Koleksi Saham Fundamental Kuat saat Pasar Memerah

Head of Investment Solution Mirae Asset Roger MM menuturkan, investor dapat koleksi saham fundamental kuat ketika pasar sedang lesu.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Agu 2024, 06:00 WIB
Pekerja melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/7/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Investor disarankan bertransaksi aktif jangka pendek pada saham-saham fundamental kuat lantaran volatilitas pasar yang sedang tinggi.

Demikian disampaikan Head of Investment Solution Mirae Asset Roger MM dalam "Media Day: August 2024” seperti dikutip dari Antara, Senin (19/8/2024). "Investor bisa memanfaatkan momentum, mengoleksi saham berfundamental kuat ketika pasar terkoreksi," ujar Roger.

Dia menuturkan salah satu cara memperhatikan sisi fundamental tersebut adalah dengan memantau laporan keuangan emiten yang akan segera menyampaikan laporan keuangan kuartal II 2024.

Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai terdapat sembilan saham yang menunjukkan fundamental kuat yakni PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

Dia pun memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 2024 berada di 7.585. Roger menuturkan saat ini volatilitas yang tinggi ditunjukkan dari pergerakan hebat di pasar saham di hampir seluruh belahan dunia. Pergerakan pasar saham global tersebut terutama di beberapa negara acuan dalam sepekan terakhir.

"Pergerakan itu juga terkait dengan ketidakpastian ketika ada ancaman resesi di Amerika Serikat (AS), sehingga membuat mata uang dolar AS dan harga emas dunia meningkat," kata dia.

 

 


Sentimen Suku Bunga

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mirae Asset Sekuritas memperkirakan bank sentral AS Federal Reserve atau The Fed bakal menurunkan suku bunga acuannya yaitu Fed Fund Rate (FFR) sebesar 25-50 basis poin (bps) pada September dan secara total akan memangkasnya maksimal 125 bps hingga akhir 2024.

Di sisi lain, kemungkinan terpilihnya Donald Trump menjadi presiden, perlambatan ekonomi AS dan China, serta tensi geopolitik Timur Tengah juga disebut menjadi faktor yang memengaruhi tingginya volatilitas pasar. Namun, dia meyakini kondisi makroekonomi dan pasar modal dalam negeri masih akan kondusif.

Bank Indonesia (BI) dinilai memiliki ruang penurunan suku bunga acuan (BI-Rate) hingga 50 bps pada akhir tahun atau menjadi 5,75 persen dari posisi saat ini 6,25 persen.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Kinerja IHSG pada 12-16 Agustus 2024

Level penutupan ini sekaligus menandakan posisi penutupan tertinggi sepanjang 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak pada 12-16 Agustus 2024. Hal tersebut didorong harapan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (18/8/2024), IHSG melambung 2,41 persen ke posisi 7.432,09 dari pekan lalu di posisi 7.256,99. Adapun selama sepekan, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa 4,54 persen menjadi 16,73 miliar saham dari 16 miliar saham pada pekan lalu.

Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa melambung 3,53 persen menjadi 1,02 juta kali transaksi dari 981 ribu kali transaksi pada pekan sebelumnya.

Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa merosot 3,33 persen menjadi Rp 9,32 triliun dari Rp 9,64 triliun pada pekan lalu.

Investor asing membukukan aksi beli saham Rp 2,94 triliun selama sepekan. Pada 2024, investor asing beli saham Rp 4,37 triliun.

Selama sepekan, seluruh sektor saham menghijau. Sektor saham konsumer siklikal melambung 8,88 persen, dan catat penguatan terbesar.

Selain itu, sektor saham energi menguat 5,77 persen, sektor saham basic material atau bahan baku melesat 2,13 persen, sektor saham industri mendaki 1,22 persen, dan sektor saham konsumer nonsiklikal naik 1,04 persen.

Sementara itu, sektor saham perawatan kesehatan melambung 0,23 persen, sektor saham keuangan bertambah 2,08 persen, sektor saham properti dan real estate naik 1,61 persen.

Lalu sektor saham teknologi meroket 3,98 persen, sektor saham infrastruktur mendaki 3,44 persen dan sektor saham transportasi dan logistic menguat 4,71 persen.

 


Kata Analis

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG naik 2,41 persen selama sepekan didorong sejumlah sentimen. Pertama, rilis data producer price index (PPI) dan Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat yang melandai. “Hal ini menjadi cermatan para investor dan meningkatkan ekspektasi investor akan pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) oleh the Fed pada September 2024 paling tidak sebesar 25 basis poin,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Kedua, rilis data penjualan dari China yang memperlihatkan pertumbuhan. Ketiga, rilis data neraca perdagangan Indonesia yang masih surplus meski tipis.

Pada pekan depan, Herditya menuturkan, IHSG berpeluang menguat dengan level resistance 7.500 dan level support 7.347. “Kami perkirakan pekan depan aka nada rilis data suku bunga China dan Indonesia, serta akan ada pidato the Fed,” ujar dia.

Hal senada dikatakan Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan, potensi penurunan suku bunga oleh the Fed menjadi sentimen positif untuk IHSG.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya