Poundsterling Bergambar Raja Charles III Dilelang, Laku Rp 18,4 Miliar

Penerima hasil lelang ini termasuk tiga badan amal terbaik tahun ini yang diterbitkan oleh Bank of England.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 14 Agu 2024, 21:00 WIB
Foto pecahan uang kertas baru poundsterling senilai £5, £10, £20 dan £5 rilisan Bank of England pada 19 Desember 2022, menunjukkan potret Raja Inggris Charles III yang diperkirakan akan masuk sirkulasi pada pertengahan 2024. (Foto: AFP/Bank of England)

Liputan6.com, Jakarta Lelang uang kertas Poundsterling bergambar potret Raja Charles III dengan nomor seri rendah telah mengumpulkan £914,127 atau Rp.18,4 miliar untuk amal.

Melansir CNBC International, Rabu (14/8/2024) Bank of England mengungkapkan bahwa uang tunai dengan potret Raja Charles III senilai £50 dilelang dengan harga £26,000 (Rp.524,3 juta) berhasil memecahkan rekor.

Sementara satu lembar uang kertas senilai £10 dengan nomor seri HB01 00002 terjual seharga £17,000 (Rp.342,9 juta), ungkap Bank of England dalam keterangannya.

Empat lelang itu berlangsung selama musim panas, yang mencakup uang kertas £5, £10, £20, dan £50 dan hasilnya akan disumbangkan ke berbagai badan amal.

Penerima hasil lelang ini termasuk tiga badan amal terbaik tahun ini yang diterbitkan oleh Bank of England, serta tujuh badan amal lainnya yang belum menerima manfaat dari lelang amal uang kertas Poundsterling unik sejak tahun 2016.

Badan amal tersebut mencakup lembaga yang memberikan dukungan untuk masalah kesehatan mental dan fisik, anak-anak yang hidup dalam kemiskinan, masyarakat yang mengalami kelaparan, lingkungan hidup, dan hewan.

Setiap badan amal menerima lebih dari £91.400 (Rp.1,8 miliar) dari hasil penjualannya, jelas BOE.

Sebagai informasi, uang kertas Raja Charles III mulai beredar pertama kali pada bulan Juni 2024 dan merupakan uang kertas pertama yang menggambarkan seorang raja di Inggris selain Ratu Elizabeth II, karena tradisi ini baru dimulai pada tahun 1960.

Uang yang menampilkan potret Raja Charles III pertama kali diperlihatkan dan kemudian dirilis setelah Ratu Elizabeth II wafat pada September 2022.

BOE sebelumnya mengatakan uang kertas baru hanya akan dicetak untuk menggantikan uang kertas yang sudah usang dan untuk memenuhi peningkatan permintaan uang kertas. Uang kertas Poundsterling yang menampilkan Ratu Elizabeth II masih menjadi alat pembayaran yang sah.


Poundsterling Inggris Bergambar Raja Charles III Mulai Beredar, Ini Pecahan Nilainya

Intip penampakan uang kertas Poundsterling baru yang menampilkan potret Raja Charles III. (instagram/theroyalfamily)

Diwartakan sebelumnya, uang kertas Poundsterling Inggris bergambar Raja Charles III mulai beredar di Inggris pada Rabu, 5 Juni 2024.

Mengutip CNN Business, Bank of England mengatakan Charles adalah raja kedua, setelah mendiang ibunya, Ratu Elizabeth II, yang muncul pada uang kertas Poundsterling yang diterbitkan oleh BoE.

Ini juga pertama kalinya Bank Sentral Inggris tersebut mengubah nama pemimpin Kerajaan Inggris pada uang kertasnya. Gambar uang kertas baru Poundsterling pertama kali diumumkan pada tahun 2022.

Pecahan Poundsterling

Potret Raja Charles III muncul pada uang kertas £5, £10, £20 dan £50. Sementara itu, desain lainnya akan tetap sama dengan uang kertas saat ini yang menampilkan mendiang Ratu Elizabeth II di bagian depannya.

Namun, perubahan tidak akan terjadi dalam waktu singkat. Bank of England mengatakan dalam siaran persnya bahwa uang kertas baru tersebut memasuki peredaran secara bertahap.

Masyarakat Inggris juga dapat menukarkan uang kertas lama dengan yang baru hanya dalam jangka waktu terbatas, jelas Bank of England.

Selain itu, BoE juga mengungkapkan, akan ada serangkaian lelang amal untuk surat berharga bernomor seri rendah selama musim panas di rumah lelang Spink & Son.

Di Inggris, jumlah masyarakat yang menggunakan uang tunai tidak banyak. Konsorsium Ritel Inggris pada tahun 2023 melaporkan peningkatan penggunaan uang tunai untuk pertama kalinya dalam satu dekade, yaitu sekitar 19% dari total transaksi. Kartu masih menjadi metode transaksi terbesar di negara itu, yaitu sebesar 85%.   

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya