Liputan6.com, Cirebon - Valentine days dianggap sebagai hari kasih sayang bagi sebagian orang. Momen tersebut biasanya ada tiap tahunnya di tanggal 14 Februari.
Namun, bagi masyarakat Tiongkok, perayaan hari valentine tidak di tanggal 14 Februari. Budayawan Tionghoa Cirebon Jeremy Huang mengatakan, perayaan hari valentine di Tiongkok jatuh pada tanggal 14 Agustus 2024.
"Masyarakat Tiongkok memiliki kebudayaan khusus yang serupa dengan Hari Valentine dan memiliki tanggal perayaan yang berbeda. Kebudayaan tersebut dikenal dengan sebutan Festival Qixi," kata Jeremy, Rabu (14/8/2024).
Baca Juga
Advertisement
Ia menjelaskan, ada beberapa tradisi yang dilakukan dalam setiap peringatan hari valentine Tiongkok. Para wanita akan mengenakan pakaian tradisional Tiongkok yang disebut dengan Hanfu.
Kemudian mereka akan menyiapkan persembahan teh, anggur, bunga, dan berbagai buah-buahan. Lalu mereka akan berdoa kepada Zhinü untuk kebijaksanaan dan mengabulkan keinginan mereka.
"Untuk wanita yang belum memiliki pasangan umumnya akan berdoa agar menemukan pasangan yang baik, sedangkan wanita yang baru menikah akan berdoa untuk dikaruniai bayi. Di malam hari, para wanita akan berkumpul dan berlomba untuk memasukkan jarum," ujar Jeremy.
Ia menyebutkan, asal-usul hari tersebut berasal dari sebuah cerita rakyat yang sangat romantis tentang Niu Lang yang merupakan gembala sapi baik hati dan Zhi Nu yang merupakan putri seorang dewi yang sakti. Keduanya bertemu dan saling jatuh hati.
Menikah
Singkat cerita, mereka pun menikah dan dikaruniai dua orang anak. Namun, pernikahan ini tidak direstui oleh Ibu Zhinü.
"Setelah ibunya mengetahui bahwa Zhinü telah menikahi seorang manusia biasa, ia kemudian dibawa kembali ke surga. Kisah ini merupakan salah satu dari empat kisah percintaan China," ujarnya.
Ia menjelaskan, hari Qi Xi mirip dengan hari Valentine yang jatuh pada hari ke 7 dalam bulan ke 7 penanggalan Imlek. Dalam tradisi jaman dulu gadis muda Tionghoa memberikan ketrampilan seni mereka mengukir melon sambil memohon agar bersuamikan pria yang baik.
Berdasarkan kisah Dongen zaman dulu, Niu lang gembala sapu menyeberangi sungai kemudian bertemu Zhinu gadis penenun. Gadis tersebut sesungguhnya merupakan seorang dewi yang bosan tinggal di kahyangan dan memilih turun ke bumi untuk bersenang-senang dengan keenam saudaranya mandi di sungai.
Saat itu, katanya, ketika Niu lang melewati sungai mengintip mereka, ia mencuri semua pakaian para bidadari sedang mandi. Ketika selesai mandi ke 7 bidadari ini kehilangan pakaian mereka kemudian ke 6 saudara Zhinu meminta Zhinu untuk mencari pakaian mereka.
"Karena Zhinu paling bungsu dari 7 bersaudara, kemudian Zhinu menemukan pakaian mereka yang ada di tangan Niu lang, pada saat itulah Niu lang dan Zhinu saling jatuh cinta, dan Niu lang melamar Zhinu untuk menjadi istrinya.Karena sadar dirinya tidak berpakaian karena pakaian Zhinu dan saudara saudara nya ada di tangan Niu lang membuat Zhinu menyetujui permintaan Niu lang menjadi istrinya Niu lang demi mendapatkan pakaian dirinya dan saudara perempuannya," ujarnya.
Singkat cerita, mereka menikah hidup bahagia namun tidak lama kemudian Dewi Kahyangan mengetahui bahwa Zhinu putri bungsu nya menikah dengan orang biasa. Kabar tersebut membuat Dewi Kahyangan murka dan meminta Zhinu untuk kembali ke Kahyangan mengerjakan tugas lamanya menenun awan menjadi pelangi di angkasa.
Sesudah Zhinu kembali ke Kahyangan maka Dewi melepaskan jepit rambut nya, mencakar sungai yang luas di Angkasa memisahkan Zhinu dan Niu lang untuk selamanya terbentuknya Bima Sakti memisahkan Altair dan Vega.
"Sesungguhnya Altair itu Niu lang dan Vega itu Zhinu. Dari cerita dongeng itu akhirnya festival Qi Xi dirayakan dan diperingati hari ke 7 bulan ke 7. Dari kisah ini kita belajar ketulusan cinta kasih sayang, dan belajar mencintai tidak selamanya dapat memiliki," ujarnya.
Advertisement