APS Buka Penerimaan Karyawan Baru di Bandara Ngurah Rai saat Mogok Kerja

Angkasa Pura Supports (APS) menyatakan telah melakukan langkah antisipasi dan mitigasi untuk menjaga operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Agu 2024, 16:45 WIB
Angkasa Pura Supports (APS) membuka penerimaan karyawan untuk penempatan di Bandara I Gusti Ngurah Rai saat terjadi aksi mogok serikat pekerja. (AFP/DICKY BISINGLASI)

Liputan6.com, Jakarta - Angkasa Pura Supports (APS) membuka penerimaan karyawan untuk penempatan di Bandara I Gusti Ngurah Rai atau Bandara Ngurah Rai  saat terjadi aksi mogok serikat pekerja.

Mengutip Antara, Selasa (20/8/2024), perseroan tak memberi komentar mengenai rekrutmen. Namun, Branch Manager APS Denpasar Djoko Setyo Pembudi menuturkan, pihaknya hanya menyampaikan telah melakukan langkah atas kejadian mogok kerja tersebut.

"Manajemen APS telah melakukan langkah antisipasi dan mitigasi untuk menjaga operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar berjalan dengan normal melayani pengguna bandara," ujar dia dalam keterangan resmi, seperti dikutip dari Antara.

Saat pengumuman, Angkasa Pura Supports selaku penyedia tenaga kerja untuk Bandara I Gusti Ngurah Rai membuka lowongan kerja untuk posisi aviation security dan aviobridge yang mayoritas diisi oleh pekerja yang mengikuti aksi.

Tertulis rekrutmen pegawai baru ini berlangsung singkat dengan maksimal pengumpulan berkas persyaratan pada Minggu 25 Agustus 2024. Pengumuman lowongan kerja ini dibagikan APS pada hari pertama ratusan pegawai mogok kerja yaitu Senin, 19 Agustus 2024. Rencana aksi itu berlangsung selama tiga hari.

"Dalam hal ini (aksi mogok kerja) APS telah berkoordinasi dan mengkomunikasikan dengan stakeholder terkait untuk memastikan semua layanan operasional APS di setiap pos layanan tetap berjalan normal,” kata Djoko.

Sementara itu, Ketua Umum Serikat Pekerja Mandiri (SPM) APS Made Dodik Satriawan yang sedang mengikuti aksi di area bandara menuturkan sangat menyayangkan tindakan perusahaan.

"Kami sangat menyayangkan sikap manajemen, kami lagi berjuang mereka malah mengeluarkan lowongan kerja, sampai hari ini pihak perusahaan tidak menjawab tuntutan kami yang dikeluarkan justru lowongan kerja dan intimidasi," kata Dodik Satriawan.

 


Keterlambatan Layanan

Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali kedatangan pesawat siluman F-35 dari Penerbang Angkatan Udara Australia (Royal Australian Air Force-RAAF) (dok: @militer.udara)

Serikat pekerja melihat rekrutmen yang berlangsung tiba-tiba dan sangat singkat ini tidak etis dilakukan di tengah perusahaan yang sedang bermasalah, tetapi kondisi kepadatan pergerakan di bandara dinilai jadi penyebabnya.

Dodik menuturkan, sejak kemarin pada jam-jam tertentu terjadi pergerakan penumpang yang tinggi hingga menyebabkan keterlambatan layanan, ini diakibatkan oleh berkurangnya 250 karyawan tiap shift dan digantikan oleh karyawan organik yang tidak sepenuhnya sesuai ranah kerja.

Serikat pekerja yang masih bertahan dalam gerakan ini memastikan akan tetap mogok kerja hingga besok dan lusa kembali bekerja. Adapun tuntutan mereka adalah penghapusan kata "project" dalam Surat Keputusan Pegawai Tetap Project, yang membuat status mereka di perusahaan abu-abu dan mempengaruhi kesejahteraan yang semestinya menjadi hak mereka.


Ratusan Pekerja Bandara Ngurah Rai Mogok Kerja, Ini Gara-garanya

Petugas bandara berjalan di area keberangkatan internasional di bandara Ngurah Rai di Tuban dekat Denpasar di pulau resor Bali (5/10/2021). Bandara Ngurah Rai akan kembali dibukan pada 14 Oktober untuk beberapa pelancong internasional. (AFP/Sony Tumbelaka)

Sebelumnya, kurang lebih 250 pekerja Bandara Bandara I Gusti Ngurah Rai melakukan mogok kerja pada Senin pagi ini. Langkah mogok kerja ini dilakukan menuntut penghapusan kata project dalam Surat Keputusan Pegawai Tetap Project yang membuat status mereka abu-abu. 

General Manager (GM) Bandara Ngurah Rai Handy Heryudhitiawan mengatakan, meskipun ratusan karyawan Bandara Ngurah Rai melakukan mogok kerja tapi bandara tetap beroperasi normal.

“Operasional bandara tetap berjalan normal seperti biasa, serta tidak terdapat kendala dalam pelaksanaan pelayanan kepada para pengguna jasa bandara,” katanya dikutip dari Antara, Senin (19/8/2024).

Aksi mogok kerja dilakukan oleh ratusan karyawan di Bandara I Gusti Ngurah Rai yang berada di bawah naungan Angkasa Pura Supports (APS), dimana setiap pergantian shift kerja sebanyak 250 orang tidak akan datang ke unitnya untuk bekerja, melainkan mengikuti aksi mogok di area parkir sepeda motor bandara.

Handy mengatakan sejauh ini kondisi pelayanan di bandara dapat terkendali dengan memaksimalkan karyawan organik dari bandara yang secara rata-rata perbandingan jumlahnya 1:2 dengan tenaga kerja dari APS.

Pihak bandara mengaku sudah mendapat surat rencana melakukan mogok kerja sebelumnya, sehingga dapat mengatur strategi. “Yang utama bandara tidak boleh tutup, tidak boleh terganggu. Syukurnya, pagi ini atas dukungan berbagai pihak semua bisa berjalan, operasional berjalan dengan normal dengan saat ini diisi oleh pegawai organik dan pegawai lainnya yang tidak ikut aksi,” ujarnya.

 


Minta Mitra Bertanggungjawab

Penumpang Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Handy juga mengatakan sudah berkoordinasi dengan mitranya yaitu APS yang berjanji akan bertanggung jawab.

Ia mengingatkan bandara adalah objek vital yang harus selalu memberikan layanan optimal, sehingga diharapkan mitranya selaku penyedia tenaga kerja segera menemukan solusi.

“Respon mereka mau bertanggung jawab, mereka berusaha memastikan untuk memenuhi. Saya belum tahu tiga hari ke depan, karena harusnya ditanya ke Angkasa Pura Supports,“ kata Handy.

Sementara itu Ketua Umum Serikat Pekerja Mandiri APS Made Dodik Satriawan mengatakan aksi ratusan karyawan ini untuk menuntut penghapusan kata project dalam Surat Keputusan Pegawai Tetap Project yang membuat status mereka abu-abu.

“Nanti kita lihat perkembangannya, pergerakan bisa kita lihat, terutama di terminal internasional yang padat banget pergerakannya mulai siang. Kalau pagi masih bisa mereka kendalikan,” ujarnya.

Serikat pekerja berharap hilangnya sebagian besar tenaga di dalam bandara baik dari unsur aviation security, customer service, dan unit lainnya, selama tiga hari dapat membuat penyedia jasa melirik dan mengabulkan tuntutan mereka. 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya