Bank Jago Kenalkan Konsep Responsible Lending di Program SDGI 2024

Pertumbuhan kredit yang berkualitas mendorong aset Bank Jago menjadi Rp 24,2 triliun per semester satu 2024 atau tumbuh 29 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 18,9 triliun.  Penyaluran kredit dilakukan secara berkualitas dan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Ini tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,4 persen.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 14 Agu 2024, 21:40 WIB
Head of Sustainability & Digital Lending Bank Jago, Andy Djiwandono menjelaskan, strategi Bank Jago dalam meningkatkan penyaluran kredit. (Gagas/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Jago Tbk (ARTO) terpilih sebagai salah satu tim inovator muda terbaik Indonesia yang berhasil menerapkan strategi bisnis berkelanjutan yang selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. 

Penghargaan ini diberikan pada program SDG Innovation Accelerator for Young Professionals (SDGI) 2024 yang diselenggarakan secara global oleh jaringan United Nations Global Compact (UNGC).

Head of Sustainability & Digital Lending Bank Jago Andy Djiwandono mengatakan  dalam program SDGI 2024 tersebut Bank Jago mengajukan sebuah konsep inovasi produk pembiayaan yang bertanggung jawab (responsible lending).

Andy menjelaskan, konsep ini merujuk pada komitmen untuk memajukan kesehatan keuangan yang direkomendasikan oleh Principles of Responsible Banking (PRB) dari PBB. 

“Konsep responsible lending ini sejalan dengan aspirasi Bank Jago untuk meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta orang melalui solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan,” kata Andy dalam Forum Jurnalis Jagoan, Rabu (14/8/2024).

Dalam merancang konsep responsible lending Bank Jago berpedoman pada kerangka kerja kesehatan finansial yang dibuat PBB sehingga konsep produk ini bisa mendorong nasabah untuk peduli terhadap kesehatan keuangannya. 

Andy mengungkapkan, sebagai bank berbasis teknologi dengan komitmen inovasinya, Bank Jago ingin menciptakan inovasi produk pembiayaan yang cepat, terjangkau, dapat dipersonalisasi, transparan sejak awal, serta dilengkapi dengan kiat-kiat kesehatan finansial. 

“Transparan yang kami maksud adalah semua informasi mengenai hak dan kewajiban nasabah sudah clear di depan dan tidak ada biaya yang disembunyikan. Dengan demikian, calon nasabah dapat mengambil keputusan dengan bijak sebelum benar-benar mengambil pinjaman,” pungkas Andy.

 


Bank Jago Kenalkan Konsep Responsible Lending di Program SDGI 2024

Credit: Bank Jago

PT Bank Jago Tbk (ARTO), pada kuartal dua 2024, berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 15,7 triliun atau tumbuh 40 persen dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar Rp 11,2 triliun. 

Head of Sustainability & Digital Lending Bank Jago, Andy Djiwandono mengatakan strategi Bank Jago dalam meningkatkan penyaluran kredit adalah memperdalam hubungan dengan mitra strategis. 

“Ya kita lagi-lagi sebenarnya itu karena kita terus berusaha untuk memperdalam hubungan kita dengan mitra strategis ya. Jadi perkembangan 40 persen kemarin juga sebenarnya bukannya kita cari mitra baru yang mendadak,” kata Andy kepada wartawan, di kantor Bank Jago, Rabu (14/8/2024). 

Andy menambahkan, berkat kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya. Selain itu, Andy menuturkan, Bank Jago juga semakin selektif dalam memilih mitra, dibandingkan ketika Bank Jago baru-baru berdiri. 

“Karena kita benar-benar maunya mitra yang memang bisa jangka panjang yang erat sekali. Sehingga kayak sekarang ini ya kita tanpa menambah mitra banyak tapi peningkatan kreditnya lumayan karena kerjasamanya semakin dalam,” pungkas Andy.

 


Aset Naik

Bank Jago dikembangkan sebagai bank berbasis teknologi untuk nasabah segmen pasar Ritel, Usaha Kecil dan Menengah, serta Mass Market. (Dok Bank Jago)

Pertumbuhan kredit yang berkualitas mendorong aset Bank Jago menjadi Rp 24,2 triliun per semester satu 2024 atau tumbuh 29 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 18,9 triliun. 

Penyaluran kredit dilakukan secara berkualitas dan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Ini tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,4 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya