Liputan6.com, Bandung - Sawah di wilayah Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dilanda kekeringan. Akibatnya Para petani terancam gagal panen.
Atang Suryana (45), salah seorang petani mengeluhkan kondisi kekeringan yang terjadi di musim kemarau lantaran sulit mendapatkan suplai air untuk mengairi sawah.
Advertisement
"Ya di musim kemarau kekurangan air. Ini juga hampir gagal panen gara-gara kurang air," kata dia saat ditemui di Batujajar, Rabu, 14 Agustus 2024.
Sistem persawahan yang diterapkan olehnya adalah sawah tadah hujan. Sawah tersebut bergantung pada hujan untuk mendapatkan air. Sehingga pada musim kemarau yang notabenenya jarang terjadi hujan, sawahnya pun terancam mengalami kekeringan.
Selain itu, dia menyebut tidak ada sumber air selain dari hujan. "Disini nggak ada sumur bor atau irigasi yang bisa menggantikan air hujan," ujarnya.
Ia mengaku tak bisa berbuat banyak saat musim kemarau tiba. Di sisi lain, Atang pun harus mencari uang untuk memenuhi kehidupan sehari-hari yang bergantung pada hasil panen.
"Kalau musim kemarau persentase berhasil dan gagalnya panen 50 banding 50. Ini aja untung masih ada serapan air karena hujan beberapa hari yang lalu," ungkapnya.
Sawah yang dibuat diatas lahan sekitar 2.100 meter persegi atau 150 tumbak itu diakuinya dapat menghasilkan padi hingga 1 ton. Namun jika dimusim kemarau, hasilnya berkurang cukup drastis karena banyak yang gagal imbas kekurangan air.
Dia berharap pemerintah bisa memberikan solusi terhadap ancaman kekeringan di lahan persawahan saat musim kemarau datang.
"Mudah-mudahan disini ada sumur bor atau dibuat aliran irigasi supaya bisa nanam [padi] saat musim kemarau," tukasnya.
Antisipasi Bencana Kekeringan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menerima laporan adanya kekeringan pada sawah yang terjadi di wilayah Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB)
Kepala BPBD KBB, Meidi mengatakan pihaknya telah mengirimkan bantuan air bersih untuk para petani agar bisa melanjutkan proses penanaman padi. Adapun bantuan air yang telah didistribusikan yaitu sebanyak satu unit truk atau 5.000 liter.
"Iya sudah dikirim. 1 truk air dengan kapasitas 5.000 liter," kata dia saat dihubungi.
BPBD KBB juga telah menyiapkan truk pengangkut air bersih untuk mengantisipasi bencana kekeringan di musim kemarau.
Meidi mengatakan, nantinya, truk yang mengangkut air itu akan dikirimkan kepada warga yang sangat membutuhkan air bersih. Pihaknya pun bakal menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI), TNI, dan PDAM Kota Cimahi terkait pendistribusian bantuan air bersih.
Ia menyebut air yang dikirimkan kepada warga yang mengalami kekeringan berasal dari dua sumber air.
"Mata air yang sudah teruji ada dua, yang satu dari PDAM dan yang satu lagi dari Yonarmed 4 Cimahi," kata Meidi beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan, jika air dari dua sumber tersebut belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maka BPBD Bandung Barat akan berkoordinasi dengan PDAM dari wilayah lain yang ada di Bandung Raya.
"Kalau misalkan dampak dari kekurangan air tersebut kurang, nanti kita bisa cari lagi ke PDAM yang ada di tempat lain," ujarnya.
Pada musim kemarau ini, kekeringan menjadi bencana tahunan yang kerap terjadi di Bandung Barat, terutama di area persawahan. Kendati demikian, Meidi mengingatkan tentang potensi kebakaran di lahan terbuka.
"(Potensi kebakaran) Ada, hanya itu sifatnya itu skalanya lokal. Contohnya alang-alang yang ada di Kota Baru Parahyangan dan itu sudah bisa terantisipasi dan tidak sampai meluas," ungkapnya.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat agar menjaga kelestarian lingkungan agar meminimalisir terjadinya bencana yang tidak diinginkan. Meidi juga meminta agar masyarakat menjaga sumber mata air agar tidak terkontaminasi atau tertutup yang bisa menyebabkan pengurangan debit air yang mengalir.
"Dan juga marilah kita tanam sebanyak mungkin tanaman-tanaman keras yang bisa menahan atau menampung air tersebut lebih banyak lagi dan lebih lama," tandasnya.
Penulis: Arby Salim
Advertisement