Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang koreksi pada perdagangan Kamis (15/8/2024). IHSG akan melemah ke rentang area 7.027-7.218.
IHSG menguat 1,08 persen ke posisi 7.436 dan masih didominasi oleh volume pembelian pada perdagangan Rabu, 14 Agustus 2024.
Advertisement
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pada label hitam, ada kemungkinan IHSG sedang membentuk wave (b) dari wave 2 pada pola running flat, selanjutnya IHSG akan melemah ke rentang area 7.027-7.218.
"Pada label merah, apabila IHSG mampu break 7.454, IHSG akan menuju ke 7.513-7.654,” ujar Herditya dalam catatannya.
Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 7.207,7.126 dan level resistance 7.454,7.514 pada Kamis pekan ini.
Sementara itu, dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance di 7.275-7.450 pada Kamis pekan ini.
Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi mengatakan, IHSG terlihat kembali melakukan rebound dengan kicking candle disertai volume. Ia mengatakan,meski berpeluang untuk melakukan koreksi teknikal, tetapi selama di atas garis moving average (MA) 5 harian, sehingga berpeluang untuk kembali rebound dan melanjutkan fse bullish-nya.
“Namun, jika breakdown support garis MA5, berpeluang untuk menguji support garis MA20 untuk kembali melanjutkan fase sidewaysnya,” ujar Wafi.
Wafi menuturkan, IHSG akan bergerak di kisaran 7.300-7.500 pada Kamis pekan ini.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Industri Farmasi dan Jamu Sido Muncul Tbk (SIDO).
Sedangkan PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Astra International Tbk (ASII), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA),dan saham SIDO.
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) - Spec Buy
Saham ANTM terkoreksi 0,38% ke 1.305 dan masih disertai oleh volume penjualan, pergerakannya pun belum mampu menembus MA20.
"Selama masih mampu berada di atas 1.265 sebagai stoplossnya, posisi ANTM saat ini diperkirakan sedang berada di awal wave C dari wave (B)," ujar Herditya.
Spec Buy: 1.285-1.300
Target Price: 1.405, 1.505
Stoploss: below 1.265
2.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) - Spec Buy
Saham BBCA terkoreksi 0,97% ke 10.200 disertai dengan munculnya volume penjualan, tetapi koreksi BBCA masih tertahan oleh MA20.
"Saat ini, posisi BBCA diperkirakan berada pada bagian dari wave 5 dari wave (5) pada label hitam,"tutur dia.
Spec Buy: 10.025-10.200
Target Price: 10.400, 10.600
Stoploss: below 9.875
3.PT Bukit Asam Tbk (PTBA) - Buy on Weakness
Saham PTBA menguat 2,26% ke 2.720 disertai dengan munculnya volume pembelian, penguatannya pun masih mampu berada di atas MA20.
"Selama masih mampu berada di atas 2.580 sebagai stoplossnya, posisi PTBA diperkirakan sedang berada di awal wave (iii) dari wave [i] dari wave 3," tutur dia.
Buy on Weakness: 2.630-2.690
Target Price: 2.790, 2.950
Stoploss: below 2.580
4.PT Industri Farmasi dan Jamu Sido Muncul Tbk (SIDO) - Buy on Weakness
Saham SIDO menguat 2,82% ke 730 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian, tetapi penguatan SIDO masih tertahan oleh MA60. "Kami perkirakan, posisi SIDO saat ini sedang berada pada bagian dari wave (c) dari wave [b]," kata Herditya.
Buy on Weakness: 705-725
Target Price: 745, 770
Stoploss: below 695
Advertisement
Prediksi IHSG dari Manulife
Sebelumnya, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) berada pada posisi 7.800 pada akhir 2024.
Chief Economist & Investment Strategist MAMI, Katarina Setiawan menjelaskan terdapat sejumlah kondisi yang bisa mempengaruhi kondisi pasar modal sampai akhir tahun.
"IHSG akhir tahun diperkirakan ada di Rp 7.800, ini berdasarkan valuasi dari segi PE dan juga pertumbuhan laba emiten," kata Katarina dalam Webinar Market Update – Wind of Change, Rabu (14/8/2024).
Secara makro, MAMI melihat current account deficit atau defisit transaksi berjalan akan terjaga di bawah 2 persen. Ini jauh di bawah defisit transaksi berjalan Indonesia pada krisis taper tantrum sebelumnya, di mana defisit transaksi berjalan mencapai di atas 4 persen.
"Jadi di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi global, current account deficit kita ini masih sangat terjaga. Kita juga melihat pertumbuhan PDB masih akan stabil dan kuat, masih comparable dan masih sangat kompetitif dibandingkan dengan negara-negara lain," imbuh Katarina.
Kemudian untuk 10 year government bond yield diperkirakan akan berkisar antara 6-6,25 persen. Ini tentu didukung dengan perbaikan situasi finansial dan pemotongan suku bunga The Fed dan stabilnya nilai tukar rupiah.
Prediksi Inflasi
Inflasi diperkirakan berkisar antara 2,8-3,2 persen. Karena walaupun telah terjadi beberapa kali deflasi, MAMI melihat kemungkinan ada inflasi di sisa tahun ini yang dipicu kebijakan-kebijakan dari pemerintah. Misalnya penambahan objek cukai dan kenaikan tarif impor,
Nilai tukar rupiah diperkirakan antara Rp 15.400 sampai Rp 16.000 dengan base case-nya ada di sekitar Rp 15.600 sampai Rp 15.650. Kemudian benchmark rate suku bunga acuan BI antara 5,75 sampai 6,25 dan dengan base case-nya di 5,75 sampai 6,00.
Katarina menjabarkan beberapa faktor risiko yang perlu diwaspadai baik dari eksternal maupun internal. Dari eksternal, ada tensi geopolitik yang di mana eskalasinya bisa terjadi sewaktu-waktu di luar perkiraan.
"Jika terjadi eskalasi mendadak dari kondisi geopolitik, ini di luar kontrol dari semua pihak. Namun kita melihat bahwa tensi geopolitik ini sangat diupayakan oleh berbagai pihak untuk menahan diri. Semoga ini terus bisa dipertahankan dan bahkan membaik ke depannya," kata Katarina.
Advertisement