Begini Nasib 2 Astronot NASA yang Tak Bisa Pulang Terjebak di Luar Angkasa

NASA mengatakan akan memutuskan nasib mereka pada akhir bulan Agustus ini. Seperti apa?

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 18 Agu 2024, 18:57 WIB
Ilustrasi astronot di luar angkasa. (Brian McGowan/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Barry Wilmore dan Sunita Williams terdampar di luar angkasa setelah masalah muncul pada wahana antariksa Starliner milik Boeing.

NASA mengatakan akan memutuskan nasib mereka pada akhir bulan Agustus ini, bagaimana cara membawa pulang dua astronot yang terdampar di International Space Station (ISS) atau Stasiun Luar Angkasa Internasional ketika wahana antariksa Starliner mereka mengalami malfungsi.

Astronot Barry “Butch” Wilmore dan Sunita “Suni” Williams berangkat ke ISS pada tanggal 5 Juni sebagai kru dalam penerbangan berawak pertama Starliner buatan Boeing. Mereka seharusnya berada di luar angkasa selama delapan hari tetapi mendapati diri mereka terjebak di ISS setelah pendorong Starliner mengalami malfungsi.

Pada konferensi pers hari Rabu (14/8), NASA mengatakan masih menganalisis data pendorong tetapi perlu segera membuat keputusan. Pendorong sangat penting untuk menahan kapsul pada posisi yang tepat saat turun dari orbit.

"Kami mencapai titik di mana pada minggu terakhir bulan Agustus kami benar-benar harus membuat keputusan, jika tidak lebih cepat," kata Ken Bowersox, administrator asosiasi Direktorat Misi Operasi Luar Angkasa NASA seperti dikutip dari Al Jazeera, Minggu (18/8/2024).

Kepala keselamatan Russ DeLoach menambahkan: "Kami tidak memiliki cukup wawasan dan data untuk membuat semacam perhitungan hitam-putih yang sederhana."

NASA juga perlu memutuskan apakah akan menggunakan Starliner atau pesawat ruang angkasa dari SpaceX, milik Elon Musk.

Jika badan antariksa itu memilih SpaceX, mereka berpotensi meluncurkan misi Crew-9 yang dijadwalkan ke ISS pada tanggal 24 September hanya dengan dua astronot, bukan empat seperti biasanya.

Kapsul Crew Dragon kemudian akan dapat kembali ke Bumi bersama Wilmore dan Williams pada bulan Februari 2025 – yang akan menjadi kemunduran besar bagi Boeing.

Bowersox mengatakan masalah utama dengan Starliner adalah sistem propulsi dan bahwa NASA telah mengadakan "diskusi yang sangat jujur" dengan Boeing tentang masalah tersebut.

 


Boeing Klaim Starliner Masih Bisa Bawa Pulang Astronot

Pesawat antariksa Starliner milik Boeing Co. diluncurkan dan merupakan penerbangan berawak pertama yang bersejarah, membawa dua astronaut NASA ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS). (Miguel J. Rodriguez Carrillo / AFP)

Sementara itu, Boeing menyatakan Starliner masih dapat membawa pulang astronot dengan selamat. Perusahaan tersebut awal bulan ini memposting daftar pengujian yang dilakukan pada pendorong di luar angkasa dan di darat sejak lepas landas.

Kepala astronot NASA Joe Acaba mengatakan Wilmore dan Williams telah mempersiapkan misi tersebut dengan mengetahui potensi risikonya.

"Penerbangan luar angkasa manusia pada dasarnya berisiko, dan sebagai astronot, kami menerimanya sebagai bagian dari pekerjaan," katanya. "Sebagai astronot profesional, mereka siap untuk ini dan mereka melakukannya dengan sangat baik."

Wilmore, komandan misi, telah menghabiskan 178 hari di luar angkasa sebelum misi Boeing, sementara Williams, pilotnya, telah menghabiskan 322 hari.

Saat ini ada kapsul SpaceX empat kursi yang berlabuh di ISS, tetapi ada juga empat astronot lain di stasiun luar angkasa selain Wilmore dan Williams.

Boeing dan SpaceX mendapatkan kontrak bernilai miliaran dolar pada tahun 2014 untuk membawa astronot NASA ke ISS setelah berakhirnya program pesawat ulang-alik pada tahun 2011.

SpaceX berhasil dalam uji coba berawak pertamanya pada tahun 2020 dan telah membawa puluhan astronot sejak saat itu.

 

Infografis: Kirim Astronot Bukan Prioritas Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya