Film I Am Sarahza Bakal Hadirkan Nuansa Beda dari Novel Hanum Salsabiela Rais - Rangga Almahendra yang Sudah Difilmkan

Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra juga mengakui bahwa I Am Sarahza akan memiliki penekanan yang berbeda dari film-film mereka sebelumnya.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 15 Agu 2024, 14:30 WIB
Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra juga mengakui bahwa I Am Sarahza akan memiliki penekanan yang berbeda dari film-film mereka sebelumnya. (Ratnaning Asih/ Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Novel I Am Sarahza sudah resmi dinyatakan akan diangkat ke layar lebar oleh Sinemart. Ini merupakan karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra yang menyusul novel 99 Cahaya di Langit Eropa yang sebelumnya telah difilmkan menjadi dua film dengan judul serupa, dan juga dua film Bulan Terbelah di Langit Amerika.

Saat pengumuman kerja sama yang digelar di Islamic Book Fair atau IBF pada Rabu (14/8/2024) di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta Pusat, produser eksekutif dari Sinemart, David Setiawan Suwarto memastikan film I Am Sarahza akan berbeda dari film-film yang diangkat dari karya kedua penulis ini sebelumnya.

"Pembedanya, kalau saya lihat 99 Cahaya di Langit Eropa dan Bulan Terbelah di Langit Amerika merupakan sebuah cerita perjalanan yang menjelajahi sejarah Islam, dengan ditambah nuansa percintaan," tutur David.

Sementara I Am Sarahza menampilkan sebuah topik yang jauh berbeda, yakni soal perjuangan memperoleh buah hati.

Hanum dan Rangga juga mengakui bahwa I Am Sarahza akan memiliki penekanan yang berbeda dari film-film mereka sebelumnya.

"Berbeda dari film-film kami yang sebelumnya yang lebih bercerita tentang (tokoh) Hanum dan Rangga, film ini bercerita tentang kita semua," kata Rangga Almahendra.

 


Pesan yang Uplifting

Sinemart memfilmkan novel I Am Sarahza karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. (Ratnaning Asih/ Liputan6.com)

Rangga menjelaskan, cerita dalam novel ini memang mengangkat tentang perjalanan satu pasangan yang berusaha keras untuk memiliki keturunan. Namun di baliknya, ada pesan yang lebih besar dan universal.

"Kami ingin menghadirkan pesan yang uplifting, untuk membuat orang-orang lebih menghargai kehidupan yang diberikan Allah kepada kita semua," kata dia.

 


Nangis Saat Nulis Skrip

Dalam film ini, Rangga dan Hanum juga bertindak sebagai penulis naskah I Am Sarahza. Rupanya proses penulisan naskah ini pun menguras emosi, serupa seperti ketika novel ini ditulis.

"Nulis skrip dan novel, sama-sama menangis di depan laptop," kata dia.

Salah satu hal menarik dalam novel, yang juga akan ditampilkan dalam filmnya, adalah perspektif dari ruh di alam ruh yang sedang menunggu "giliran" untuk diturunkan ke dunia. "Kami berharap setelah menyaksikan film ini, yang nonton ingin peluk ibu, dan lebih menghargai kehidupan," kata Rangga.

 


Disutradarai Rako Prijanto

Film I Am Sarahza rencananya akan syuting tahun ini, dan ditargetkan tayang di bioskop pada 2025. Rako Prijanto telah ditunjuk sebagai sutradara, tapi belum ada informasi mengenai aktor dan aktris yang tampil dalam film ini.

"Mungkin dalam 1-2 bulan lagi, kita buka siapa pemainnya," kata David.

 

 

 

infografis journal Kenapa Film Horor Banyak Diminati di Indonesia?. (Liputan6.com/Tri Yasni).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya