Liputan6.com, Jakarta - Peringatan potensi gempa besar yang pertama kali dikeluarkan Jepang sepanjang sejarah berdampak signifikan pada industri perhotelan mereka. Ribuan pemesanan hotel yang berada di area berisiko tinggi terjadi sejak peringatan itu dikeluarkan, menyusul gempa berkekuatan magnitudo 7,1 di selatan Jepang terjadi pada Kamis, pekan lalu.
Peringatan itu berlaku selama seminggu. Namun, pembatalan pemesanan hotel yang terjadi pada periode 9--18 Agustus 2024 telah menyebabkan hilangnya pendapatan sekitar 140 juta yen (sekitar Rp14,9 miliar), menurut Susumu Nishitani, perwakilan serikat pekerja hotel Kochi kepada AFP, Selasa, 13 Agustus 2024, dikutip Rabu (14/8/2024).
Advertisement
Peringatan itu bertepatan dengan hari libur tahunan "obon" di Jepang, yang merupakan musim sibuk bagi bisnis pariwisata ketika banyak orang Jepang mengunjungi kampung halaman mereka dan memberikan penghormatan kepada leluhur. "Biasanya semua hotel dan penginapan di kota kami akan penuh dipesan pada saat seperti ini," kata Nishitani.
Ribuan pembatalan lainnya diperkirakan terjadi di Dogo Onsen, kota tetangga Matsuyama, menurut lembaga penyiaran publik NHK. Tempat itu dikenal sebagai salah satu sumber air panas yang diyakini menginspirasi film Spirited Away karya studio animasi Ghibli yang terkenal secara global.
Peringatan gempa besar akan dicabut pada Kamis minggu ini jika tidak ada kelainan dalam aktivitas seismik yang terdeteksi, media lokal melaporkan. "Kami sedikit berharap bahwa pemesanan baru akan mulai masuk setelah peringatan ini dicabut," kata Nishitani.
Pukulan Berat bagi Sektor Perhotelan
Peringatan gempa besar itu memberikan pukulan berat bagi bisnis di salah satu musim tersibuk, kata para pelaku bisnis perhotelan. Badan cuaca mengatakan pekan lalu bahwa gempa besar kemungkinan besar terjadi setelah gempa berkekuatan 7,1 Magnitudo di wilayah selatan pada Kamis, 8 Agustus 2024, yang menyebabkan sedikitnya 15 orang terluka.
Peringatan tersebut, yang merupakan peringatan pertama, tidak berarti bahwa gempa besar akan terjadi dalam waktu dekat. Risiko terjadinya gempa tersebut kini telah meningkat, meski masih rendah, kata pihak berwenang.
Yang harus diperingatkan adalah zona bawah laut sepanjang 800 km yang disebut "Palung Nankai" yang membentang dari Shizuoka, sebelah barat Tokyo, hingga ujung selatan Pulau Kyushu. Di bagian barat Kochi, salah satu wilayah yang diperkirakan terdampak paling parah, setidaknya 9.400 orang telah membatalkan pemesanan hotel mereka sejak peringatan dikeluarkan pekan lalu, menurut serikat pekerja hotel setempat.
Sementara itu, Pusat Kumano Kodo di Mie, yang menampilkan materi terkait Situs Suci Warisan Dunia dan Rute Ziarah di Pegunungan Kii yang ditetapkan UNESCO, memutuskan untuk ditutup hingga Kamis pekan ini, meskipun lokasinya berada di dataran yang lebih tinggi.
Advertisement
Sempat Picu Peringatan Tsunami
Badan Meteorologi Jepang mencatat kekuatan gempa yang terjadi di pulau barat daya Kyushu dengan magnitudo 7,1. Gempa terjadi pada Kamis, 8 Agustus 2024, pukul 16.43 sore pada kedalaman sekitar 30 kilometer di lepas Pantai Miyazaki dan tercatat pada level lower 6 pada skala intensitas seismik Jepang 7 di Kota Nichinan di bagian selatan prefektur tersebut.
Peringatan tsunami dikeluarkan untuk prefektur Kochi, Ehime, Oita, Miyazaki, dan Kagoshima usai gempa terjadi. Layanan pada kereta peluru shinkansen Kyushu dan Nishi Kyushu dihentikan karena gempa tersebut, kata operator. Sempat ada pemberitahuan bahwa tsunami setinggi satu meter diperkirakan akan tiba atau telah tiba di beberapa wilayah pesisir di Pulau Kyushu dan Shikoku.
Berada di atas empat lempeng tektonik utama di sepanjang tepi barat "Cincin Api" Pasifik, Jepang merupakan salah satu negara dengan aktivitas tektonik paling aktif di dunia. Negara kepulauan yang dihuni sekitar 125 juta orang ini mengalami sekitar 1.500 guncangan setiap tahun dan menyumbang sekitar 18 persen dari gempa bumi di dunia.
PM Jepang Tak Jadi Melawat ke Asia Tengah
Sementara, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida membatalkan rencana untuk mengunjungi Asia Tengah usai negara tersebut dilanda gempa pekan lalu. Kishida sebelumnya dijadwalkan menghadiri pertemuan puncak dengan para pemimpin regional setelah pejabat cuaca menandai bahwa risiko gempa bumi besar di pantai Pasifik lebih tinggi dari biasanya, kata penyiar publik NHK.
Kunjungan ke Kazakhstan, Uzbekistan, dan Mongolia awalnya dijadwalkan berlangsung dari Jumat hingga Senin, 9--12 Agustus 2024. Kishida seharusnya melakukan perjalanan ke Kazakhstan pada Jumat, 9 Agustus 2024, diikuti dengan kunjungan ke Uzbekistan sebelum menuju Mongolia untuk menghadiri pertemuan puncak pada Senin, 12 Agustus 2024.
Ditemui di kediaman resmi di Jakarta, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi menyebutkan bahwa pembatalan lawatan luar negeri PM Jepang ke Asia Tengah disebabkan peringatan gempa besar yang harus diantisipasi dalam waktu sepekan sejak gempa di Kyushu. Ia menyebut peringatan itu penting agar masyarakat berjaga-jaga.
Sejauh ini, tidak ada evakuasi besar-besaran warga di Miyazaki, hanya penduduk yang tinggal dekat laut mengungsi sementara waktu hingga peringatan itu berakhir. "Saya harap itu tidak terjadi tapi kami lebih baik berjaga-jaga," ucapnya, Jumat, 9 Agustus 2024, di sela pemberian apresiasi untuk Asosiasi Guru Bahasa Jepang Indonesia.
Advertisement