Liputan6.com, Washington D.C - Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Diease Control/CDC) menunjukkan bahwa jumlah kasus COVID-19 belum hilang dan terus meningkat di seluruh negeri.
"Kami melihat peningkatan kasus COVID-19 di setiap musim panas," kata Dr. Amesh Adalja, dokter penyakit menular di Universitas Johns Hopkins, dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (18/8/2024).
Advertisement
"Apa yang berbeda dari kasus-kasus pada musim panas sebelumnya adalah bahwa kasus-kasus tersebut tidak menyebabkan rumah sakit berada dalam situasi krisis."
Adalja mengatakan, faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan kasus akibat musiman ini bisa jadi karena peningkatan perjalanan.
Pengujian COVID-19 dilakukan secara sporadis dan jumlah kasus sebenarnya tidak jelas karena banyak infeksi yang tidak dilaporkan.
Namun salah satu cara untuk mengetahui tren adalah dengan melihat berapa persentase hasil tes laboratorium yang positif.
Berdasarkan metrik tersebut, jumlah kasus Corona COVID-19 melonjak, dengan hampir 15 persen hasil tes menunjukkan hasil positif dibandingkan dengan kurang dari 1 persen hasil tes flu.
Namun demikian, kantor dokter tidak mengalami kunjungan pasien dengan gejala penyakit pernapasan dalam jumlah besar.
Jumlah Kasus Saat Pertama Kali COVID-19 Muncul di AS
Meskipun jumlah pasien rawat inap yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19 meningkat, angka tersebut masih berada di bawah angka yang tercatat pada musim dingin dan jauh di bawah angka tertinggi pada awal pandemi.
CDC juga mencoba memantau penyebaran virus corona dengan mencarinya di limbah di lokasi-lokasi yang ada di penjuru negeri.
Adalja menyarankan untuk selalu mengikuti perkembangan vaksinasi dan agar orang-orang yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit serius mempertimbangkan kembali untuk memakai masker di area berkumpul dalam ruangan yang ramai.
Advertisement