Google Indonesia Tanggapi Maraknya Pemalsuan Data Akun Google Bisnis Hotel

Google Indonesia memberikan tanggapan tentang maraknya pemalsuan data akun Google Bisnis yang menimpa banyak hotel di seluruh wilayah Indonesia.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 14 Agu 2024, 12:31 WIB
Kantor Google Indonesia di SCBD. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Google Indonesia memberikan tanggapan tentang maraknya pemalsuan data akun Google Bisnis yang menyerang banyak hotel dan bisnis lainnya di Indonesia. 

Melalui akun X alias Twitter resmi Google Indonesia, Google Indonesia mengungkap kalau pihaknya sudah mengetahui adanya isu terkait informasi yang dipalsukan di akun Bisnis. 

"Kebijakan kami dengan jelas menyatakan bahwa usulan perubahan dari pengguna harus berdasarkan informasi yang sebenarnya dan tim kami bekerja sepanjang waktu untuk melawan aktivitas yang melanggar kebijakan," kata pihak Google Indonesia, dikutip Rabu (14/8/2024). 

Google menyebutkan, kejadian ini terjadi karena masalah teknis yang kemudian berdampak pada perubahan informasi sejumlah profil bisnis. 

"Kami mengalami masalah teknis yang berdampak pada perubahan informasi pada sejumlah profil bisnis dan telah menerapkan perbaikan untuk mencegah terjadinya perubahan yang salah lagi," kata pihak Google Indonesia. 

Selanjutnya, Google Indonesia menyatakan, pihaknya tengah dalam proses memulihkan informasi yang akurat. 


Laporan dari PHRI

ilustrasi hotel. (dok. unsplash/Novi Thedora)

Sebelumnya, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengungkapkan adanya pemalsuan data pada akun Google Bisnis terjadi pada sejumlah hotel di berbagai wilayah Indonesia. 

Mengutip Antaranews,  Ketua Umum PHRI Hariyadi BS Sukamdani menyatakan, peretasan terjadi di sejumlah daerah. Mulai dari Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, dan wilayah lainnya. 

"Terjadi di sejumlah wilayah, tadi dilaporkan di Jawa Timur itu 92 hotel terdampak, Jawa Tengah 156 hotel, di Lampung delapan hotel, dan masih kita kumpulkan terus data-data di wilayah lainnya," kata Haryadi. 

Ia lebih lanjut mengatakan, Badan Pengurus Pusat (BPP) PHRI berencana untuk segera melapor kepada pihak kepolisian, tingkat nasional maupun daerah. 

Ia juga menyebut, manajemen hotel yang menjadi korban pemalsuan data, akan memberikan informasi kepada publik melalui berbagai saluran. Misalnya melalui media sosial dan situs web perusahaan. 

Dengan begitu, konsumen dapat berhati-hati dalam melakukan reservasi di hotel melalui bisnis Google. 

 


Modus

Ilustrasi hotel. (Image by kstudio on Freepik)

Modus pemalsuan data adalah si penjahat siber mengganti nomor telepon pada akun Google Bisnis hotel dengan nomor WhatsApp. Selain itu juga penggantian nomor rekening bank dan ifnromasi lain terkait reservasi kamar. 

Kondisi ini dinilai berpotensi bisa menimbulkan penipuan bagi konsumen yang tidak waspada. Sejauh ini di Jawa Tengah sudah ada 10 konsumen yang menjadi korban penipuan tersebut. 

PHRI pun mengimbau masyarakat yang melakukan pemesanan hotel agar langsung menghubungi saluran resmi hotel guna menghindari aksi penipuan. 

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya