Liputan6.com, Jakarta Salah satu kegiatan penting dalam rangkaian peringatan Hari Nasional UMKM 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM adalah Forum Group Discussion (FGD). Diskusi ini bertajuk 'Menata Ulang Pendampingan Republik UMKM 2045'.
Dipandu oleh moderator Lukman Ekana Putra, hadir sebagai narasumber yang kompeten di bidangnya yaitu Ketua Umum DPN ABDSI Cahyadi Joko Sukmono, Direktur Pengembangan UMKM dan Koperasi Bappenas Mahatmi Parwitasari Saronto, Dosen FEB Universitas Indonesia dan founder UKM Indonesia Dewi Meisari Haryanti, serta perwakilan IWAPI dan COO PT. Infinitie Berkah Energi Rinawati Prihatiningsih.
Para peserta dan pemangku kepentingan dari berbagai sektor, termasuk pemerintah, sektor swasta, organisasi non-pemerintah, dan akademisi, hadir untuk berdiskusi dan menyumbangkan perspektif mereka mengenai masa depan pendampingan UMKM di Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Rinawati dalam pemaparannya menyampaikan perspektif yang kritis tentang bagaimana pendampingan UMKM di Indonesia harus ditata ulang untuk menghadapi tantangan masa depan, khususnya menjelang visi 2045. Dia juga menyoroti penanganan pendampingan UMKM masih belum terkoordinasi dengan baik dan cenderung terfragmentasi.
"UMKM adalah tulang punggung ekonomi nasional, dengan kontribusi yang signifikan terhadap PDB dan penyediaan lapangan kerja. Namun, UMKM yang dipimpin oleh perempuan masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari akses pembiayaan yang terbatas, rendahnya adopsi teknologi, hingga hambatan gender dalam menjalankan usahanya," tutur Rinawati.
Penekanan pentingnya transisi dari ego-sistem setiap pemangku kepentingan bekerja secara terpisah, menuju ekosistem yang terintegrasi. Dalam ekosistem ini, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan stakeholder lainnya seperti akademisi, media dan LSM penting untuk menciptakan sinergi yang kuat dan efektif dalam mendukung UMKM perempuan.
IWAPI, sebagai organisasi yang berdedikasi untuk memberdayakan perempuan pengusaha, telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mendukung perempuan UMKM. Salah satu program unggulan IWAPI adalah pelatihan digital, yang telah melibatkan lebih dari 10.000 perempuan pengusaha di seluruh Indonesia.
Selain itu, IWAPI juga telah membangun jaringan internasional melalui G20 EMPOWER dan AWEN yang memungkinkan lebih dari 5.000 UMKM perempuan untuk terhubung dengan pasar global. Melalui advokasi kebijakan yang inklusif, IWAPI berupaya menciptakan lingkungan bisnis yang lebih mendukung bagi perempuan pengusaha di Indonesia.
G20 EMPOWER, sebagai inisiatif global yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi perempuan, juga memainkan peran penting dalam kegiatan ini. Program mentoring global yang diprakarsai oleh G20 EMPOWER telah melibatkan lebih dari 100.000 perempuan pengusaha di seluruh dunia.
Rinawati menutup paparannya dengan beberapa rekomendasi penting, termasuk peningkatan akses terhadap teknologi digital, perluasan program mentoring lintas sektor, serta advokasi kebijakan yang lebih inklusif dan mendukung perempuan dalam dunia bisnis.
"Dengan komitmen bersama dari semua pihak, kami yakin bahwa Perempuan UMKM di Indonesia dapat tumbuh menjadi kekuatan ekonomi yang signifikan dan memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional," tutup Rinawati.