Fakta-Fakta Moumita Debnath, Dokter India yang Diperkosa dan Dibunuh hingga Sebabkan Gelombang Protes

Insiden tragis pemerkosaan dan pembunuhan Moumita Debnath, dokter muda di Kolkata, India telah membuat seluruh kalangan medis menjadi heboh

oleh Sulung Lahitani diperbarui 19 Agu 2024, 20:02 WIB
Ilustrasi Pemerkosaan, Kekerasan Seksual, Kejahatan Seksual. (Liputan6.com/Rita Ayuningtyas)

Liputan6.com, Jakarta Insiden tragis pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter muda di Kolkata, India telah membuat seluruh kalangan medis menjadi heboh.

Dr Moumita Debnath, seorang mahasiswa pascasarjana tahun kedua di RG Kar Medical College di Kolkata diperkosa dan dibunuh pada tanggal 9 Agustus 2024, tepat ketika India sedang menantikan perayaan hari kemerdekaan yang akan datang.

Menurut laporan Health Care Radius, insiden tersebut telah mengirimkan gelombang kejut tak hanya ke India tapi ke seluruh dunia. Kejahatan keji ini tidak hanya menyoroti kerentanan yang dihadapi oleh para profesional medis tetapi juga memicu kemarahan yang meluas dan tuntutan untuk perubahan sistemik guna memastikan keselamatan dokter, terutama perempuan, di tempat kerja.

Kronologis penemuan mayat Moumita Debnath

Pada pagi hari tanggal 9 Agustus 2024, Dr Moumita Debnath dilaporkan hilang oleh rekan-rekannya. Dia terakhir terlihat menuju ruang seminar di dalam lingkungan kampus untuk beristirahat setelah bekerja lama. 

Jasadnya ditemukan kemudian hari itu dalam keadaan setengah telanjang, dengan luka-luka yang terlihat menunjukkan adanya penyerangan brutal. Otopsi mengonfirmasi bahwa dia telah diperkosa dan dicekik hingga tewas. Laporan tersebut merinci cedera parah pada saluran genital, wajah, dan bagian tubuh lainnya, yang menunjukkan adanya perlawanan keras sebelum kematiannya.

Reaksi langsung terhadap kejahatan ini adalah kengerian dan ketidakpercayaan. Komunitas medis di Kolkata dan seluruh India dengan cepat bergerak untuk menuntut keadilan bagi Dr. Debnath.

Protes meletus tidak hanya di Kolkata tetapi juga di berbagai wilayah di India. Dokter, mahasiswa kedokteran, dan petugas kesehatan turun ke jalan, mengadakan acara peringatan dengan menyalakan lilin dan pawai untuk menghormati kenangan Dr. Debnath dan menuntut tindakan keamanan yang lebih ketat di rumah sakit. 

Insiden tersebut juga menarik perhatian internasional, dengan asosiasi medis dan organisasi hak asasi manusia dari seluruh dunia menyatakan solidaritas mereka dengan para dokter yang berunjuk rasa di India. Komunitas medis global mengutuk serangan tersebut dan menyerukan tindakan segera untuk memastikan keselamatan para profesional kesehatan.

 


Penangkapan terhadap salah satu pelaku

Foto: Ilustrasi

Penyelidikan atas pembunuhan Dr. Debnath menyebabkan penangkapan Sanjay Roy, seorang relawan sipil dari pasukan penanggulangan bencana Kepolisian Kolkata. Roy, yang memiliki riwayat kekerasan dalam rumah tangga dan dikenal sering ke rumah sakit, ditangkap setelah headset Bluetooth-nya ditemukan di tempat kejadian perkara. 

Meskipun telah ditangkap, ada seruan luas untuk penyelidikan yang lebih menyeluruh, dengan banyak yang menuntut penyelidikan oleh Biro Investigasi Pusat (CBI) untuk memastikan ketidakberpihakan dan transparansi.

Insiden pemerkosaan dan pembunuhan dokter Kolkata telah memicu gelombang kemarahan dan protes di seluruh India. Asosiasi Medis India (IMA) menyerukan pemogokan nasional  pada 17 Agustus 2024 mulai pukul 6 pagi. 

Pemogokan ini melibatkan penangguhan layanan kesehatan non-darurat, termasuk departemen rawat jalan rutin (OPD) dan operasi elektif, sambil memastikan bahwa layanan darurat tetap beroperasi. Pemogokan ini merupakan tanggapan langsung terhadap kejahatan brutal tersebut, menuntut keadilan bagi korban dan penerapan langkah-langkah untuk melindungi petugas kesehatan.

Aksi protes yang masif

Tanggapan komunitas medis telah cepat dan terpadu. Aksi protes telah meletus di berbagai kota, dengan para dokter, perawat, dan mahasiswa kedokteran turun ke jalan untuk mengekspresikan solidaritas mereka dan menuntut tindakan. 

Di Kolkata, pusat tragedi tersebut, para profesional kesehatan telah melakukan aksi duduk dan pawai, sambil memegang plakat dan meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan keadilan. Pemandangan serupa telah disaksikan di Delhi, Mumbai, Chennai, dan kota-kota besar lainnya, tempat para dokter berkumpul di luar rumah sakit dan kantor-kantor pemerintah untuk menyuarakan keprihatinan mereka.

 


Tuntutan Asosiasi Medis India

ilustrasi pemerkosaan

IMA telah mengajukan beberapa tuntutan kepada pihak berwenang. Pertama, mereka menyerukan penyelidikan menyeluruh dan profesional terhadap kasus pemerkosaan dan pembunuhan tersebut, dengan jangka waktu tertentu untuk memberikan keadilan. Mereka juga menuntut identifikasi dan hukuman bagi mereka yang terlibat dalam vandalisme di tempat-tempat rumah sakit setelah insiden tersebut.

IMA mengadvokasi perombakan kondisi kerja dan kehidupan para dokter residen, termasuk penerapan langkah-langkah keamanan wajib di rumah sakit untuk mencegah insiden semacam itu di masa mendatang. Salah satu tuntutan utama adalah pemberlakuan undang-undang pusat untuk mencegah kekerasan terhadap para profesional kesehatan. 

IMA telah menekankan perlunya rumah sakit dinyatakan sebagai zona aman, dengan hak keamanan yang memadai bagi dokter dan staf medis lainnya. Ini termasuk pemasangan sistem pengawasan, penempatan personel keamanan, dan penegakan hukum yang ketat untuk mencegah segala bentuk kekerasan atau pelecehan terhadap petugas kesehatan.

Mogok kerja tersebut berdampak signifikan pada layanan medis di seluruh negeri. Dengan penangguhan operasi rutin dan operasi elektif, pasien menghadapi penundaan dan gangguan dalam perawatan mereka.

Namun, komunitas medis telah memastikan bahwa layanan darurat dan perawatan kritis tetap tidak terpengaruh, menunjukkan komitmen mereka terhadap perawatan pasien bahkan di tengah protes.

IMA telah mendesak masyarakat untuk memahami betapa seriusnya situasi ini dan mendukung tujuan mereka, menekankan bahwa pemogokan adalah langkah yang diperlukan untuk membawa perubahan jangka panjang yang akan menguntungkan baik tenaga kesehatan maupun pasien.

 


Rentannya nasib tenaga kerja kesehatan di India

Ilustrasi pemerkosaan (Istimewa)

Insiden tragis di Kolkata juga telah memicu perbincangan yang lebih luas tentang keselamatan dan kondisi kerja tenaga kesehatan di India.

Dokter sering bekerja berjam-jam dalam kondisi yang penuh tekanan, dengan keamanan dan dukungan yang tidak memadai. Pandemi COVID-19 semakin memperburuk tantangan ini, menyoroti perlunya reformasi sistemik untuk memastikan kesejahteraan mereka yang berada di garis depan perawatan kesehatan. 

Tuntutan IMA untuk kondisi kerja dan langkah-langkah keamanan yang lebih baik bukanlah hal baru, tetapi insiden baru-baru ini telah menambah urgensi pada seruan untuk bertindak ini.

Menanggapi protes tersebut, beberapa pemerintah negara bagian telah menyatakan dukungan mereka terhadap komunitas medis dan berjanji untuk mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah mereka. Pemerintah Benggala Barat, tempat terjadinya insiden tersebut, telah mengumumkan pembentukan satuan tugas khusus untuk menyelidiki kasus tersebut dan memastikan keadilan bagi korban. 

Negara bagian lain juga telah berjanji untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan di rumah sakit dan memperbaiki kondisi kerja para profesional kesehatan.

Mogok kerja dan protes para dokter di seluruh negeri telah menarik perhatian pada isu-isu kritis yang dihadapi komunitas medis di India. Pemerkosaan dan pembunuhan tragis terhadap dokter magang di Kolkata telah menjadi katalisator perubahan, yang mendorong seruan mendesak untuk keadilan dan reformasi sistemik.

Seiring berlanjutnya pemogokan, masih harus dilihat bagaimana pihak berwenang akan menanggapi tuntutan komunitas medis dan langkah-langkah apa yang akan diterapkan untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan para profesional kesehatan di India ke depannya.

Infografis Daftar Penyedia Layanan Konsultasi Korban Kekerasan Seksual. (Trisyani/Liputan6.com)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya