Liputan6.com, Jakarta Harga Bitcoin sedikit berubah pada Rabu, 14 Agustus 2024 setelah rilis data inflasi AS yang melandai sesuai dengan ekspektasi pasar.
Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 2,9% dalam 12 bulan hingga Juli. Para ekonom memperkirakan indeks, yang melacak perubahan harga di berbagai barang dan jasa, akan naik 3% dari tahun ke tahun.
Advertisement
Pada basis bulanan, harga konsumen naik 0,2% dibandingkan dengan Juni. Kenaikan ini terjadi setelah harga konsumen turun dari bulan ke bulan untuk pertama kalinya sejak Mei 2020 pada Juni.
Setelah rilis laporan tersebut, harga Bitcoin berada di sekitar USD 61.200 atau setara Rp 956,7 juta (asumsi kurs Rp 15.633 per dolar AS, mencatat kenaikan sebesar 3,9% selama sehari terakhir, menurut data dari Coinmarketcap.
Sementara itu, harga Ethereum dan Solana masing-masing naik 3,9% dan 3,8%, menjadi USD 2.740 atau setara Rp 42,8 juta dan USD 151 atau setara Rp 2,3 juta.
Meskipun begitu, pada Kamis pagi, 15 Agustus 2024, harga Bitcoin dan sejumlah kripto lainnya kembali melemah. Harga Bitcoin diperdagangkan di kisaran USD 58.927 per dolar AS atau setara Rp 921,2 juta. Melemah sekitar 2 persen dalam sehari terakhir.
Dinilai Mengecewakan
Analis riset senior di firma analitik kripto Kaiko, Dessislava Aubert mengatakan pergerakan harga Bitcoin cukup mengecewakan.
"Namun, ini bukan hasil yang buruk karena masih membuka jalan bagi pemangkasan suku bunga Fed pada bulan September,” kata Aubert, dikutip dari Decrypt, Kamis (15/8/2024).
Aubert menambahkan, respon Bitcoin yang tidak signifikan terhadap data inflasi pada Rabu kemungkinan besar disebabkan oleh data inflasi grosir yang dirilis pada Selasa.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement