Liputan6.com, Jakarta - Ketika bel berbunyi, Zidan segera beranjak dan membuka pintu. Di hadapannya berdiri Hani, yang langsung membuat Zidan tersenyum bahagia.
Dengan senyum lembut, Hani bertanya apakah Zidan masih bersedia menampungnya. Jika tidak, Hani siap mencari tempat lain. Namun, saat Hani hendak pergi, Zidan segera mencegahnya.
Advertisement
Zidan menegaskan bahwa rumahnya selalu terbuka untuk Hani, ke mana pun Hani pergi, pada akhirnya dia akan selalu kembali padanya. Zidan berjanji akan selalu menerima Hani dengan tangan terbuka.
Di tempat lain, di rumah Sigit, suasana tegang antara Sigit dan Tyas. Dengan serius, Tyas menekankan bahwa pernikahan baginya adalah sesuatu yang sakral dan tidak boleh dipermainkan hanya demi hasrat sesaat.
Dia tidak pernah berniat menghancurkan pernikahannya dengan Dean. Tyas telah menerima Dean sebagai suaminya untuk selamanya, kecuali... Tyas menatap Dean dengan mata berkaca-kaca, menahan tangis, kecuali Dean sendiri yang memutuskan untuk melepaskannya karena merasa Tyas tidak layak lagi menjadi istrinya.
Dean terkejut mendengar pernyataan Tyas. Dia mendekati Tyas dan menatapnya dalam-dalam sebelum mengatakan bahwa dia tidak akan pernah melepaskan Tyas selama Tyas juga berjuang untuk mempertahankan rumah tangga mereka.
Tyas mengangguk, dan mereka saling tersenyum. Sigit merasa lega dan merangkul keduanya, mendoakan agar pernikahan mereka selalu dipenuhi kebahagiaan.
Saat Tyas berjalan menyusuri ruangan, dia terkejut mendengar panggilan Abel. Abel menuduh Tyas memanfaatkan Aura untuk merebut suami adiknya sendiri. Tyas dengan tenang menjelaskan bahwa dia tidak pernah merusak pernikahan Hani; mereka menikah setelah Hani meninggal.
Abel terkejut setengah mati mendengar hal ini. Tyas menjelaskan bahwa dia menerima lamaran Dean karena Aura, yang sangat sedih kehilangan ibunya, membutuhkan sosok pengganti Hani.
