Wanda Ponika Peduli Pendidikan Anak-Anak di Wilayah Indonesia Timur, Bantu Peningkatan Fasilitas Belajar

Wanda Ponika, sosok di balik Wanda House of Jewels, terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung peningkatan fasilitas pendidikan di kawasan Indonesia Timur.

oleh Hernowo Anggie diperbarui 19 Agu 2024, 12:16 WIB
Wanda Ponika

 

Liputan6.com, Jakarta - Wanda Ponika, sosok di balik Wanda House of Jewels, terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung peningkatan fasilitas pendidikan di kawasan Indonesia Timur.

Melalui unggahan di akun Instagramnya, @wandaponika, Wanda mengungkapkan bahwa dalam lima tahun terakhir, perusahaannya telah membangun 10 sekolah dari tingkat PAUD hingga SMA di berbagai daerah di Indonesia Timur.

Merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia, Wanda House of Jewels mempersembahkan sesuatu yang istimewa.

Sebanyak 30 kalung berlian yang dirilis khusus pada hari bersejarah ini akan didonasikan sepenuhnya untuk mendukung pendidikan anak-anak di wilayah Indonesia Timur, khususnya di Sumba.

 


Pembangunan Sekolah Wilayah Terpencil

SMP Gloria Dei Wee Kura Wewewa Barat, Sumba Barat Daya

Wanda juga bekerjasama dengan Yayasan Happy Hearts Indonesia, yang berfokus pada pembangunan sekolah-sekolah di wilayah terpencil, telah menghasilkan lebih dari 300 sekolah selama satu dekade terakhir.

"Kami selalu melibatkan masyarakat setempat dalam setiap proyek pembangunan sekolah, sehingga mereka juga dapat merasakan manfaat ekonomi dari proyek tersebut," ujar Wanda yang merupakan salah satu Board of Directors dari Happy Hearts indonesia

 


Jadi Perhatian Utama

Setelah kunjungannya ke Sumba, Wanda menyatakan bahwa wilayah ini menjadi fokus utamanya karena kondisinya yang sangat memprihatinkan.

Bersama keluarganya, ia sering melakukan kunjungan ke berbagai kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk melihat langsung kondisi sekolah-sekolah di sana, dan menentukan sekolah mana yang paling membutuhkan bantuan.

 


Kondisi Belajar Memprihatinkan

Banyak sekolah di NTT masih berada dalam kondisi yang jauh dari layak, dengan dinding dari anyaman bambu, lantai tanah, tanpa listrik, serta atap dari jerami yang rapuh.

"Kami sebelumnya fokus membangun sekolah-sekolah kecil. Namun kini, kami berusaha membangun sekolah yang lebih besar, terutama di tempat-tempat di mana jumlah muridnya banyak namun kondisi belajarnya sangat memprihatinkan," kata Wanda.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya