Liputan6.com, Jakarta - Usaha membersihkan pantai dan perairan akibat tercemar tumpahan minyak di Pulau Sentosa, Singapura, membuahkan hasil. Satu per satu lokasi mulai bisa digunakan publik. Terbaru, Pantai Palawan kembali dibuka untuk wisata air.
"Kami sangat gembira mengumumkan bahwa aktivitas air telah dilanjutkan di Pantai Palawan!" Sentosa Development Corporation (SDC) mengumumkan dalam unggahan di akun Facebook Sentosa, dikutip dari Chanel News Asia, Sabtu, 17 Agustus 2024. "Selami kembali aktivitas paddleboarding, menyelam di ombak, atau berjemur di bawah sinar matahari."
Advertisement
Pengumuman tersebut menyusul dibukanya kembali Pantai Siloso pada 3 Agustus 2024. Namun, pantai ketiga di Sentosa, Pantai Tanjong, masih terlarang bagi mereka yang ingin menikmati ombak. Itu berarti rencana membuka tempat itu lebih cepat harus diundur.
"Aktivitas air di Pantai Tanjong akan dilanjutkan setelah kualitas air kembali normal," lanjut unggahan tersebut.
Aktivitas perairan di pantai-pantai di Sentosa, Kepulauan Selatan, dan East Coast Park dihentikan setelah kapal keruk berbendera Belanda Vox Maxima menabrak kapal bunker berbendera Singapura Marine Honor di Terminal Pasir Panjang pada 14 Juni 2024. Tabrakan tersebut memecahkan salah satu tangki kargo minyak Marine Honor, sehingga melepaskan sekitar 400 ton bahan bakar rendah sulfur ke laut.
Tumpahan minyak tersapu di sepanjang beberapa pantai, termasuk di Pulau Sentosa dan East Coast Park, serta garis pantai di Cagar Alam Labrador. Setelah upaya pembersihan, renang dan olahraga laut kini diizinkan dilanjutkan di Pantai Changi, Pulau Kusu, dan Pantai Eagle Bay di Pulau Lazarus, selain Pantai Siloso. Naik perahu gratis berlaku bagi pengunjung antara Sentosa Cove dan Pulau Lazarus pada akhir pekan antara 17 Agustus hingga 1 September 2024.
Upaya Pembersihan Berjalan Lebih Cepat
Saat pembukaan Pantai Siloso Singapura untuk aktivitas wisata awal bulan ini, Sentosa Development Corporation (SDC) menyatakan upaya pembersihan itu berjalan lebih cepat dari perkiraan awal, yakni menjadi 1,5 bulan dari tiga bulan waktu yang diperkirakan. SDC juga menyebutkan tempat usaha di sepanjang Pantai Siloso juga sudah beroperasi penuh.
Mereka menyatakan pembukaan kembali Pantai Siloso lebih awal merupakan hasil 'upaya bersama' dan 'respons komprehensif terhadap tumpahan minyak'. SDC menyatakan upaya pembersihan pantai itu melibatkan lebih dari 300 pekerja terlatih yang bekerja sama dengan spesialis tanggap tumpahan minyak.
Untuk mempersiapkan Pantai Siloso dibuka kembali, Badan Lingkungan Hidup Nasional Singapura (NEA) secara rutin memantau kualitas air di pantai tersebut. SDC menyatakan kualitas air telah kembali ke tingkat normal.
SDC dan Dewan Kebersihan Publik juga menyelenggarakan sesi pembersihan sukarela untuk membantu menghilangkan tar dan sampah laut dari Pantai Siloso menjelang pembukaan kembali. SDC menyebut hampir 450 peserta berkumpul dalam enam sesi untuk memulihkan Pantai Sentosa.
Advertisement
Libatkan Banyak Pihak untuk Bersihkan Pantai
Para peserta program pembersihan pantai berasal dari program loyalitas Sentosa Islander Sentosa, NEA, Dewan Lingkungan Singapura, Federasi Kano Singapura, Klub Dayung Singapura, Sport Singapore, Public Hygiene Council, Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura, Kementerian Keberlanjutan dan Lingkungan, dan the Environment. dan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian. Staf SDC dan warga Sentosa Cove juga berpartisipasi dalam sesi pembersihan.
"Pembukaan kembali Pantai Siloso mencerminkan keberhasilan upaya pembersihan kami, yang dipimpin oleh lembaga pemerintah, didukung oleh karyawan, spesialis, kontraktor, dan sukarelawan," kata Menteri Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup Grace Fu.
"Kami sangat berterima kasih kepada semua orang atas kesabaran dan kerja keras mereka, yang sangat penting dalam memulihkan keindahan alam pantai kami, memungkinkan aktivitas perairan kembali berjalan dan bisnis tepi pantai dapat beroperasi sepenuhnya," imbuhnya.
Untuk mendorong kepedulian lingkungan dari masyarakat, kios pembersihan "SELF 365" tersedia mulai Sabtu, 3 Agustus 2024. Kios itu 'menyediakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya pembersihan dari bawah'. Inisiatif ini terbuka untuk pengunjung lokal dan internasional dan mewakili bentuk pariwisata regeneratif, kata SDC.
Kronologi Tumpahan Minyak
Sebelumnya, tumpahan minyak besar-besaran terjadi pada Jumat, 14 Juni 2024, yang berasal dari tangki kargo minyak yang rusak di Terminal Pasir Panjang. Melansir Strait Times, Selasa, 18 Juni 2024, tumpahan minyak itu banyak meluas ke perairan Changi pada Senin, 17 Juni 2024.
Lebih dari 3.000 boom dipasang di beberapa titik, termasuk beberapa pantai di Sentosa Island, Cagar Alam Labrador, dan Southern Islands untuk menahan tumpahan minyak. Boom juga telah dipasang di sepanjang pantai East Coast Park dan di bukaan kanal untuk memerangkap minyak dan mencegahnya mengalir kembali ke kanal. Benda itu juga akan ditempatkan di East Changi sebagai tindakan pencegahan.
Pada Jumat, 14 Juni 2024, kapal keruk berbendera Belanda Vox Maxima menabrak kapal bunker berbendera Singapura yang tidak bergerak, Marine Honor, di Terminal Pasir Panjang. Kapal keruk itu tiba-tiba kehilangan kendali mesin dan kemudi.
Kejadian itu menyebabkan pecahnya salah satu tangki Marine Honor sehingga menyebabkan minyak bocor ke laut. Penduduk dan pengunjung ke daerah terdampak mengatakan adanya "bau minyak yang menyengat" setelah kejadian tersebut.
Advertisement