Jadi Warisan Jajanan Nusantara, Klaster Kampung Klepon di Sidoarjo Mampu Bangkitkan Ekonomi Desa

Jajanan kue klepon tentu menjadi unggulan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Desa Bulang. Kondisi ini semakin diperkuat dengan kehadiran BRI melalui program Klasteku Hidupku yang membantu mengembangkan usaha para pedagang.

oleh stella maris diperbarui 20 Agu 2024, 09:46 WIB
Jadi Warisan Jajan Nusantara, Klaster Kampung Klepon di Sidoarjo Mampu Bangkitkan Ekonomi Desa/Istimewa.

Liputan6.com, Jakarta Saat dikecap langsung ‘pecah’ di mulut. Rasa manis dari lelehan gula aren bercampur aroma pandan menjadi hal pertama yang dirasakan ketika mencicipi klepon. Ya, kudaman berwarna hijau dan memiliki tekstur kenyal ini sudah lama menjadi bagian warisan jajanan Nusantara.

Bagi masyarakat Pulau Jawa, tentu tidak asing dengan rasa kue klepon. Keberadaannya juga mudah ditemui. Bahkan terdapat satu desa berjuluk 'Kampung Klepon' di Sidoarjo, Jawa Timur. Nah, apabila sedang di Sidoarjo, sempatkan mampir ke Desa Bulang, Kecamatan Prambon. Jajaran pengusaha klepon binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan mudah ditemukan di sepanjang jalan dengan harga relatif terjangkau.

Salah satu pengusaha klepon tersohor di Desa Bulang, yakni Klepon Hj Nunuk . Usaha ini sudah dijalankan turun menurun sejak 1980. Nugraeni Lantarati pemilik Klepon Hj Nunuk merupakan pioner penjual klepon Desa Bulang. Sebagai generasi keempat, di tangannya resep warisan dan tradisi berjualan klepon dari sang nenek terus dilestarikan.

"Sajian kue klepon kami selalu disajikan dalam kondisi hangat, sehingga banyak pelanggan yang mencarinya karena dinilai memiliki rasa enak," ujar Nugraeni saat tim Jelajah Merdeka berkunjung ke Desa Bulang pada akhir Juni 2024.

Sebagai Ketua Klaster Klepon Bulang, Hj Nunuk tidak kenal lelah melestarikan warisan kue klepon sebagai jajan Nusantara. Apalagi sejak dulu, keluarga Hj Nunuk tidak ragu membagikan resep klepon kepada bagi warga Desa Bulang. Alhasil kini kurang lebih 70% warga Desa Bulang menjadi pengusaha klepon seperti keluarga Hj Nunuk. 

 

Jadi Warisan Jajan Nusantara, Klaster Kampung Klepon di Sidoarjo Mampu Bangkitkan Ekonomi Desa/Istimewa.

Ramainya pengusaha klepon, semakin menguatkan identitas Desa Bulang sebagai 'Kampung Klepon'. Kelapa Dusun Bulang, Suyit, mengaku dengan mayoritas warganya menjalani bisnis sebagai pengusaha klepon, wilayahnya menjadi tujuan wisata kuliner bagi warga lokal dan pendatang yang ingin merasakan sensasi nikmatnya kue kenyal berwarna hijau itu.

Dengan semakin banyaknya pengunjung, Suyit merasakan betul warga Desa Bulang semakin bergairah menjalankan bisnis klepon. Meski terlihat bersaing, sebenarnya para pedagang klepon Desa Bulang justru lebih sering berkolaborasi. Seperti dirasakan Julaikah, pemilik usaha Klepon Anggun di Desa Bulang. Meski berjarak sekitar 50 meter dari Klepon Hj Nunuk, kondisi ini justru menjadi peluang baik baginya.

Masuk sebagai klaster binaan BRI, Julaikah menceritakan sudah sejak 2013 mendirikan bisnis kue klepon. Sejauh ini tantangan yang dirasakan bukan persaingan dengan para pedagang klepon sekitar. Melainkan kenaikan harga bahan pembuatan klepon. Mulai dari kacang, gula hingga tepung. 

“Selama 11 tahun ini, tantangannya itu kenaikan harga. Yang tadinya murah sekarang harganya melonjak cukup tinggi,” ujar Julaikah.

Jajanan kue klepon tentu menjadi unggulan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Desa Bulang. Kondisi ini semakin diperkuat dengan kehadiran BRI melalui program Klasteku Hidupku yang membantu mengembangkan usaha para pedagang.

 


Menjadi UMKM Unggul Melalui Klasterku Hidupku BRI

Jadi Warisan Jajan Nusantara, Klaster Kampung Klepon di Sidoarjo Mampu Bangkitkan Ekonomi Desa/Istimewa.

Kerja sama antara BRI dengan pedagang klepon Desa Bulang tidak hanya berkaitan dengan permodalan. BRI bahkan terlibat langsung dalam pembinaan hingga berinteraksi langsung dengan Hj Nunuk bersama para pelaku UMKM Klepon yang tergabung dalam klaster binaan. Dari situ, terlihat bahwa usaha klepon warga Desa Bulang memiliki potensi untuk berkembang. Ditambah kekompakan para anggota klaster klepon ini untuk terus memajukan usahanya.

Program Klasterku Hidupku dari BRI merupakan wadah bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya. Melalui berbagai kegiatan pendampingan tersebut, pelaku UMKM diharapkan bisa mendapatkan kesempatan mengembangkan produknya. Hj Nunuk mengakui kehadiran BRI melalui Klasterku Hidupku membuat anggota klaster klepon menjadi semakin terbantu. Bantuan peralatan produksi klepon ditambah dengan pendampingan layanan dan produk BRI  tentu membuat para pelaku UMKM klepon binaan BRI semakin bersemangat.

 

Jadi Warisan Jajan Nusantara, Klaster Kampung Klepon di Sidoarjo Mampu Bangkitkan Ekonomi Desa/Istimewa.

"Alhamdulillah, kami di Kampung Klepon sangat terbantu dan berterimakasih dengan kehadiran BRI. Dan sekarang kami semakin maju lagi," ujar Hj Nunuk menjelaskan.

Berkat program Klasterku Hidupku BRI, pelaku UMKM klepon Desa Bulang juga mendapat bantuan alat masak. Melalui bantuan ini, sekaligus menjadi bukti nyata BRI berada di tengah masyarakat dalam membantu mengembangkan usaha di tengah masyarakat.

Di samping itu, BRI juga memberikan layanan literasi perbankan lewat digitalisasi dengan menghadirkan pembayaran digital melalui QRIS. Para pelaku UMKM klepon binaan BRI juga mendaftarkan rekening melalui BRImo, agar lebih mempermudah dalam pembayarannya. Terpisah, Direktur Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa BRI memiliki komitmen untuk terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM lewat program Klasterkuhidupku. 

 

Jadi Warisan Jajan Nusantara, Klaster Kampung Klepon di Sidoarjo Mampu Bangkitkan Ekonomi Desa/Istimewa.

Program tersebut menjadi wadah yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya. Dengan pemberdayaan dan pendampingan tersebut, pelaku UMKM dapat mengembangkan produknya dan memperluas usaha, hingga nantinya UMKM yang tumbuh dapat menjadi inspirasi bagi pelaku usaha di daerah lain.

"BRI berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM, tidak hanya dengan memberikan modal usaha, tetapi juga melalui pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya, sehingga UMKM dapat tumbuh dan berkembang” ujar Supari. 

 

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya