Laporan Blok Regional SADC: Kekeringan Akibat El Nino di Afrika Selatan Bikin 68 Juta Orang Menderita

Blok Regional SADC menyebut, sekitar 68 juta orang atau 17 persen dari populasi di Afrika Selatan membutuhkan bantuan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 21 Agu 2024, 13:00 WIB
Negara-negara yang berada dalam kawasan Tanduk Afrika kini tengah mengalami kekeringan, Kenya, Jumat (3/3). PBB menyerukan masyarakat internasional untuk bertindak membantu krisis di negara afrika tersebut. (AP Photo / Ben Curtis)

Liputan6.com, Cape Town - Sekitar 68 juta orang di Afrika Selatan menderita dampak kekeringan yang disebabkan El Nino. Masalah iklim itu dilaporkan telah memusnahkan tanaman pangan di seluruh wilayah di negara tersebut, demikian laporan terbaru dari Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC) pada Sabtu (17/8/2024).

SADC merupakan organisasi antar pemerintah yang punya tujuan untuk memajukan kerja sama dan integrasi sosio-ekonomi regional serta kerja sama politik dan keamanan di antara 16 negara di Afrika bagian selatan

Kekeringan yang dimulai pada awal tahun 2024 telah menghantam produksi tanaman pangan dan ternak, menyebabkan kekurangan pangan dan merusak ekonomi di negara tersebut, dikutip dari Japan Today, Rabu (21/8).

Para kepala negara dari 16 negara Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC) bertemu di ibu kota Zimbabwe, Harare, untuk membahas berbagai isu regional termasuk ketahanan pangan.

Sekitar 68 juta orang, atau 17 persen dari populasi wilayah tersebut, membutuhkan bantuan, kata Elias Magosi, sekretaris eksekutif SADC.

"Musim hujan tahun 2024 merupakan musim yang penuh tantangan dengan sebagian besar wilayah mengalami dampak negatif dari fenomena El Nino yang ditandai dengan datangnya hujan yang terlambat," katanya.

Ini adalah kekeringan terburuk di Afrika Selatan selama bertahun-tahun, karena kombinasi El Nino yang terjadi secara alami dan suhu rata-rata yang lebih tinggi yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca.

Negara-negara termasuk Zimbabwe, Zambia, dan Malawi telah menyatakan krisis kelaparan sebagai keadaan bencana, sementara Lesotho dan Namibia telah meminta bantuan kemanusiaan dari berbagai sumber lantaran permasalah serupa.

 


Permohonan Bantuan

Seekor sapi tergeletak di Bandarero, Kenya, Jumat (3/3). Kenya kini tengah menghadapi kekeringan parah dan krisis pangan. (AP Photo / Ben Curtis)

Kawasan tersebut meluncurkan permohonan pada Mei 2024 untuk bantuan kemanusiaan senilai USD 5,5 miliar guna mendukung respons kekeringan.

Tetapi, hingga kini sumbangan belum tersedia, kata ketua SADC Joao Lourenco.

"Jumlah yang dimobilisasi sejauh ini sayangnya di bawah jumlah yang diperkirakan dan saya ingin menegaskan kembali permohonan ini kepada mitra regional dan internasional untuk melipatgandakan upaya mereka guna membantu masyarakat kita yang telah terkena dampak El Nino," katanya dalam pertemuan puncak tersebut.

Kekeringan menjadi pokok bahasan utama dalam pertemuan puncak tahun ini, di samping isu-isu seperti konflik yang sedang berlangsung di Republik Demokratik Kongo bagian timur, yang menurut Lourenco merupakan sumber perhatian besar.

Infografis Tips Hadapi Suhu Panas dan Gerah. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya