa (13/08/2024), fosil Y. yuanshi ditemukan di batuan serpih yang dikenal kaya akan fosil yang dinamakan formasi yu'anshan. Makhluk itu mati ketika dalam tahap perkembangan awal atau tahap larva.

Namanya diambil dari kata dalam bahasa Cina 'yòutǐ' yang berarti larva dan 'yuánshǐ' yang berarti primitif. Fosil tersebut diekstraksi dengan hati-hati menggunakan asam asetat.

Lalu, fosil dipindai dengan resolusi tinggi untuk mengambil gambarnya secara menyeluruh. Cara ini membuat para ilmuwan dapat melihat sekilas apa yang tersembunyi di dalamnya.

Dengan ukurannya hanya beberapa milimeter, fosil tersebut memiliki detail yang sangat menakjubkan. Karakteristik fosil Y. yuanshi bagian luarnya adalah kulit, kepala, dan kaki yang bertekstur.

Sementara bagian dalam fosil yang dilihat menggunakan tomografi komputer sinar-X menunjukkan anatomi internalnya yang masih utuh. Di dalamnya terdapat beberapa bagian, mulai dari otak larva, sistem peredaran darah, kelenjar pencernaan, dan sistem saraf.

 


Evolusi Hewan

Penemuan fosil Y. yuanshi membantu para ilmuwan memahami evolusi hewan, terutama pada periode Kambrium. Fosil Y. yuanshi merupakan spesies nenek moyang arthropoda yang banyak dijumpai di Bumi seperti kepiting dan laba-laba.

Artinya, keberadaan fosil ini bertugas memberitahu kita lebih banyak hal tentang sejarah evolusi hewan-hewan ini yang sayangnya hanya dapat diungkapkan oleh sedikit fosil. Melalui pencitraan 3D, larva kecil ini begitu luar biasa.

Fosil yang terbentuk alaminya telah mencapai pengawetan yang hampir sempurna. Sebab, larva ini berusia sangat tua dan mewakili tahap perkembangan dalam siklus hidup arthropoda yang jarang terlihat pada fosil purba.

Maka, para ilmuwan yakin bahwa Y. yuanshi dapat membantu manusia mempelajari perkembangan awal dan evolusi filum kerajaan hewan tersebut. Meskipun para peneliti tidak yakin bagaimana hewan itu menjadi fosil yang luar biasa, tetapi sesaat setelah larva mati, jaringan lunaknya digantikan oleh fosfat dan diawetkan dalam batu.

Pelestarian fosil ini dapat membantu para peneliti menemukan lebih banyak anatomi arthropoda awal daripada yang biasa mereka lihat. Termasuk dapat menemukan tanda-tanda bahwa otak arthropoda lebih canggih pada masa Y. yuanshi.

Seiring berkembangnya otak arthropoda, kemungkinan ada arthropoda yang menunjukkan perilaku dan morfologi yang lebih rumit lagi.

(Tifani)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya