Liputan6.com, Jakarta Dalam interaksi sehari-hari, sering kali ditemui individu yang cenderung meminjam uang namun sulit untuk memenuhi kewajibannya. Fenomena ini tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan bagi kreditor, tetapi juga mencerminkan sejumlah sifat negatif yang mungkin mendasari perilaku tersebut. Memahami ciri-ciri orang yang senang berutang namun susah ditagih dapat membantu dalam mengelola hubungan keuangan dan menghindari potensi konflik di masa depan.
Perilaku ini sering kali mencerminkan ketidakmampuan atau ketidakinginan untuk bertanggung jawab terhadap kewajiban finansial. Ciri-ciri tertentu dapat menunjukkan adanya pola perilaku yang merugikan, seperti sikap yang tidak konsisten dalam komitmen keuangan dan kecenderungan untuk menghindari tanggung jawab. Identifikasi awal terhadap tanda-tanda ini sangat penting agar bisa mengambil langkah preventif dan mengelola harapan secara realistis.
Advertisement
Artikel ini akan membahas tujuh ciri-ciri utama yang mengindikasikan seseorang yang gemar berutang namun sulit untuk ditagih. Dengan memahami tanda-tanda ini, diharapkan dapat memberikan wawasan yang berguna dalam menghadapi situasi serupa, serta membantu dalam membuat keputusan yang lebih bijaksana terkait pinjaman dan hubungan finansial, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (22/8/2024).
1. Selalu Ada Alasan untuk Mengulur Waktu dalam Melakukan Pembayaran.
Salah satu ciri paling umum dari individu yang cenderung berutang namun sulit untuk ditagih adalah selalu memiliki alasan untuk menunda pelunasan. Dari "belum menerima gaji," "ada kebutuhan mendesak," hingga alasan yang lebih tidak logis seperti "kartu ATM saya hilang," semua alasan ini digunakan untuk menghindari pembayaran utang.
Mereka yang benar-benar berniat untuk melunasi utangnya akan berusaha keras untuk memenuhi komitmennya, sementara yang tidak berniat akan terus-menerus mencari alasan untuk menunda. Jadilah tegas dan jangan mudah terpengaruh oleh alasan-alasan yang mereka berikan. Tetapkan batas waktu yang jelas dan tekankan pentingnya menepati janji.
Advertisement
2. Menghindari Interaksi pada Saat Jatuh Tempo
Individu yang sulit untuk ditagih cenderung menghindari berkomunikasi dengan pihak yang memberikan pinjaman saat tenggat waktu pembayaran tiba. Mereka mungkin tidak menjawab telepon, mengabaikan pesan, atau bahkan sengaja menghindari pertemuan. Tindakan menghindari komunikasi ini merupakan cara mereka untuk mengelak dari konfrontasi atau tekanan yang muncul akibat ketidakmampuan mereka dalam melunasi utang.
Jangan biarkan mereka menghindar terlalu lama. Jika mereka tidak memberikan respons, cobalah untuk menghubungi mereka dengan berbagai cara, seperti mengirim pesan melalui aplikasi lain atau berusaha untuk bertemu secara langsung.
3. Janji yang Diucapkan Namun Tak Pernah Ditepati.
Individu yang sulit diajak berkomunikasi mengenai pembayaran sering kali membuat komitmen yang tidak pernah mereka penuhi. Mereka mungkin berjanji untuk melakukan pembayaran pada waktu tertentu atau dalam jumlah tertentu, tetapi ketika saatnya tiba, pernyataan tersebut hanya menjadi omong kosong.
Ini merupakan salah satu indikator bahwa mereka tidak memiliki niat yang serius untuk menyelesaikan utangnya. Hindari terjebak dalam harapan yang terlalu tinggi akibat janji-janji tersebut. Selalu ingatkan mereka mengenai komitmen yang telah disepakati dan tuntutlah adanya kepastian yang lebih konkret.
Advertisement
4. Mengajukan Permohonan Utang Baru Sebelum Menyelesaikan Utang yang Ada
Individu yang tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap utangnya sering kali tidak hanya sulit untuk ditagih, tetapi juga berani meminta pinjaman tambahan sebelum menyelesaikan utang yang ada. Mereka mungkin berdalih bahwa mereka memerlukan lebih banyak dana untuk mengatasi masalah yang dihadapi dan berjanji akan melunasi semua utangnya sekaligus di masa mendatang.
Hindari memberikan pinjaman tambahan sebelum mereka menyelesaikan utang yang sudah ada. Tetaplah tegas dan ingatkan bahwa kamu juga memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang harus dipenuhi.
5. Kurangnya Keterbukaan mengenai Situasi Keuangan
Individu yang sulit untuk ditagih sering kali tidak menunjukkan keterbukaan mengenai keadaan keuangan mereka. Mereka mungkin enggan memberikan informasi yang jelas mengenai kapan mereka akan menerima pembayaran atau bagaimana rencana mereka untuk melunasi utang.
Ketidakjelasan ini bisa menjadi indikasi bahwa mereka tidak memiliki strategi yang terencana untuk menyelesaikan utang mereka. Dorong mereka untuk lebih jujur tentang situasi keuangan mereka. Jika mereka tidak dapat memberikan penjelasan yang memadai, mungkin sudah saatnya bagi kamu untuk meninjau kembali kesepakatan tersebut dan mencari alternatif lain.
Advertisement
6. Menunjukkan Sikap Pertahanan atau Kemarahan Saat Dihubungi untuk Pembayaran
Individu yang tidak berniat untuk melunasi utang sering kali menunjukkan reaksi defensif atau bahkan kemarahan saat mereka diingatkan untuk membayar. Mereka mungkin merasa terhina atau mencoba membalikkan keadaan dengan menyalahkan pihak yang menagih. Sikap defensif ini sering kali digunakan sebagai perlindungan untuk menghindari tanggung jawab mereka.
Penting untuk tetap tenang dan bersikap profesional. Hindari terpengaruh oleh emosi, dan tetap fokus pada fakta bahwa mereka memiliki kewajiban yang perlu diselesaikan. Tunjukkan bahwa kamu tidak akan mundur hanya karena perilaku mereka.
7. Mengalihkan Fokus Pembicaraan atau Mencoba untuk Merubah Bahasan
Ketika menghadapi penagihan, seseorang yang enggan membayar utang sering kali berusaha untuk mengubah arah pembicaraan atau berpindah ke topik lain. Mereka mungkin mulai membicarakan isu-isu yang tidak berkaitan atau mencoba menarik perhatian dengan permasalahan pribadi mereka.
Ini merupakan salah satu strategi untuk menghindari diskusi mengenai utang. Jangan biarkan mereka mengalihkan fokusmu. Kembalikan percakapan ke isu utama dan tekankan betapa pentingnya untuk membahas utang yang belum diselesaikan.
Advertisement