Wall Street Catat Kinerja Mingguan Terbaik pada 2024

Data ekonomi Amerika Serikat (AS) telah menopang wall street pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Agu 2024, 07:32 WIB
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street mencetak kinerja terbaik selama sepekan pada 2024.(AP Photo/Seth Wenig, file)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street mencetak kinerja terbaik selama sepekan pada 2024. Hal ini terjadi setelah alami koreksi tajam pada awal Agustus 2024.

Mengutip CNBC, ditulis Minggu (18/8/2024), pada pekan ini, indeks S&P 500 naik hampir 3,9 persen, dan catat kinerja mingguan terbaik sejak November 2024. Indeks Nasdaq naik 5,2 persen, sedangkan indeks Dow Jones melesat 2,9 persen pada pekan ini.

Pada perdagangan Jumat, 16 Agustus 2024, wall street menguat yang merupakan bagian dari pemulihan pasar dari koreksi tajam pada awal Agustus 2024.

Menyambut akhir pekan, indeks S&P 500 naik 0,2 persen menjadi 5.554,25. Indeks Nasdaq menguat 0,21 persen menjadi 17.631,72. Sedangkan indeks Dow Jones mendaki 96 poin atau 0,24 persen ke posisi 40.659,76.

Setelah pemulihan pekan ini, indeks S&P 500 kini hanya dua persen dari rekor tertingginya pada pertengahan Juli 2024. Data pekan ini membantu meredakan pasar yang gelisah.

Data penjualan ritel yang dirilis pada Kamis ini jauh lebih kuat dari yang diperkirakan ekonom. Sedangkan klaim pengangguran mingguan turun. Dua data ekonomi tersebut memberikan bukti kalau ketakutan resesi yang memicu aksi jual global pada awal Agustus 2024 terlalu dibesar-besarkan.

Selain itu, pembacaan inflasi yang dirilis awal pekan ini juga memperkuat harapan kalau skenario soft landing masih mungkin terjadi.

“Data yang dirilis selama seminggu terakhir telah mencapai keseimbangan yang tepat, tidak terlalu panas, atau terlalu dingin,” ujar UBS Head of Investment Global Wealth Management Mark Haefele.

Ia menambahkan, hal ini akan membantu meredakan kekhawatiran akan resesi yang membayangi dan inflasi yang kuat akan menghambat the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS jika pemotongan suku bunga yang cepat diperlukan untuk mempertahankan pertumbuhan.

 


Lonjakan Saham Nvidia

Markas Nvidia di Santa Clara, California. Justin Sullivan/Getty Images/AFP

Di sisi lain, saham Nvidia termasuk di antara pemenang tebresar dalam saham teknologi pada pekan ini. Saham Nvidia melonjak lebih dari 18 persen. Saham Apple dan Microsoft masing-masing naik 4 persen dan 3 persen selama sepekan.

Sebelumnya, indeks Dow Jones anjlok 1.000 poin dan indeks S&P 500 mengalami hari terburuk sejak 2022 pada 5 Agustus 2024. Hal ini seiring investor khawatir the Federal Reserve (the Fed) terlambat memangkas suku bunga dan ekonomi mulai terjerumus ke dalam resesi. Selain itu, volatilitas pasar bertambang seiring koreksi perdagangan mata uang.

Namun, investor mulai membeli sejak saat itu, dengan indeks S&P 500 naik selama tujuh hari berturut-turut karena laporan ekonomi meredakan kekhawatiran resesi. Indeks Nasdaq membukukan kinerja terbaik sejak November 2023. Di sisi lain, pada Jumat pekan ini, sentimen konsumen naik lebih dari yang diharapkan, menurut survei terbaruk Universitas Michigan.


Mengekor Wall Street, Bursa Saham Asia-Pasifik Menguat

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Sebelumnya, bursa saham Asia-Pasifik menguat pada perdagangan Jumat dan bersiap mengakhiri minggu ini dengan kenaikan. Penguatan bursa saham Asia-Pasifik ini mengikuti kenaikan di Wall Street semalam setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) terbaru meredakan kekhawatiran resesi di Negeri Paman Sam tersebut.

Dikutip dari CNBC, Jumat (16/8/2024), indeks saham Nikkei 225 Jepang melonjak 2,26% pada pembukaan, memimpin kenaikan bursa saham di Asia. Sedangkan indeks Topix secara luas naik 2,08%.

Kospi Korea Selatan kembali dari hari libur umum dan diperdagangkan 2% lebih tinggi, sementara indeks saham Kosdaq berkapitalisasi kecil naik 1,53%. 

Data perdagangan negara yang direvisi untuk bulan Juli tetap tidak berubah dari angka awalnya, dengan ekspor tumbuh 13,9% menjadi USD 57,5 miliar dan impor naik 10,5% menjadi USD 53,9 miliar.

Indeks S&P/ASX 200 Australia  mengalami kenaikan yang lebih kecil sebesar 1,3%.

Penurunan Suku Bunga

Pada hari Jumat, Gubernur Bank Sentral Australia Michelle Bullock mengatakan meskipun pasar telah menyampaikan ekspektasi mereka mengenai penurunan suku bunga menyusul hasil inflasi di AS dan Australia, namun masih terlalu dini untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga.

 Dia mengemukakan bahwa inflasi masih terlalu tinggi dan diperkirakan tidak akan kembali ke puncak kisaran target RBA sebesar 2% hingga 3% hingga akhir tahun depan.

“Keadaan tentu saja bisa berubah, dan prospeknya tidak pasti. Namun berdasarkan apa yang diketahui Dewan saat ini, mereka tidak memperkirakan akan mampu memangkas suku bunga dalam waktu dekat," kata dia.

Indeks saham Hang Seng Hong Kong berjangka berada pada level 17.308, lebih tinggi dibanding penutupan terakhir HSI pada level 17.109,14.

 

 


Saham di AS

Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Di Amerika Serikat, penjualan ritel meningkat 1% pada bulan Juli, jauh melampaui estimasi Dow Jones sebesar 0,3%. Klaim pengangguran mingguan juga turun selama seminggu.

"Data penjualan ritel dan klaim yang solid hari ini menjadi pengingat bahwa ekonomi AS tidak akan runtuh,” tulis kepala ekonom Wolfe Research Stephanie Roth pada hari Kamis.

“Ya, momentum ekonomi telah mendingin, tetapi kita tampaknya tidak akan segera mengalami resesi," lanjut dia.

Para pedagang di Asia akan mencermati data ekspor dari Singapura. Data PDB kuartal kedua Taiwan dan Hong Kong akan dirilis setelah jam perdagangan. 

Di AS,  Dow Jones Industrial Average  melonjak 1,39%, dan  S&P 500  ditutup naik 1,61% untuk kenaikan keenam berturut-turut. Sedanglan Nasdaq Composite yang merupakan indeks saham teknologi melonjak 2,34%.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya