Liputan6.com, Jakarta - Madu adalah produk alami yang dihasilkan oleh lebah dari nektar bunga. Selain rasanya yang manis dan lezat, madu juga dikenal dengan kemampuannya untuk bertahan lama tanpa cepat membusuk.
Madu yang kaya nutrisi dan tidak mudah basi menjadikannya salah satu alasan mengapa madu telah digunakan sebagai bahan pangan dan obat tradisional selama ribuan tahun. Lalu, mengapa madu tidak mudah membusuk?
Dikutip dari laman The Conversation pada Selasa (13/08/2024), ada beberapa alasan mengapa madu tidak membusuk, seperti komposisinya yang unik dan proses alami pembuatannya. Berikut alasan yang membuat madu tahan pembusukan?
1. Kandungan Glukosa yang Tinggi
Salah satu alasan mengapa madu tidak mudah membusuk adalah kandungan glukosanya yang tinggi. Madu terdiri dari campuran kompleks glukosa dan fruktosa yang diubah oleh lebah dari nektar bunga.
Baca Juga
Advertisement
Kandungan glukosa membuat madu bersifat higroskopis. Artinya madu dapat menyerap kelembapan dari lingkungan sekitarnya, termasuk dari sel-sel mikroba.
Madu menciptakan lingkungan yang sangat kering dengan kandungan gula yang dominan. Mikroba tidak bisa hidup atau berkembang biak di lingkungan yang kering.
Tanpa kelembapan yang cukup, mikroba yang biasanya menyebabkan makanan menjadi basi tidak bisa melakukan aktivitas biologis yang diperlukan untuk merusak madu.
2. Rendahnya kadar air
Meski madu berbentuk cair, kandungan air di dalam madu sangat rendah. Kandungan air yang dimiliki madu sebanyak 17 persen jauh lebih rendah daripada bakteri atau jamur.
Madu memiliki aktivitas air sebesar 0,6 sehingga tidak dapat ditumbuhi bakteri atau jamur. Sebab, bakteri atau jamur tidak dapat tumbuh di bawah aktivitas air 0,75.
Selain itu, kandungan air yang rendah membuat bakteri dehidrasi sehingga tahan terhadap pembusukan. Sebagai hasilnya, madu tetap aman dari pembusukan dalam jangka waktu yang sangat lama.
Proses Kimia Alami dari Lebah
3. Proses Kimia Alami dari Lebah
Lebah memiliki peran penting dalam menciptakan sifat unik madu. Setelah mengumpulkan nektar dari bunga, lebah mengubahnya menjadi gula sederhana melalui proses yang kompleks.
Selama proses ini, enzim glukosa oksidase dalam tubuh lebah mengubah glukosa menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida.
Asam glukonat meningkatkan keasaman madu, sementara hidrogen peroksida memiliki sifat anti mikroba yang kuat. Hidrogen peroksida bisa mencegah bakteri dari membentuk biofilm, lapisan lengket yang biasanya melindungi mereka dari lingkungan.
Proses kimia alami ini menghasilkan madu yang tidak hanya manis, tetapi juga tahan lama dan aman untuk disimpan dalam waktu yang lama.
4. Keasaman yang Tinggi
Keasaman yang tinggi menjadi salah satu faktor yang membuat madu tidak mudah busuk. Dengan pH yang lebih rendah dibandingkan kebanyakan makanan yakni 4, madu menciptakan lingkungan yang sangat asam.
Hal ini disebabkan oleh kehadiran asam glukonat, asam asetat, asam format, dan asam sitrat yang terbentuk selama proses pembuatan madu oleh lebah. Sebagian besar mikroba tidak dapat bertahan hidup dalam kondisi yang sangat asam, sehingga mereka tidak dapat merusak madu.
Keasaman ini bertindak sebagai penghalang alami terhadap pembusukan, menjadikan madu sebagai salah satu bahan pangan yang dapat bertahan lama tanpa pengawet tambahan.
Advertisement
Sifat Antimikroba dalam Madu
5. Sifat Antimikroba dalam Madu
Madu juga mengandung senyawa-senyawa antimikroba yang secara aktif mencegah pertumbuhan mikroba. Selain hidrogen peroksida, madu mengandung flavonoid dan senyawa fenolik lainnya yang diketahui memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan.
Senyawa-senyawa ini tidak hanya melindungi madu dari mikroba tetapi juga memberikan manfaat kesehatan saat dikonsumsi. Sifat antimikroba ini menjadikan madu sebagai bahan alami yang tahan lama dan aman.
Madu bisa disimpan tanpa khawatir akan rusak meskipun disimpan dalam jangka waktu lama.
6. Cara Menyimpan Madu
Faktor yang membuat madu tahan terhadap pembusukan selanjutnya adalah cara penyimpanan. Meskipun madu memiliki ketahanan alami yang luar biasa, cara penyimpanannya juga mempengaruhi umur simpannya.
Madu yang disimpan pada suhu ruangan, sekitar 24 derajat Celsius, dalam wadah tertutup rapat cenderung bertahan lebih lama. Penyimpanan pada suhu tinggi bisa menyebabkan reaksi Maillard.
Hal ini mengubah warna madu menjadi lebih gelap dan menghasilkan senyawa 5-hidroksimetilfurfural (HMF), yang bisa berpotensi beracun. Di sisi lain, suhu rendah dapat menyebabkan madu mengkristal, meskipun ini tidak mengurangi keamanannya.
Oleh karena itu, penyimpanan yang tepat sangat penting untuk menjaga kualitas madu dalam jangka panjang.
(Tifani)