Cuaca Hari Ini Selasa 20 Agustus 2024: Langit Pagi Jabodetabek Berawan

Langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada hari ini, Selasa (20/8/2024) seluruhnya diprakirakan berawan, kecuali Depok, Jawa Barat cerah berawan. Demikianlah prediksi cuaca hari ini.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 21 Agu 2024, 21:58 WIB
Kawasan gunung Gede-Pangrango terlihat samar menjadi latar belakang pemandangan di Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta, Kamis (18/2/2021). Jika cuaca cerah, kawasan gunung Gede-Pangrango bisa terlihat dengan jelas dari atas jembatan layang Jalan HBR Motik. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada hari ini, Selasa (20/8/2024) seluruhnya diprakirakan berawan, kecuali Depok, Jawa Barat cerah berawan. Demikianlah prediksi cuaca hari ini.

Berdasarkan laporan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jakarta siang nanti sebagiannya diprakirakan berawan dan berawan tebal.

Untuk malam hari nanti, cuaca Jakarta hampir keseluruhannya diprediksi berawan tebal, kecuali Jakarta Barat dan Jakarta Selatan berawan.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Jawa Barat cuaca pagi ini dan malam nanti diprakirakan berawan, namun siang hari cerah berawan.

Lalu di Depok, Jawa Barat diprediksi langit pagi hingga siang bakal cerah berawan dan malam nanti berawan tebal. Di Kota Bogor, Jawa Barat cuaca pagi hingga siang diprakirakan berawan dan malam nanti berawan tebal.

Sementara itu di Kota Tangerang, Banten pada sepanjang hari ini diprediksi BMKG melalui laman resminya www.bmkg.go.id bakal berawan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Berawan  Berawan Tebal  Berawan
 Jakarta Pusat   Berawan  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Jakarta Selatan   Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Timur   Berawan  Berawan  Berawan Tebal
 Jakarta Utara   Berawan  Berawan  Berawan Tebal
 Kepulauan Seribu   Berawan  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Bekasi   Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Depok   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan Tebal
 Kota Bogor   Berawan  Berawan  Berawan Tebal
 Tangerang  Berawan  Berawan  Berawan

Cuaca Jakarta Terasa Panas Akhir-akhir Ini, Begini Penjelasan BMKG

Pejalan kaki mengenakan payung untuk menghindari panas matahari di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (26/9/2023). (merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan soal penyebab dari cuaca panas yang ada di Jakarta belakangan ini. 

BMKG menyebut, cuaca panas Jakarta karena sedang memasuki puncak musim kemarau. Hal itu seperti disampaikan Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto.

Dia menjelaskan, data pada Sabtu 17 Agustus 2024, suhu cuaca tertinggi terpantau di Stasiun Meteorologi Kertajati, yakni 35,6 derajat Celsius.

"Lalu di Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang 35,2 derajat Celsius, di Stasiun Meteorologi Mutiara Sis-Al Jufri Palu 35 derajat Celsius, dan Stasiun Meteorologi Nangapinoh Kalimantan Barat 34,9 derajat Celsius," papar Guswanto, melalui keterangan tertulis, Minggu, 18 Agustus 2024.

"Itu adalah pengamatan BMKG, jadi di Jakarta kan tidak masuk nih di sini, Tanjung Priok enggak ada di sini. Jadi berarti di bawah itu gitu loh, berarti nilainya di bawah itu," sambung dia.

Guswanto mengatakan, suhu panas tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di Jakarta.

Sebab, kata dia, suhu panas tengah melanda wilayah selatan ekuator yang memiliki pola hujan, yaitu monsun, seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.


Penyinaran Matahari Bisa Langsung

Ilustrasi Lipsus Cuaca Panas

Guswanto menjelaskan, pola monsun itu sebenarnya lebih terkait kepada musim kemarau, di mana, pada saat ini musim kemarau matahari itu berada di sisi utara ekuator.

"Pada saat musim kemarau itu uap airnya sedikit ya pertumbuhan awan hujan bahkan mungkin sedikit sekali di wilayah selatan itu, Jawa, Bali, Nusa Tenggara itu sangat sedikit," terang dia.

"Sehingga penyinaran matahari itu bisa langsung menembus ke permukaan bumi secara optimum tanpa ada tutupan awan yang menghalangi sehingga terasa panas," sambung Guswanto.

Selain itu, Guswanto menjelaskan, suhu biasanya berkorelasi dengan ketinggian. Menurutnya, Jakarta adalah daerah yang memiliki ketinggian sangat rendah, yaitu ketinggiannya sekitar 12 meter di atas permukaan laut (MDPL).

"Sehingga suhu itu 31 (derajat Celsius), tapi kalau dia semakin naik ketinggiannya, misalkan lari ke puncak. Puncak itu ketinggiannya misalkan 800 (MDPL), maka suhu di sana otomatis setiap kenaikan 100 meter, suhu itu akan turun setengah sampai 0,5 sampai 0,6 derajat Celsius, gitu," ucap dia.

Dia menyebutkan, pada Juli-Agustus, memang tengah masuk puncak musim kemarau. Hal tersebut yang membuat cuaca di Jakarta dan sekitarnya terasa lebih panas.

"Ya seperti yang disampaikan BMKG dan dirilis, memang bulan Juli-Agustus ini adalah puncak musim kemarau," tandas Guswanto.

Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya