Liputan6.com, Islamabad - Pakistan terus bergulat dengan masalah infrastruktur akibat permasalah administratif selama puluhan tahun.
Masalah ini tidak hanya menghambat pertumbuhan ekonomi negara tetapi juga berdampak signifikan pada kualitas hidup jutaan warganya.
Advertisement
Hal ini dialami oleh warga di wilayah Gilgit-Baltistan yang diduduki Pakistan (PoGB) dan Lembah Neelum, tempat masyarakat setempat berjuang setiap hari dengan fasilitas dasar yang tidak memadai dan infrastruktur yang rusak.
Lembah Thorsay Bilamik di PoGB menjadi contoh nyata masalah Pakistan dalam mengembangkan dan memelihara infrastruktur penting.
Meskipun berpotensi sebagai tujuan wisata, lembah tersebut sebagian besar masih sulit diakses dan kurang berkembang.
Penduduk setempat menghadapi berbagai tantangan, termasuk tidak adanya jangkauan jaringan seluler, kondisi jalan yang rusak, fasilitas kesehatan yang tidak memadai, dan sangat kurangnya lembaga pendidikan, dikutip dari laman Khaama, Senin (19/8/2024).
Masalah-masalah ini bukanlah insiden yang berdiri sendiri, melainkan gejala dari pola pengabaian yang lebih luas yang melanda sebagian besar daerah pedesaan dan terpencil di Pakistan.
Meskipun telah menyampaikan kekhawatiran ini, pemerintah dinilai diam dan tidak responsif. Sentimen ini bergema di seluruh wilayah, di mana janji-janji pembangunan dan kemajuan masih belum terpenuhi, sehingga masyarakat harus berjuang sendiri dalam kondisi yang semakin menantang.
Di Lembah Thorsay Bilamik, hanya ada satu sekolah menengah pertama kecil untuk populasi siswa yang besar menggarisbawahi masalah di wilayah itu.
Warga Cari Peluang Lain
Ketidakcukupan ini memaksa banyak siswa meninggalkan rumah dan keluarga mereka untuk mencari peluang pendidikan yang lebih baik, mengganggu struktur keluarga dan memperburuk brain drain yang melanda banyak daerah pedesaan Pakistan.
Infrastruktur perawatan kesehatan, atau kekurangannya, menghadirkan tantangan kritis lainnya.
Tidak adanya fasilitas medis yang layak di daerah terpencil seperti Lembah Thorsay Bilamik membahayakan nyawa, terutama bagi wanita dan anak-anak.
Laporan tentang perempuan yang melahirkan selama perjalanan berbahaya ke rumah sakit yang jauh menyoroti konsekuensi mengerikan dari pengabaian infrastruktur layanan kesehatan.
Situasi ini tidak hanya merupakan pelanggaran hak asasi manusia dasar tetapi juga merupakan dakwaan yang memberatkan atas ketidakmampuan Pakistan untuk menyediakan layanan penting bagi warganya.
Jaringan jalan yang memburuk di seluruh Pakistan, khususnya di wilayah seperti PoGB, semakin menggambarkan krisis infrastruktur negara tersebut.
Para peziarah yang melakukan perjalanan ke tempat-tempat keagamaan di dekat puncak gunung PoGB menghadapi perjalanan berbahaya di jalan yang dibangun dengan buruk, sering kali menghabiskan waktu tambahan untuk melewati medan yang berbahaya.
Pengalaman seperti itu tidak hanya menghalangi pariwisata tetapi juga menghambat kegiatan ekonomi dan layanan darurat di wilayah tersebut.
Advertisement
Kondisi Masyarakat Lokal
Situasi di Lembah Neelum memberikan contoh lain yang meresahkan tentang salah urus dan pengabaian terhadap masyarakat lokal.
Sejumlah pihak menyebut, akar penyebab krisis infrastruktur Pakistan rumit, mulai dari kendala keuangan dan salah alokasi sumber daya hingga korupsi dan kurangnya kemauan politik.
Namun, tanggung jawab utama terletak pada pemerintahan yang belum mampu menerapkan strategi pembangunan jangka panjang yang efektif.
Ketika Pakistan berjuang dengan tantangan internal ini, pengaruh regional dan posisinya di panggung internasional terus berkurang.
Keterbelakangan infrastruktur Pakistan yang parah adalah krisis yang ditimbulkannya sendiri, yang berakar pada pengabaian administratif dan salah urus selama beberapa dekade.