Liputan6.com, Jakarta Usai kasus dugaan KDRT yang menimpanya, Cut Intan Nabila masih didampingi keluarga dan teman-temannya, salah satunya Wardah Maulina. Melalui sebuah video, Cut Intan Nabila berterima kasih kepada publik yang memberi dukungan.
“Makasih ya semuanya sudah bantuin, doain aja semoga prosesnya cepat berjalan biar bisa cepat istirahat. Amin,” kata dia dikutip dari Instagram Stories, Kamis (15/8/2024).
Advertisement
Bersama video itu, Wardah Maulina berbagi cerita soal sahabatnya yang bahkan sampai lupa tanggal ulang tahun anak bungsunya sendiri. Tampaknya kasus kekerasan yang menimpa begitu mengguncang pikirannya hingga ada hal penting yang terlupakan.
“Siang tadi aku nanya anaknya lahir tanggal berapa krn pengacara tanya ke aku jd aku jawab tgl 24 karena aku semalam ngecek postingan dia yang lahiran jd inget,” kata Wardah Maulina.
Namun saat ditanya langsung, ibu tiga anak ini menyebut tanggal yang berbeda. Cut Intan Nabila lupa kapan melahirkan meski belum sebulan berlalu.
Lupa Tanggal Melahirkan
“Karena ragu aku mastiin ke dia, dia jawab 27 trus aku bingung, loh kok postingan lahiran 24 juli. Terus ini sblm bikin video ini, baruuuu aja aku tanya lagi, sebenarnya zhea lahir tanggal berapa? 27 kata intan, masih kekeh bangett,” ungkap Wardah Maulina.
“Trus aku nanya lagi beneran Bukan nya 24? Dia bilang masa sih kak ? Bukannya 27? Nggak lama dia ingat2 dia bilang eh iya 24,” imbuhnya.
Advertisement
Sorot Matanya Bikin Netizen Salfok
Unggahan itu jadi sorotan warganet. Mereka fokus pada tatapan mata Cut Intan Nabila yang tampak lelah. “Dari matanya gabisa boong keknya cape bgt,” kata salah satu netizen.
“Di balik senyumannya ada luka besar 😭😞 gatau lgi dah mentalnya gmn blm lgi dia ngurusin anak²nya,” ujar netizen lain.
“Ternyata bener ya, mata adalah jendela hati,” ujar warganet lain.
“Semangat ❤❤❤ semoga segera selesai mslhnya Dan smua yg terbaik buat mb cut intan Nabila,” yang lainnya menimpali.
Pasal Berlapis untuk Armor
Sementara itu, suami Intan, Armor Toreador, dikenakan pasal berlapis. Pertama, pasal kekerasan fisik dalam rumah tangga (KDRT) yaitu pasal 44 ayat 2 UU Nomor 23 tahun 2004, dengan ancaman 10 tahun penjara.
“Kami juga memasukkan pasal kekerasan terhadap anak, yaitu pasal 80 UU Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak dengan ancaman 4 tahun 8 bulan ditambah sepertiga. Kemudian kami juga kenakan pasal penganiayaan, pasal 351 KUHP dengan ancaman pidana paling lama 5 tahun penjara,” tutur Rio Wahyu Anggoro selaku Kapolres Bogor.
Advertisement
