Cuaca Besok Selasa 20 Agustus 2024: Langit Malam Hari Jabodetabek Berawan

Langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) besok, Selasa 20 Agustus 2024 diprakirakan sebagiannya cerah, berawan, dan cerah berawan. Seperti itulah prediksi cuaca besok.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 19 Agu 2024, 08:15 WIB
Mulai pekan lalu, cuaca panas terik mulai rutin kembali datang. Prakiraan cuaca sepekan ke depan pun didominasi cuaca cerah atau berawan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) besok, Selasa, 20 Agustus 2024, diprakirakan sebagiannya cerah, berawan, dan cerah berawan. Seperti itulah prediksi cuaca besok.

Cuaca Jakarta di siang hari diprakirakan hampir seluruhnya berawan, kecuali Jakarta Pusat dan dan Kepulauan Seribu berawan tebal, seperti dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Untuk langit Jakarta di malam hari, BMKG memprediksi keseluruhannya berawan, kecuali Kepulauan Seribu berawan tebal.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi dan Kota Bogor, Jawa Barat diprakirakan cuaca sepanjang hari bakal berawan. Sedikit berbeda di Depok, Jawa Barat, cuaca pagi diprediksi cerah berawan dan siang hingga malam berawan.

Sementara itu di Kota Tangerang, Banten diprakirakan cuaca paginya cerah, siang cerah berawan, dan malam hari berawan, seperti dilaporkan BMKG melalui laman resminya www.bmkg.go.id.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Pusat   Cerah Berawan  Berawan Tebal  Berawan
 Jakarta Selatan   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Timur   Cerah  Berawan  Berawan
 Jakarta Utara   Cerah  Berawan  Berawan
 Kepulauan Seribu   Cerah Berawan  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Bekasi   Berawan  Berawan  Berawan
 Depok   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Kota Bogor   Berawan  Berawan  Berawan
 Tangerang  Cerah  Cerah Berawan  Berawan

Cuaca Jakarta Terasa Panas Akhir-akhir Ini, Begini Penjelasan BMKG

Namun, ada juga wilayah yang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas ringan, yakni Bogor dan Bekasi, pada 23-24 Desember. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan soal penyebab dari cuaca panas yang ada di Jakarta belakangan ini. 

BMKG menyebut, cuaca panas Jakarta karena sedang memasuki puncak musim kemarau. Hal itu seperti disampaikan Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto.

Dia menjelaskan, data pada Sabtu, 17 Agustus 2024, suhu cuaca tertinggi terpantau di Stasiun Meteorologi Kertajati, yakni 35,6 derajat Celsius.

"Lalu di Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang 35,2 derajat Celsius, di Stasiun Meteorologi Mutiara Sis-Al Jufri Palu 35 derajat Celsius, dan Stasiun Meteorologi Nangapinoh Kalimantan Barat 34,9 derajat Celsius," papar Guswanto, melalui keterangan tertulis, Minggu, 18 Agustus 2024.

"Itu adalah pengamatan BMKG, jadi di Jakarta kan tidak masuk nih di sini, Tanjung Priok enggak ada di sini. Jadi berarti di bawah itu gitu loh, berarti nilainya di bawah itu," sambung dia.

Guswanto mengatakan, suhu panas tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di Jakarta.

Sebab, kata dia, suhu panas tengah melanda wilayah selatan ekuator yang memiliki pola hujan, yaitu monsun, seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.


Penyinaran Matahari Bisa Langsung

Sejumlah wilayah yang berdekatan dengan New Delhi juga mencatakan kenaikan suhu yang ekstrem. (AP Photo/Shonal Ganguly)

Guswanto menjelaskan, pola monsun itu sebenarnya lebih terkait kepada musim kemarau, di mana, pada saat ini musim kemarau matahari itu berada di sisi utara ekuator.

"Pada saat musim kemarau itu uap airnya sedikit ya pertumbuhan awan hujan bahkan mungkin sedikit sekali di wilayah selatan itu, Jawa, Bali, Nusa Tenggara itu sangat sedikit," terang dia.

"Sehingga penyinaran matahari itu bisa langsung menembus ke permukaan bumi secara optimum tanpa ada tutupan awan yang menghalangi sehingga terasa panas," sambung Guswanto.

Selain itu, Guswanto menjelaskan, suhu biasanya berkorelasi dengan ketinggian. Menurutnya, Jakarta adalah daerah yang memiliki ketinggian sangat rendah, yaitu ketinggiannya sekitar 12 meter di atas permukaan laut (MDPL).

"Sehingga suhu itu 31 (derajat Celsius), tapi kalau dia semakin naik ketinggiannya, misalkan lari ke puncak. Puncak itu ketinggiannya misalkan 800 (MDPL), maka suhu di sana otomatis setiap kenaikan 100 meter, suhu itu akan turun setengah sampai 0,5 sampai 0,6 derajat Celsius gitu," ucap dia.

Dia menyebutkan, pada Juli-Agustus, memang tengah masuk puncak musim kemarau. Hal tersebut yang membuat cuaca di Jakarta dan sekitarnya terasa lebih panas.

"Ya seperti yang disampaikan BMKG dan dirilis, memang bulan Juli-Agustus ini adalah puncak musim kemarau," tandas Guswanto.

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya