Liputan6.com, Jakarta - Komet adalah benda langit yang mengorbit matahari dan tersusun dari debu, batu, dan es beku. Komet juga dikenal sebagai bintang berekor karena memiliki ekor gas yang panjang.
Komet memiliki orbit yang berbentuk elips, hiperbolis, atau parabolis, yang lebih lonjong dan panjang daripada orbit planet. Ketika komet mendekati matahari, es dan debu yang menyusunnya menguap dan membentuk kepala gas yang bersinar dan ekor yang membentang jutaan mil.
Ekor komet selalu menjauhi matahari karena hembusan angin matahari, yang membuat lapisan es komet menguap dan terlempar ke arah luar. Semakin dekat komet ke matahari, semakin panjang ekornya.
Baca Juga
Advertisement
Komet dapat dibedakan menjadi komet periodik dan komet non-periodik. Komet periodik dapat muncul lebih dari satu kali, seperti Komet Halley yang muncul setiap 75 hingga 76 tahun.
Komet Halley memiliki nama resmi 1P/Halley dan menjadi salah satu komet paling terang di tata surya. Dikutip dari laman Britannica pada Kamis (15/08/2024), salah satu komet periodik ini ditemukan oleh Edmond Halley, seorang ahli astronomi, geofisika, meteorologi, dan fisika berkebangsaan inggris.
Meskipun tidak menemukan komet periodik pertama, Halley adalah orang pertama yang memprediksi kembalinya sebuah komet. Halley memperhatikan tiga komet dengan orbit yang sangat mirip pada 1705.
Berdasarkan perhitungannya, Halley memprediksi komet tersebut akan kembali pada 1758, dan prediksinya terbukti benar. Komet ini kemudian dikenal sebagai Komet Halley dan adalah komet periodik paling terkenal.
Komet Halley memiliki orbit yang sangat eksentrik. Orbit komet Halley berbentuk elips dan mundur karena berlawanan arah dengan planet, dengan kemiringan 18º.
Perihelion
Orbit komet ini dapat membawanya sangat dekat dengan matahari pada perihelion (titik terdekat dengan matahari) dan sangat jauh dari matahari pada aphelion (titik terjauh dari matahari). Jarak terpendek komet dari matahari adalah 0,6 AU (Astronomical Unit atau Satuan Astronomi), berada di antara orbit Merkurius dan Venus, sedangkan jarak terjauhnya adalah 35 AU, pada jarak orbit Pluto.
Komet ini memiliki struktur yang terdiri dari nukleus dan koma. Inti komet Halley diperkirakan memiliki diameter sekitar 15 kilometer.
Intinya mengandung air, karbon monoksida, formaldehida, karbon dioksida, metana, amonia, dan asam hidrosianat. Ketika mendekati Matahari, koma dan ekornya dapat membentang jutaan kilometer.
Komet Halley terakhir terlihat dari bumi pada 1986. Saat itu, banyak misi antariksa diluncurkan untuk mempelajari komet ini secara dekat.
Misi-misi ini memberikan data yang sangat berharga tentang komposisi, struktur, dan dinamika komet. Komet Halley diperkirakan akan kembali ke perihelion pada 2061.
Komet Halley berasal dari Awan Oort tempat komet dengan lintasan panjang. Karena alasan ini, diyakini bahwa Halley awalnya memiliki lintasan yang panjang.
Orbit komet ini sedikit demi sedikit berkurang karena terperangkap oleh benda-benda gas Tata Surya yang sangat besar, sehingga memperpendek orbitnya. Komposisi Komet Halley yang sebagian besar terdiri dari es dan debu mendukung teori asal-usulnya dari Awan Oort, tempat yang sangat dingin sehingga memungkinkan bahan-bahan volatil seperti es untuk bertahan.
Meskipun Awan Oort adalah teori yang paling diterima, ada juga teori lain yang menyebutkan bahwa Komet Halley mungkin berasal dari objek trans-Neptunus dengan orbit retrograd seperti 2008 KV42. Teori ini didasarkan pada penemuan objek-objek serupa di tata surya bagian luar.
(Tifani)
Advertisement