Ditanya Sosok yang Mau Ambil PDIP, Hasto Singgung 'Habis Manis Sepah Dibuang'

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri sudah menyatakan siap kembali menjabat sebagai pimpinan tertinggi di PDIP. Pernyataan itu disampaikan Megawati setelah mengetahui ada pihak yang berusaha merebut PDIP.

oleh Aries Setiawan diperbarui 15 Agu 2024, 11:36 WIB
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Gibran Rakabuming Raka bukan lagi kader Partai Banteng.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri sudah menyatakan siap kembali menjabat sebagai pimpinan tertinggi di PDIP. Pernyataan itu disampaikan Megawati setelah mengetahui ada pihak yang berusaha merebut PDIP.

Saat ditanya, pihak yang akan mengambil PDIP berasal dari internal atau eksternal, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyinggung soal sosok yang 'habis manis sepah dibuang'.

"Ada upaya untuk melakukan konsolidasi kekuasaan. Bahkan ada sosok penting yang berjuang menjalankan perintah dari pemimpin itu, tetapi kemudian orang mengatakan habis manis sepah dibuang," kata Hasto Kristiyanto, saat diwawancarai di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (15/8/2024).

Padahal, kata Hasto, sosok tersebut sudah mencoba melakukan kehendak pemimpin. Tapi yang terjadi, sosok tersebut dibuang oleh pemimpin.

Namun, Hasto juga meyakini bahwa rakyat takkan diam. Dia berkaca pada pengalaman di internal PDIP, yang isinya mayoritas adalah wong cilik yang siap melawan upaya pengambilalihan kepemimpinan partai dari Megawati Soekarnoputri.

"Padahal segala cara sudah coba dilakukan untuk memenuhi kehendak pemimpin. Maka ini menjadi bukti bahwa hukum ketika tidak lagi mengabdi pada merah putih akan terjadi pergerakan rakyat," ujar Hasto.

Tak hanya itu, seluruh kader partai juga siap melawan semua pihak yang mengganggu kedaulatan dan berusaha melakukan pengambilalihan kepemimpinan dari Megawati sebagai ketua umum. Sekjen PDIP itu mengingatkan agar jangan main-main dengan PDIP.

"Jadi kami akan menjaga marwah partai, kedaulatan partai, dan terlebih kehormatan Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri," tegas Hasto.


Megawati: Ada Orang yang Mau Ambil PDIP

Momen Jokowi Gandeng Tangan Megawati saat Rakernas III PDIP. (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)

Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengungkapkan bahwa ada pihak lain yang mencoba mengambil alih PDIP.

Oleh karena itu, Megawati bersedia kembali memimpin partai untuk lima tahun mendatang. Padahal, Megawati berencana untuk pensiun dari politik dan jabatan ketua umum PDIP.

"Gue mau pensiun ah. Aku udah punya cicit kan. Lucu banget. Aiiih tahu-tahu disuruh jadi ketum. Tapi enggak nurut. Eh gitu denger ini akan diambil PDIP. Saya mau jadi ketum lagi, hahaha. Keren apa enggak? Keren enggak? Benar enggak?" ucap Megawati di kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/8/2024).

Presiden kelima RI ini awalnya memilih untuk pensiun dari dunia politik di usianya yang ke-77. Dia juga ingin lebih banyak kumpul bersama keluarga.

Namun, banyak kader yang memintanya untuk kembali menjadi ketua umum PDIP untuk periode berikutnya.

"Umur 77, kalau menurut dari peraturan udah pensiun tahu. Ini kamu, ibu minta untuk jadi ketum lagi. Kalau orang kan senang banget ya. Aku bilang sama Hasto (Sekjen PDIP), gue pikirin dulu ya, To. Gue rasanya pengen juga kumpul sama keluarga. Ini disuruh jadi ketum lagi. Ketum lagi," ungkap Megawati Soekarnoputri.

Megawati kemudian mendengar isu ada upaya pihak lain untuk mengambil alih PDIP. Mendengar informasi itu, Megawati akhirnya mempertimbangkan kembali untuk memimpin PDIP. Karena dia khawatir partai yang sudah dibesarkannya diambil orang yang salah.

"Udah gitu sekarang ada orang mau ambil pula PDIP. Aduh gawat, gile," ujar putri Bung Karno ini.


Megawati Singgung Ada Orang Rasakan Nikmatnya Istana Sampai Enggak Mau Berhenti

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyinggung orang yang merasakan kenikmatan istana. Saking nikmatnya, orang tersebut ingin meneruskan kekuasaan istana.

"Saya anak istana loh. Bayangin yang namanya istana, kan gede banget. Wah apa aja ada, gitu. Makanya orang yang masuk gitu, sekarang merasakan kenikmatan itu. Terus kepinginnya meneruskan, sudah berhenti dah," ujar Megawati Soekarnoputri di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Selasa (14/8/2024).

Megawati menegaskan bahwa kekuasaan tidaklah abadi. Dia mengingatkan, jika waktunya habis maka sebaiknya selesai berkuasa. Jangan cari-cari cara buat melenggangkan kekuasaan dan pengaruh.

"Orang namanya kekuasaan itu selesai kok, enggak langgeng, iyalah. Jadi ya sudah, kalau sudah mau selesai, ya sudah. Lah saya saja 3 tahun cuma, ya sudah enggak boleh lagi, ya sudah, itu wae," ucap Megawati.

"Tapi kan kitanya, kenapa sih saya masih bisa pidato-pidato kayak gini, gitu loh. Karena apa? Bakti saya, gitu loh. Mana sih saya pernah mau mecah belah kamu," ucap Megawati.

Presiden kelima RI ini pun meminta agar masyarakat tidak gampang memecah belah. Sederhananya, tidak menjelekkan seseorang dari belakang.

"Eh, Pak Ahok. Pak Ahok diomongin jelek-jelek, yang ini bagian sebelah sana loh. 'Gimana, Pak Ahok?' Itu pecah belah loh. Awas loh ya ibu-ibu segala-segala kalau ada yang ngomongin orang lain kayaknya jelek, terus kamu yang benar, saya dipikir enggak tau? Tahu," ujar Megawati.

 

Reporter: Alma Fikhasari

Sumber: Merdeka.com

Infografis Panas Dingin Hubungan Jokowi - Megawati. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya