Hamas Konfirmasi Mohammed Deif Masih Hidup, Sebut Klaim Israel untuk Benarkan Pembantaian di Gaza

Mohammed Deif adalah komandan militer tertinggi Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 16 Agu 2024, 12:12 WIB
Papan iklan di Tel Aviv, Israel, memajang potret pemimpin Hamas Mohammed Deif dan Ismail Haniyeh dengan tulisan "dibunuh" dalam bahasa Ibrani, pada 2 Agustus 2024. (Dok. AFP/Oren Ziv)

Liputan6.com, Gaza - Mohammed Deif, komandan sayap bersenjata Hamas, masih hidup. Demikian konfirmasi pejabat senior Hamas, Osama Hamdan.

Dalam wawancara dengan kantor berita AP yang diterbitkan pada hari Kamis (15/8/2024), Hamdan menegaskan bahwa Kepala Brigade al Qassam itu baik-baik saja, menyusul klaim Israel telah membunuhnya.

Ini adalah pertama kalinya seorang pejabat senior Hamas menanggapi klaim Israel, yang dibuat pada tanggal 1 Agustus bahwa Deif tewas dalam serangan udara tanggal 13 Juli.

Hamdan lebih lanjut mengatakan kepada AP, Hamas yakin Israel mengklaim Deif sebagai target serangan bulan Juli untuk membenarkan pembantaian pada hari itu, di mana 88 warga Palestina tewas dalam pengeboman di area yang disebut zona kemanusiaan di Khan Younis, Gaza Selatan.

Setidaknya 289 orang lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, ketika bom Israel menghantam tenda-tenda yang menampung pengungsi di Distrik al-Mawasi saat itu.

Pada 13 Juli pula, wakil kepala Hamas di Jalur Gaza Khalil al-Hayya menuturkan kepada Al Jazeera Arabic bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ingin mendeklarasikan "kemenangan palsu" dengan mengumumkan upaya pembunuhan Deif.

Hayya menegaskan bahwa klaim Israel yang menargetkan Deif adalah salah meskipun puluhan korban dan martir, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, menderita karenanya.

"Sampaikan kepada Netanyahu: Anda gagal. Mohammed Deif mendengarkan Anda sekarang dan mengejek pernyataan Anda yang salah dan kosong," kata Hayya.

Dua minggu kemudian, pada tanggal 1 Agustus, Israel mengonfirmasi kematian Deif melalui penilaian intelijen. Israel tidak memberikan rincian lebih lanjut.

"Deif bertanggung jawab atas pembantaian mengerikan pada tanggal 7 Oktober dan atas banyak serangan mematikan terhadap warga sipil Israel," kata Netanyahu. "Dia adalah orang yang paling dicari Israel selama bertahun-tahun. Pemusnahannya menetapkan prinsip yang sangat jelas: siapa pun yang menyakiti kami, kami akan membalasnya."


Menjadi Target ICC

Pada bulan Mei, Deif menjadi salah satu dari tiga pemimpin Hamas yang diajukan surat perintah penangkapannya oleh jaksa Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas tuduhan pemusnahan, pembunuhan, penyanderaan, serta penyerangan dan penyiksaan seksual, di antara beberapa tuduhan lainnya.

Dua lainnya adalah Ismail Haniyeh, yang tewas dalam serangan di Teheran pada tanggal 31 Juli, dan Yahya Sinwar, yang ditetapkan sebagai pemimpin baru biro politik Hamas.

Selain pimpinan Hamas, jaksa ICC juga mengajukan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk membuat warga sipil kelaparan sebagai metode perang, dengan sengaja menyebabkan penderitaan besar, pembunuhan yang disengaja, serangan yang disengaja terhadap penduduk sipil dan pemusnahan, di antara tuduhan lainnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya