Dunia Catat Rekor Suhu Paling Panas Tahun 2024, Ada yang Sampai 52 Derajat Celcius

Panas ekstrem di berbagai belahan dunia tercatat paling parah sejak enam bulan pertama tahun 2024.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 16 Agu 2024, 08:10 WIB
Kondisi El Nino Moderate dan Dipole Mode Positif menunjukkan potensi curah hujan rendah untuk wilayah Indonesia. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Ahli iklim mengungkapkan bahwa sebanyak 15 rekor panas nasional telah dipecahkan sejak awal tahun 2024, sebagian besar akibat cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi dan kerusakan iklim yang semakin parah.

Selain itu sebanyak 130 rekor suhu nasional bulanan juga telah dipecahkan bersama dengan puluhan ribu suhu tinggi lokal yang tercatat di stasiun pemantauan dari Kutub Utara hingga Pasifik Selatan.

Maximiliano Herrera mengatakan jumlah rekor yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam enam bulan pertama 2024 sungguh mencengangkan.

"Jumlah peristiwa panas ekstrem ini melampaui apa pun yang pernah terlihat atau bahkan dianggap mungkin sebelumnya," katanya, seperti dilansir The Guardian, Jumat (16/8/2024).

"Bulan-bulan dari Februari 2024 hingga Juli 2024 telah menjadi bulan-bulan dengan rekor terbanyak untuk setiap statistik."

Fenomena ini mengkhawatirkan karena panas ekstrem tahun lalu sebagian besar dapat dikaitkan dengan kombinasi pemanasan global buatan manusia – yang disebabkan oleh pembakaran gas, minyak, batu bara, dan pohon – dan fenomena El Nino alami, pemanasan permukaan Samudra Pasifik tropis yang dikaitkan dengan suhu yang lebih tinggi di banyak bagian dunia.

 


El Nino Mereda Tapi Tak Membantu

Sebagian besar wilayah barat laut India masih berada di bawah ancaman gelombang panas. (AP Photo/Shonal Ganguly)

El Nino telah mereda sejak Februari tahun ini, tetapi hal ini tidak banyak membantu.

"Jauh dari mereda dengan berakhirnya El Nino, rekor justru turun jauh lebih cepat sekarang dibandingkan dengan akhir tahun 2023," kata Herrera.

Bahkan terkini, suhu tertinggi juga tercatat pada malam hari di mana artinya banyak orang tidak punya waktu untuk memulihkan diri dari panas tanpa henti.

Pada akhir Juli, misalnya, wilayah Yueyang di China mengalami panas terik meskipun suhu terendah yang belum pernah terjadi sebelumnya yaitu 32,0 derajat Celcius selama malam hari, dengan kelembaban yang sangat tinggi dan berbahaya.

Meksiko menyamai rekor puncaknya 52 derajat Celcius di Tepache pada 20 Juni. Di belahan dunia lain, wilayah Australia di Kepulauan Cocos menyamai rekor tertinggi sepanjang masa dengan 32,8 derajat Celcius pada 7 April untuk ketiga kalinya tahun ini.


Suhu Terik Terkonsentrasi di Daerah Tropis

Meskipun banyak pekerja tetap mengirimkan paket, memasang batu bata dan mengangkut barang di tengah kekhawatiran akan pemulihan ekonomi yang goyah. (AP Photo/Andy Wong)

Namun, suhu terik terkonsentrasi di daerah tropis.

Pada 7 Juni, Mesir mencatat rekor nasional 50,9 derajat Celcius di Aswan. Dua hari sebelumnya, Chad menyamai rekor nasional 48 derajat Celcius di Faya.

Pada 1 Mei, Ghana mencapai puncak baru 44,6 derajat Celcius di Navrong, sementara Laos memasuki wilayah panas baru dengan 43,7 derajat Celcius di Tha Ngon. Herrera mengatakan daerah tropis telah mencatat rekor setiap hari selama 15 bulan berturut-turut.

Infografis Petaka El Nino di Planet Bumi Picu Gelombang Panas Ekstrem (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya