Datangi Istana, Gus Yahya dan Jokowi Sempat Bahas Konflik PBNU-PKB

Menurut Gus Yahya, Jokowi tidak memberikan solusi terkait permasalahan PBNU dan PKB. Gus Yahya menekankan PBNU dan PKB akan mencari sendiri solusi untuk menyelesaikan konflik tersebut.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 14 Agu 2024, 21:31 WIB
Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya bertemu Presiden Jokowi di Istana, Rabu (14/8/2024). Gus Yahya mengaku sempat membicarakan soal konflik PBNU dan PKB. (Liputan6.com/Lizsa Egeham)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menghadap Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (14/8/2024).

Gus Yahya mengakui dirinya dan Jokowi sempat membahas soal konflik antara PBNU dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Dia pun menjelaskan kepada Jokowi soal permasalahan yang terjadi antara PBNU dan PKB. Yahya menyebut Jokowi mendengarkan dan memahami hal tersebut.

"Ya tadi disinggung sedikit beliau bertanya lah ya, ini ada apa, dan kami jelaskan. Kami jelaskan semuanya dan beliau bisa memahami, menerima dengan baik," ucap Gus Yahya kepada wartawan usai pertemuan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (14/8/2024) malam.

Jokowi sendiri tak memberikan solusi terkait permasalahan PBNU dan PKB. Gus Yahya menekankan PBNU dan PKB akan mencari sendiri solusi untuk menyelesaikan konflik tersebut.

"Ya itu kan nanti urusan kami sendiri solusinya," ujarnya.

Kendati begitu, kata dia, Jokowi tetap memberikan perhatian khusus terhadap konflik PBNU dan PKB. Dia menuturkan Jokowi tidak memihak ke pihak manapun terkait konflik ini.

"Ya kan sudah saya bilang tadi, ndak ada. Memang disinggung, tapi ya kami jelaskan saja karena beliau belum perhatikan juga lah ada masalah seperti ini, beliau perhatikan. Ya kami jelaskan apa yang terjadi, beliau bisa memahami, menerima dengan baik," tutur Ketum PBNU.

 


Bahas Kerja Sama PBNU dan Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) bersama Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (kiri) saat menghadiri acara puncak satu abad Nahdlatul Ulama (NU) di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023). Jokowi menilai NU sebagai organisasi Islam terbesar di dunia layak berkontribusi untuk masyarakat internasional. (Biro Pers Istana Kepresidenan/Agus Suparto)

Di sisi lain, Gus Yahya menyampaikan tujuan dirinya bertemu dengan Jokowi untuk membahas soal kerja sama antara PBNU dan pemerintah. Menurut dia, pemerintah Jokowi telah banyak membantu PBNU.

"Kami berharap bahwa nanti walaupun sudah tidak berjabat sebagai Presiden, masih tetap bisa dilanjutkan kerja sama antara kami dengan Pak Jokowi pribadi," ucapnya.

Salah satu bantuan yang diberikan Jokowi yakni pengembangan Universitas NU di Yogyakarta. Mulai dari, bantuan gedung dan menghubungkan dengan Presiden Muhammad bin Zayed dari Uni Emirat Arab.

"Itu semuanya adalah bantuan pribadi Pak Jokowi. Dan juga selama ini ada banyak sekali yang disediakan, bukan hanya Pak Jokowi pribadi, tapi juga oleh pemerintah di bawah kepemimpinan beliau selama ini. Ada kerja sama dan bantuan-bantuan yang cukup besar untuk NU," pungkas Yahya.

Infografis Panas Dingin Hubungan PBNU dengan PKB. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya