Anggaran Kesehatan 2025 Naik 6,12%, Saham-saham Ini Bisa Dipelototi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan gambaran besar postur RAPBN Tahun Anggaran 2025 yang direncanakan sebesar Rp 3.613,1 triliun. Rencananya, anggaran kesehatan mendapat bagian Rp 197,8 triliun atau 5,5 persen dari belanja negara tersebut.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Agu 2024, 10:12 WIB
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2018 di Kantor BEI, Jakarta, Jumat (28/12). Presiden Joko Widodo atau Jokowi menutup langsung perdagangan IHSG 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan gambaran besar postur RAPBN Tahun Anggaran 2025 yang direncanakan sebesar Rp 3.613,1 triliun. Rencananya, anggaran kesehatan mendapat bagian Rp 197,8 triliun atau 5,5 persen dari belanja negara tersebut.

Anggaran kesehatan 2025 naik 6,12 persen dari anggaran kesehatan 2024 yang sebesar Rp 186,4 triliun. Anggaran tersebut ditujukan untuk peningkatan kualitas dan keterjangkauan layanan, percepatan penurunan stunting dan penyakit menular seperti TBC, serta penyediaan pemeriksaan kesehatan gratis. Head Customer Literation and Education PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi berpandangan positif atas kenaikan anggaran kesehatan 2025.

"Dengan fokus pada peningkatan kualitas dan penyediaan pemeriksaan kesehatan gratis akan berdampak positif terhadap sektor kesehatan, khususnya emiten rumah sakit. Penyerapan anggaran ini pada akhirnya akan mendorong pendapatan dari emiten rumah sakit," kata Audi kepada Liputan6.com, Minggu (18/8/2024).

Pada perdagangan Jumat (16/8), indeks sektor kesehatan IDXHEALTH ditutup naik 0,7 persen ke posisi 1.455,601. Sejak awal tahun atau secata year to date (YTD), indeks ini telah naik 5,78 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, IDXHEALTH masih terkoreksi 1,38 persen.

"Kami berpandangan positif terhadap sektor kesehatan seiring dengan insentif pemerintah, ekspansi emiten rumah sakit dan juga dari BPJS dengan kebijakan baru Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) yang mendorong peningkatan kualitas layanan fasilitas kesehatan rumah sakit," imbuh Audi.

Sehubungan dengan sentimen tersebut, Kiwoom Sekuritas Indonesia jagokan saham PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO). Strateginya, but pada saham HEAL dengan TP 1.650, dan buy pada saham SILO dengan TP 2.870.


Rekap Sepekan, Pasar Modal Catatkan Rekor IHSG Baru dan Kapitalisasi Pasar

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, mengawali pekan ini, bertepatan dengan seremoni peringatan 47 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia. Selama 47 tahun, pasar modal Indonesia terus menunjukkan beberapa pencapaian positif yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Selama periode 12—16 Agustus 2024, pasar modal Indonesia mencatatkan rekor all-time-high pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tepatnya pada Rabu (14/8). IHSG menguat naik 79,4 poin atau 1,08% ke level 7.436,039. Rekor IHSG sebelumnya yaitu pada 14 Maret 2024 sebesar 7.433,315.

Selain itu, kapitalisasi pasar saham pada hari tersebut mencapai rekor Rp 12,601 triliun dengan rekor sebelumnya pada 12 Juli 2024 sebesar Rp 12,478 triliun.

Selama sepekan terdapat 1 (satu) pencatatan obligasi, yaitu Obligasi Berkelanjutan I Kereta Api Indonesia Tahap II Tahun 2024 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Kereta Api Indonesia Tahap II Tahun 2024 oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang tercatat pada Senin (12/8).

Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) atas obligasi dan sukuk tersebut adalah masing-masing idAAA (Triple A) dan idAAA(sy) (Triple A Syariah) dengan Wali Amanat PT Bank Mega Tbk. Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 99 emisi dari 61 emiten senilai Rp 82,38 triliun.

Dengan pencatatan tersebut, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 589 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 465,97 triliun dan USD 60,12 juta, yang diterbitkan oleh 132 emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nilai nominal Rp 6.182,86 triliun dan USD 502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 9 emisi EBA dengan nilai Rp 2,93 triliun.

 


Penghargaan sebagai Risk & Compliance Champion

Layar grafik pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kemudian pada Kamis (15/8) BEI memperoleh penghargaan sebagai Risk & Compliance Champion karena telah memberikan dampak signifikan pada industri dalam upaya melakukan standardisasi praktik manajemen data.

BEI telah memanfaatkan modern data dan AI governance untuk menghasilkan data intelligence dan wawasan yang andal, serta menetapkan standar baru pada industri.

Hal tersebut menunjukkan leadership dan pengaruh BEI dalam manajemen risiko dan kepatuhan. Penghargaan ini diperoleh dari Informatica yang merupakan perusahaan pengembangan perangkat lunak Amerika yang didirikan pada tahun 1993 dan berkantor pusat di Redwood City, California. Produk utama Informatica meliputi manajemen data cloud perusahaan dan integrasi data.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya