Realisasi KUR Sentuh Rp 166,19 Triliun, Serapan Terbesar di Jawa

Pemerintah telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 166,19 triliun hingga Juli 2024

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 14 Agu 2024, 22:57 WIB
Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 166,19 triliun hingga Juli 2024, dengan penyerapan terbesar KUR di wilayah Jawa.

Angka tersebut setara dengan 55,4% dari target penyaluran sebesar Rp 300 triliun.

Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan, memaparkan bahwa penyaluran KUR per provinsi hingga akhir Juli 2024 sebagian besar berada di Provinsi Jawa Tengah dengan realisasi sebesar Rp 28,32 triliun.

Penyaluran KUR terbesar lainnya adalah di Jawa Timur sebesar Rp 26,96 triliun, dan Jawa Barat sebesar Rp 16,14 triliun.

“Penyaluran KUR di wilayah Jawa sebesar Rp 82,57 triliun atau berkontribusi 49,68% dari penyaluran KUR secara nasional,” papar Ferry dalam kegiatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Wilayah Jawa, dikutip Rabu (14/8/2024).

Realisasi Luar Jawa

Realisasi KUR terbesar lainnya juga terjadi di luar wilayah Jawa, yakni di Sulawesi Selatan sebesar Rp 10,03 triliun, Sumatera Utara Rp 8,92 triliun, dan Bali Rp 6,75 triliun.

Dalam kesempatan itu, Ferry juga mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan kredit alat mesin pertanian (alsintan) dengan total plafon sebesar Rp 107 miliar.

Adapun calon penerima kredit ini adalah petani atau kelompok tani untuk kredit/pembiayaan yang diberikan untuk alsintan, serta pelaku UMKM di sektor pertanian.

“(Alsintan) bunganya 3%, kemudian pagunya di atas Rp 500 juta hingga 2 miliar,” bebernya.


Menko Airlangga: KUR UMKM 90% Diakses Ibu-Ibu

Petugas Bank tengah menghitung uang rupiah di Bank BRI Syariah, Jakarta, Selasa (28/2). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kebaya merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dan menjadi bagian dari perjalanan sejarah para perempuan. Untuk terus melestarikan kekayaan wastra tersebut, Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) menggelar perayaan Hari Kebaya Nasional 2024, yang berlangsung pada 23-24 Juli 2024, di Istora Senayan, Jakarta. 

Pada hari pertama penyelenggaraan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto hadir membuka KOWANI Expo sebagai rangkaian acara Hari Kebaya Nasional 2024. Expo ini turut didukung oleh Cahaya Ladara Nusantara (CLN) dan menghadirkan berbagai stan UMKM.

“Kebaya menjadi bagian dari simbol industri pakaian, kain, tekstil di dalam negeri dan industri kebaya ini local content-nya 100 persen. Banyak kain diproduksi di seluruh wilayah Indonesia dengan alat tenun bukan mesin yang punya ciri khas,” ujar Airlangga, dikutip Rabu (24/7/2024).

Hubungan antara kebaya dan perempuan, disebutkan Airlangga punya kaitan yang erat. Khususnya sebagai kekuatan industri kecil dan menengah yang mayoritas digerakan oleh perempuan.

Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah menyediakan pelatihan hingga kredit usaha yang dapat dimanfaatkan oleh para ibu dan perempuan yang tengah merintis bisnis.

“Pemerintah menyiapkan Kredit Usaha Rakyat untuk UMKM, nol sampai 10 juta itu bunganya rendah hanya 3 persen dan itu 90 persen diakses oleh ibu-ibu. Kemudian kredit dari 10 sampai dengan 100 juta, kreditnya tanpa jaminan dengan bunga 6 persen dan disubsidi pemerintah. Juga 100 sampai 500 juta disediakan di Kredit Usaha Rakyat. Total dana yang disediakan 270 triliun dan silakan ibu-ibu mengakses kredit tersebut,” jelas Airlangga.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya