Bentangan Bendera Raksasa di Tapal Batas RI-Timor Leste

Pembentangan bendera raksasa ini sebagai bentuk memperkuat rasa nasionalisme masyarakat tapal batas dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

oleh Ola Keda diperbarui 16 Agu 2024, 00:30 WIB
Ratusan warga saat membentangkan bendera raksasa di sepanjang jalan sabuk merah perbatasan RI-Timor Leste (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Ratusan warga Kecamatan Musi, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama TNI-Polri dan Pemerintah Kecamatan membentang bendera raksasa di sepanjang jalan sabuk merah, Rabu 14 Agustus 2024.

Bendera raksasa berukuran 300x2 Meter itu dibentang sepanjang jalan dan diarak secara bersama-sama. Masyarakat berpakaian adat tampak semangat dibawa terik matahari menggenggam merah putih di tangan mereka.

Pembentangan bendera raksasa ini sebagai bentuk memperkuat rasa nasionalisme masyarakat tapal batas dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik  Indonesia (NKRI).

"Inilah wujud sikap nasionalisme masyarakat perbatasan ini sangat kokoh, sehingga situasi keamanan dan ketertiban di wilayah perbatasan Musi dan RDTL sangat aman dan kondusif," kata Camat Musi, Jhon Olin, Rabu 14/8/2024.

Menurutnya, pembentangan bendera raksasa ini merupakan kerjasama antara Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonkav 6/Naga Karimata dan Polri, serta masyarakat dalam menjaga keamanan di perbatasan.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Keamanan di Perbatasan RI-Timor Leste

Ratusan warga saat membentangkan bendera raksasa di sepanjang jalan sabuk merah perbatasan RI-Timor Leste (Liputan6.com/Ola Keda)

Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonkav 6/Naga Karimata berterima kasih kepada masyarakat setempat yang selalu setia menjaga keamanan negara di pintu perbatasan Indonesia-Timor Leste.

"Kegiatan ini saya nilai sangat positif untuk menimbulkan stabilitas wilayah antara Indonesia dan Timor Leste dan bisa dijadikan kegiatan ini sebagai reseprentatif, atau contoh untuk perbatasan-perbatasan darat lainnya di Indonesia," jelas Danki SSK 2 Pos Haumeni Ana, Lettu Kav. M. Buchori.

Menurutnya, selama dia bertugas selama 11 bulan di perbatasan RI-RDTL Sektor Barat, belum ada gangguan keamanan yang menonjol. Ini semua karena keterlibatan masyarakat menjaga kondusifitas wilayah perbatasan.

"Untuk gangguan sangat minim saya sebutkan di sini, karena selama saya bertugas hampir sudah bulan kesebelas di perbatasan RI-RDTL hanya ada satu dari seratus permasalahan dan tidak ada yang menonjol," ungkap Lettu Kav. M. Buchori.

Masyarakat di perbatasan Indonesia-Timor Leste tepatnya di Kecamatan Musi diajak untuk terus semangat bekerja membangun negeri demi menuju Indonesia Emas 2045.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya